Table of Contents
Penyaliban Yesus Kristus sudah menimbulkan silang pendapat di kalangan umat Muslim. Meskipun Al Qur’an membicarakan mengenai kematian Kristus sebelum kenaikan-Nya ke surga, namun para Sarjana Agama Islam tidak sependapat sehubungan dengan penafsiran kata ”inni mutawaffeeka” (yang diterjemahkan ”me-nyampaikan kamu pada akhir ajalmu” ) dalam Surat Ali Imran 55. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ini tidak menunjuk pada ”kematian”, sementara yang lain lagi menegaskan bahwa Kristus benar-benar mati. Ada banyak pendapat dan penafsiran tentang hal ini, yang disampaikan oleh pakar-pakar seperti Al Tabari dan Al Zamkhashri dari sekolah-sekolah Muslim yang ter-kenal.
Beberapa ahli berpendapat bahwa istilah ”inni mutawaffeka” berarti:
Tidur.-- Al Muthana dalam pernyataannya mengatakan, ”Saya diberitahu oleh Ishaq (sebagaimana yang dilaporkan kepadanya oleh Abdul Allah Ibnu Jaafar dan Al Rabiam bahwa ”inni mutawaffeeka” berarti ”suatu ketiduran dari kematian dan Allah membangkitkan Dia dari tidur-Nya”.
Penggenapan atau penyelesaian -- Pendapat Ali Ibnu Suhail dan Domra Ibnu Rabia dan Ibnu Shuthab dan Matar al Waraq, yang mengatakan bahwa itu berarti, ”Aku, Allah mengumpulkan kau dari dunia bukan dengan kematian”.
Memegang atau Menguasai. -- Yunis yang mengatakan, ’Ibnu Wahab dan Ibnu Zeid telah mengatakan kepada kita bahwa ”inni mutawaffeeka” mengandung arti ”Aku memegang – menguasai – engkau”. Dia tidak mati dan tidak akan mati sampai Dia membinasakan Anri Kristus. Sesudah itu barulah Dia mati.
Abu Jaafar al Tabari, menghubungkan hal ini dengan Hadist Muhammad yang mengatakan, ”Isa (Yesus), Putera Maryam, akan turun dan membunuh Anti-Kristus, kemudian akan tinggal di bumi untuk sementara waktu (yang tidak ditentukan) dan kemudian Dia akan mati dan umat Muslim akan memuji Dia”.
Kelompok yang mempertahankan bahwa istilah ini berarti kematian yang sesungguhnya, juga mempunyai banyak penafsiran sehubungan dengan hal ini.
Al Muthana, mengutip dari Abdul Allah Ibnu Salih dan Muawiheh dan Ali Ibnu Abbas, mengatakan bahwa ”inni muta-waffeeka” berarti ”Aku membuat engkau mati.”
Ibnu Hamid sebagaimana disampaikan oleh Salma dan Ibnu Ishaq dan Wahab Ibnu Munabbih, Allah telah menjadikan Isa, Anak Maryam mati selama tiga jam dan kemudian membangkitkan Dia (Jamia al-Bayan 3:289-292).
Tafsiran Al Imam Al Razi, dari kutipan kami pada ayat-ayat berikut ini , mengatakan bahwa ketika Allah berfirman, ”Ya ’Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku”. Ini menunjukkan bahwa Allah secara khusus meninggikan Dia. Pertama, ”inni mutawaffeeka” dengan mening-gikan Dia, dan ayat lainnya yang berasal dari Isa (Yesus) sendiri yang bunyinya, ”Ketika Engkau mengambil aku, Engkau sendi-rilah Penjaga terhadap mereka,” yakni penjaga Dia.
Perbedaan pendapat dari para ahli tafsir sehubungan dengan dua ayat ini ditunjukkan dalam dua cara. Sebagian dari mereka menerima ayat-ayat ini secara harafiah, sedangkan sebagian yang lain melihat bahwa dalam ayat-ayat dimaksud ada arti yang tersembunyi.
Kelompok yang pertama mengatakan bahwa ”mutawaffeeka” berarti ”hidupmu telah digenapi, sebab itu Aku (Allah) akan mengambil engkau, dan tidak mengijinkan mereka (yakni kaum Yahudi) membunuhmu. Tetapi Aku akan menaikkan engkau ke surga dan menetapkanmu untuk tinggal di antara para malaikat-Ku, dan Aku akan melindungimu agar mereka tidak akan dapat membunuhmu.”
Kelompok yang kedua mengatakan bahwa ”mutawaffeeka” berarti ” Aku membuat engkau mati”. Menurut Ibnu Abbas dan Hamma Ibnu Ishaq, istilah ini berarti, ”Musuh-musuh-Nya, yakni umat Yahudi, tidak diijinkan membunuh Dia, maka Allah meninggikan Dia dengan mengangkat Dia ke surga.” Pendapat-pendapat ini juga berbeda dalam tiga hal:
Wahab berkata, ”Dia telah mati selama tiga jam dan kemudian diangkitkan.”
Muhammad Ibnu Ishaq berkata, ”Dia telah mati selama tujuh jam, kemudian Allah membangkitkan Dia kepada hidup dan mengangkat Dia ke surga.”
Al Rabia Ibnu Una berkata, bahwa Allah menjadikan Dia mati ketika Ia mengangkat Dia ke surga. Allah berfirman, ”Allah mengumpulkan roh-roh dari kematian dan mereka tidaklah mati dalam ketidurannya.”
Karena adanya perbedaan pendapat dan tafsiran di antara para pakar Muslim terhadap satu ayat di dalam Al Qur’an sehubungan dengan saat-saat terakhir dari kehidupan Yesus, maka setiap pencari kebenaran yang jujur dan tulus hati, harus melihat kembali pada catatan Injil, yang tidak memerlukan tafsiran lagi. Dalam mana tidak dijumpai adanya pertentangan, mengenai kematian Kristus, kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga.
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 1:22-24), Paulus yang adalah seorang rasul mengatakan, Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan; untuk orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Dalam pasal 2, ayat 1 sampai 2, dia berkata, Demikianlah pula aku, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk me-nyampaikan kesaksian Allah kepada kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Secara umum kalau kita merenungkan perkataan yang disampaikan oleh para rasul, maka kita akan melihat bahwa Injil yang mereka beritakan sejak awal Kekristenan, yang diterima dan diyakini, yang olehnya mereka diselamatkan, adalah berita yang menggembirakan, sebagaimana disimpulkan Paulus dalam 1 Korintus 15:1-4, Dan sekarang saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu, kecuali kalau kamu telah sia-sia menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karenma dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.
Meskipun demikian, sesudah melalui masa lebih dari 500 tahun sejak Paulus dan penyebaran Injil ke seluruh dunia, ternyata masih saja ada orang yang menentang dan tidak mempercayai kebenaran ini dengan mengatakan kepada umat Kristen, ”Kamu sesat dalam agamamu.” Kemungkinan para penentang ini adalah penganut paham yang menyimpang dari antara orang-orang Yahudi yang masuk Kristen, dimana nenek moyang mereka adalah orang-orang yang mempercayai ajaran bahwa Kristus tidak akan atau tidak mati. Kita sungguh sangat berterima kasih kepada Yohanes, salah satu dari penulis Kitab Injil, yang menyebutkan tentang hal ini ketika dia menuliskan bagi kita perkataan orang-orang Farisi di dalam Yohanes 12:34, Lalu jawab orang itu: ’Kami telah mendengar dari Hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya. Bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?'
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa ajaran yang menyimpang ini telah menyebar secara luas di antara umat Kristen di jazirah Arab, yang mengatakan bahwa Kristus sanggup merubah diri-Nya dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dan ketika musuh-musuh-Nya datang untuk menangkap-Nya, Dia berubah rupa menjadi seperti orang lain yang kemudian disalibkan ganti Dia, sedangkan Kristus sendiri diangkat kepada Yang mengutus-Nya, sambil merendahkan orang-orang yang memusuhi-Nya.
Ayat-ayat yang ada dalam Al Qur’an sehubungan dengan saat-saat terakhir Kristus, sejalan dengan kisah ini dan bertentangan dengan pandangan umat Yahudi. Dikatakan dalam Surat An Nissa 157,158,Dan karena ucapan mereka (orang-orang Yahudi); ’Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih.’ Isa Putera Maryam Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibkannya, tetapi yang mereka bunuh ialah (orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka). Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan ’Isa, benar-benar dalam keraguan tentang siapa yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali meraba-raba belaka; mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ’Isa. Tetapi yang sebenarnya Allah telah menangkat ’Isa kepada-Nya ...
Kita dapat memahami dengan jelas bahwa ajaran yang menyimpang itu sepertinya tetap membayangi Kekristenan, bahwa Salib, menurut pandangan mereka, bukanlah sebuah peristiwa sejarah, bukan juga ajaran tentang penebusan, tetapi hanya dianggap sebagai simbol atau sekedar tanda, tidak ubahnya seperti ”bintang” yang membimbing orang-orang Majus, menuju ke palungan di Betlehem, atau seperti kemunculan burung merpati pada waktu baptisan Yesus di sungai Yordan. Kenyataan bahwa salib yang berat, tempat di mana Kristus digantung adalah mezbah penebusan, tempat di mana Anak Domba Allah dikorbankan untuk menghapus dosa dunia, tidak dianggap penting oleh mereka! Mereka menolak kebenaran yang diberitakan oleh Paulus kepada bangsa-bangsa sebagaimana dikemukakan dalam Galatia 3:13 dan 14, Kristus telah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ’Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’ Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Barangkali serangan yang paling mendasar terhadap salib, terdapat dalam Injil palsu, yang dikatakan ditulis oleh Yohanes, tetapi sebenarnya sengaja ditulis oleh orang-orang yang sudah menyimpang dari ajaran-ajaran yang benar. Dan paham tentang salib yang keliru itu disebarluaskan kepada kaum Muslim oleh para penyimpang dimaksud di tanah Arab, tempat kelahiran Islam. Sangat disesalkan bahwa banyak teolog Muslim yang tidak sependapat sehubungan dengan hal bagaimana seseorang menggantikan Kristus, yang menyebabkan bermunculannya banyak kisah tentang hal ini. Salah satunya adalah pandangan yang mengatakan bahwa ketika orang-orang Yahudi memutuskan untuk membunuh Kristus, Allah mengangkat Dia ke surga. Karena para pemimpin Yahudi menjadi ketakutan kalau-kalau kaumnya akan bangkit melawan mereka sendiri, maka mereka kemudian mengambil seseorang, membunuhnya dan menyalibkan dia, dengan menyebarkan kebohongan bahwa orang itu adalah Kristus (’Isa). Sedangkan yang lain lagi mengatakan bahwa Allah mengadakan orang lain yang memiliki kemiripan wajah dengan Kristus, yang kemudian mati disalibkan menggantikan Dia.
Ada banyak versi sehubungan dengan kisah ini:
Seorang Yahudi yang bernama Yudas memasuki rumah tempat Kristus berada, dengan maksud menangkap Dia, tetapi tidak mendapatkan-Nya. Allah lalu membuat rupa Kristus (’Isa) pada dirinya, dan ketika dia keluar dari rumah itu, orang banyak mengira bahwa dia itulah ’Isa, dan mereka menangkap serta menyalibkan dia.
Orang-orang Yahudi ketika menangkap ’Isa, menempatkan seorang penjaga atas-Nya, tetapi ’Isa diangkat kepada Allah melalui sebuah mujizat dan Allah membuat wajah ’Isa pada penjaga tersebut, yang kemudian ditangkap, dibawa dan disalibkan, sementara ia berseru ”Aku bukan ’Isa”.
Seorang sahabat Yesus (’Isa) dijanjikan mendapatkan Surga, dan bersedia mati menggantikan Dia. Allah kemudian menjadikan dia serupa dengan wajah ’Isa dan dia dibawa serta disalibkan, tetapi ’Isa diangkat ke surga.
Seorang pengikut ’Isa mengkhianati-Nya, (yaitu Yudas), dan menemui orang-orang Yahudi untuk memimpin mereka kepada-Nya, dan berangkat bersama mereka untuk menangkap dia. Allah membuat dia nampak seperti ’Isa dan dia dibawa serta disalibkan.
Hanya sedikit penafsir Al Qur’an yang sependapat dengan kisah-kisah ini.Al-Jalalan dalam tafsir Al Qur’an terhadap kalimat ”orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka” (Shubbiha lahum) mengatakan bahwa Allah membuat keserupaan ’Isa atas orang mati dan mereka berpendapat bahwa ia adalah ’Isa, dan mereka membunuh dan menyalibkannya. Kalimat ”orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ’Isa ” – artinya bahwa beberapa dari mereka, ketika mereka melihat orang mati itu, berkata ” Wajahnya adalah wajah ’Isa tetapi tubuh itu bukan tubuh-Nya”. Sedangkan yang lain berkata ”Benar itulah Dia’ (Tafsir Al Jalalan, hal.135).
Al-Baidawi mengatakan, ”Ini dikaitkan dengan satu kelompok orang Yahudi yang menangkap ’Isa dan ibunya, dan Dia mengutuk mereka, sehingga berubah menajdi kera dan babi! Kemudian orang-orang Yahudi berteriak-teriak untuk membunuh Dia, tetapi Allah berfirman kepada-Nya bahwa Ia akan diangkat ke surga. Dia bertanya kepada sahabat-sahabat-Nya, ’Siapakah yang bersedia mengambil rupa-Nya dalam dirinya dan dibunuh, disalibkan dan masuk ke surga?’ Seorang di antara mereka menyatakan kesediaannya dan Allah menjatuhkan rupa ’Isa atasnya dan kemudian dia dibunuh dan disalibkan.”
Al-Zamakhshari berkata ”Perkataan ’orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka’ berarti mereka membayangkan demikian atau mereka menduga bahwa mereka telah membunuh dan menyalibkan Dia – demikianlah Dia telah mati dan tidak hidup. Tetapi Dia hidup karena Allah mengambil Dia kepada-Nya.”
Tidak diragukan lagi bahwa semua tasfsiran yang berbeda ini diakibatkan dari kurangnya kata-kata yang jelas dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan hari-hari terakhir kehidupan Kristus di bumi sebagai manusia. Perbedaan mana telah membuka pintu bagi adanya banyak perbedaan dan pandangan-pandangan yang menentang. Kendatipun demikian, seorang sarjana yang teliti seperti Fakhr ed-Din ar Razi dengan secara terus-terang menolak teori ini. Dalam tafsirannya atas Surat Al Imran 55 Ya ’Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku... ia menguraikan masalah perpindahan keserupaan Kristus pada orang lain dalam berbagai cara:
Jika hal itu mungkin untuk menyatakan bahwa Allah memilih menjatuhkan rupa seseorang pada orang lain, maka terbukalah pintu untuk fitnah, perdebatan yang bersifat silat lidah dan yang berakhir dengan tidak memberlakukan nubuatan.
Allah menopang Dia (’Isa) dengan Roh Kudus. Apakah dalam masalah ini Dia tidak mampu melakukannya sendiri? Dia (’Isa) sanggup membangkitkan orang mati, dan apakah Dia tidak mampu untuk melindungi diri-Nya?
Allah dapat menyelamatkan-Nya dengan mengangkat Dia ke surga, jadi apa gunanya membuat orang lain serupa dengan Dia?
Dengan berbuat demikian – yaitu dengan menjadikan orang lain serupa dengan Dia – mereka dipaksa percaya bahwa orang lain itu adalah ’Isa, padahal bukan. Ini adalah suatu penipuan yang tidak sesuai dengan hikmat Allah.
Mayoritas orang Kristen dari Timur ke Barat, dengan kasih mereka kepada Kristus dan semangat yang luar biasa dalam pekerjaan-Nya, telah menyaksikan tentang Dia yang sudah disalibkan. Sebab itu jika kita menyangkali hal ini, maka kita meremehkan kenyataan sejarah (kronologi) peristiwa-peristiwa dan dengan demikian kita mengecilkan nubuatan Muhammad dan ’Isa serta nabi-nabi lainnya.
Maka hal yang masuk akal adalah, bahwa ’orang lain’ dapat mempertahankan dirinya dan berkata bahwa dia itu bukan ’Isa dan itulah yang seharusnya dia perbuat.
Kalau dia tidak berbuat demikian, maka kita tahu bahwa hal itu tidak seperti yang diberitakan. Jika perkataan-perkataan dalam Al Qur’an dianggap tidak mengakui penyaliban Kristus, maka hal itu berarti bahwa mereka tidak mengakui kematian-Nya, sebelum Dia diangkat ke surga. Apabila kita menyimak kehidupan Kristus sebagaimana seperti yang dikemukakan dalam Al Qur’an, maka kita akan menemukan tiga ayat yang menegaskan kematian-Nya, dan dua ayat yang menyatakan bahwa Dia dibunuh.
Surat Maryam 19:33 -- Selamat sejahtera bagiku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku diwafatkan dan pada hari aku dibang-kitkan hidup kembali Dalam ayat ini ada satu pengakuan yang jelas bahwa Kristus menjelma (berinkarnasi), mati dan dibang-kitkan dari kematian daalam bentuk nubuatan dan didasarkan atas mujizat.
Surat Al Imran 3:55 -- (Ingatlah) ketika Allah berkata: ’Ya ’Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku dan menyucikan engkau dari orang-orang yang kafir, sampai dari kiamat’ ” (sampai pada hari kebangkitan)
Surat al-Ma'idah 5:116,117 -- Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya ’Isa anak Maryam, adakah engkau katakan kepada manusia: Ambillah aku dan ibuku menajdi Tuhan, selain daripada Allah. Ia menjawab: Mahasuci Engkau (ya Allah) ... Tiadalah kukatakan kepada mereka, melainkan apa-apa yang Engkau perintahkan kepadaku ... Tatkala Engkau mewafatkanku, Engkaulah yang mengawasi mereka..
Surat al-Baqara 2:87 -- Sesungguhnya telah Kami berikan kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami ikuti kemu-diannya dengan beberapa rasul; dan Kami berikan kepada ’Isa anak Maryam beberapa keterangan, (bahwa ia menjadi rasul) dan kami kuatkan dia dengan roh suci. Adakah tiap-tiap rasul yang datang kepadamu, membawa sesuatu yang tiada diingini oleh hawa nafsumu, lalu kamu sombong; maka segolongan, kamu dustakan dan segolongan lagi kamu bunuh. Kata ”bunuh” di sini kurang jelas dan hanya dapat diterjemahkan dengan ”mematikan". Jika Al Qur’an tidak menyebutkan bagaimana cara pembunuhan Kristus itu terjadi, maka Injil adalah asli dan satu-satunya sumber sehubungan dengan pokok bahasan ini.
Surat Al Imran 3:183 - ”(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang berkata: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kami, bahwa kami tiada akan beriman kepada rasul, kecuali jika rasul itu mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api. Katakanlah: Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul-rasul sebelumku dengan (membawa) keterangan dan dengan yang kamu katakan itu, maka mengapakah kamu bunuh mereka itu jika kamu orang benar?
Jika kita meneliti apa saja yang disampaikan dalam Al Qur’an, maka kita akan menemukan bahwa satu-satunya rasul yang datang dari Allah dengan satu kurban hanyalah Kristus. Surat Al-Maidah 114 berkata, ’Isa anak Maryam: Ya Allah, Tuhan kami, turunkan kepada kami makanan dari langit, untuk jadi perayaan dari kami, bagi awal kami dan akhir kami dan jadi bukti kekuasaan Engkau dan beri rezekilah kami, sedang engkau sebaik-baik yang memberi rezeki.
Sekarang mari kita melihat kembali pada apa yang disampaikan dalam Surat An-Nisa’ 157, ...Padahal bukanlah mereka membunuhnya dan bukan pula menyalibkannya, melainkan orang yang serupa dengan dia... Ini merupakan satu usaha untuk mengeluarkan yang terikat secara harafiah, dari kungkungan huruf, kepada kebebasan Roh yang luas. Jalan yang membawa manfaat ini melapangkan kita menemukan maksud para pimpinan umat Yahudi dalam membunuh Kristus, hal mana telah dengan jelas dipaparkan oleh Yohanes dalam Injil yang ditulisnya, Lalu imam-iman kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ’Apakah yang harus kita buat? Sebab orang ini membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya, dan orang-orang Roma akan datang dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita’. Tetapi seorang di antara mereka yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ’Kamu tidak tahu apa-apa dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.
Sesungguhnya ketika mereka menggantungkan Dia di kayu salib dan setelah Dia mati, mayat-Nya diturunkan dan diletakkan dalam kubur dan pintu kubur ditutup dengan bermeteraikan meterai Pilatus. Mereka bergembira, karena mengira bahwa pada akhirnya mereka bisa menghentikan ajaran-ajaran dan tanda-tanda mujizat-Nya. Dan berharap bahwa kematian-Nya yang mengerikan itu akan dapat menghentikan murid-murid-Nya dari melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Tetapi angin keras dari kehendak Ilahi, akan mengarahkan kapal kekerasan hati bangsa Yahudi ke arah tujuan yang tidak pernah mereka perkirakan sebelumnya, karena ternyata kematian-Nya sebagai penebusan di atas kayu salib sudah menarik perhatian beribu-ribu orang kepada-Nya dengan sekejap. Sesungguhnyalah nubuatan tentang Dia menjadi kenyataan, sebagaimana tertulis dalam Yohanes 12:32, ... dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.
Dengan cara demikian itu juga mujizat-mujizat terus berlangsung melalui para rasul, sesuai dengan kuasa yang diberikan-Nya kepada mereka. Alkitab melaporkan kepada kita di dalam Kisah Para Rasul 19:11 dan 12, Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa sapu tangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka, dan keluarlah roh-roh jahat.
Karena itu kita dapat menerima satu ayat dalam Al Qur’an sebagai suatu kesaksian yang menentang mereka orang-orang yang tidak percaya, saat ia berkata ”Sesungguhnya orang-orang yang bersalah-salahan tentang ’Isa itu dalam keraguan, bukanlah dengan pengetahuan, melainkan menurut dugaan saja; dan tidaklah mereka membunuh ’Isa dengan yakin” (Surat An-Nisa’ 157). Dia bangkit pada hari ketiga, dan selama 40 hari sesudah itu banyak kali menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, kemudian naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah, sejalan dengan perkataan dalam Al Qur’an, ...Sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku ...(Surat Ali Imran 55).
Ada banyak bukti-bukti yang tidak dapat dijelaskan secara terperinci di dalam buku kecil ini. Beberapa dari bukti-bukti tersebut adalah sebagai berikut;
Banyak nubuatan dalam Alkitab menunjuk pada kematian penebusan Kristus di kayu salib, yang semuanya sudah digenapi secara harafiah.
Nubuatan - tentang Kristus yang dijual dengan tiga puluh keping perak.
Zakaria 11:12, Lalu Aku berkata kepada mereka: ’Jika itu kauanggap baik, berikanlah upahku dan jika tidak biarkanlah’. Maka mereka membayar upahku itu dengan menimbang tiga puluh keping uang perak
Penggenapannya - Matius 26:14, Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-iman kepala. Ia berkata, ’Apakah yang hendk kamu berikan kepadaku, supaya Aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Nubuatan - tentang Pembelian tanah Tukang Periuk.
Zakharia 11:13, Tetapi berfirmanlah Tuhan kepadaku, ’Serah-kanlah itu kepada penuang logam! – nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah Tuhan
Penggenapannya - Matius 27:3-8, Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam dan tua-tua, dan berkata, ’Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah. Tetapi jawab mereka, ’Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri. Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-iman kepala mengambil uang perak itu dan berkata, ’Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah’. Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai apda hari ini disebut Tanah Darah.
Nubuatan – tentang penghinaan dan penyaliban.
Mazmur 22:16-18, Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung, mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
Penggenapan - Markus 15:16-20, ’Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya, ’Salam, hai raja orang Yahudi’. Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia mere-ka menanggalkan jubah ungu itu daripada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya.
Nubuatan – dilukai dan dipukuli.
Yesaya 53:5, Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita dilimpahkan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Zakharia 12:10, Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas Yerusalem dan mereka akan memandang dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti meratapi anak Tunggal dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
Penggenapan - Lukas 22:63-65, Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya, ’Cobalah katakan siapa yang memukuli Engkau? Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. Yohanes 19:34,Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Nubuatan – Dia menerima siksaan dengan tenang. Dia dipukul dan diludahi.
Yesaya 53:7, Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti anak induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Yesaya 50:6, Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Penggenapan - Markus 15:19, Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.
Nubuatan – Mereka menghina-Nya.
Mazmur 22:7-8, Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya.
Penggenapan - Matius 27:7-8, Orang-orang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata, ’Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Allah dan yang mau membangunnya kembali dalam tiga hari selamatkanlah diri-Mu, jikalau Engkau Anak Allah turunlah dari salib itu’. Demikian juga imam-imam kepala bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata, ’Orang lain Ia selamatkan tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
Nubuatan – Mengenai Dia ditinggalkan oleh Bapa-Nya.
Mazmur 22:2, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku. Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
Penggenapan - Matius 27:46, Kira-kitra jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, ”Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Nubuatan – Mereka menyuguhkan anggur asam untuk di-minum.
Mazmur 69:22, Pada waktu aku haus, mereka memberi aku mi-num anggur asam
Penggenapan - Yohanes 19:28, Sesudah itu karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci – ’Aku haus’. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang yang telah dicelupkan dalam anggur asam pada seba-tang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Nubuatan – Para Pasukan membagi pakaiannya dengan membuang undi.
Mazmur 22:19, Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku.
Penggenapan - Yohanes 19:23, Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menajdi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian dan jubah-Nya juag mereka ambil.
Nubuatan – tulang-Nya tidak ada yang dipatahkan.
Mazmur 34:21, Ia melindungi segala tulangnya, tidak ada satupun yang patah.
Penggenapan Yohanes 19:32-33, Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
Nubuatan – ditikam dengan tombak.
Zakharia 12:10....Mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam ...
Penggenapan Yohanes 19:34, Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak ...
Nubuatan – kematian-Nya bersama penjahat, tetapi Dia dihormati.
Yesaya 53:9, Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya, ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu daya tidak ada di dalam mulutnya.
Penggenapan Matius 27:57-60, Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia datang menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah dia.
Kristus telah berkali-kali menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa karya keselamatan-Nya itu memerlukan kematian-Nya di kayu salib. Satu kesempatan pada malam perpisahan-Nya, Ia berbicara kepada mereka bahwa Ia akan dikhianati. Pada kesempatan itu Dia kembali membicarakan mengenai berita Injil yang sungguh ajaib dan mengherankan. Berikut ini pernyataan-pernyataan awal yang Dia sampaikan sehubungan dengan akan kematian dan penyaliban-Nya untuk menebus umat manusia.
Matius 16:21, Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Matius 17:22, Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka, ’Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.’ Maka hati murid-murid-Nya itupun sedik sekali.
Matius 26:1-2, Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya,’Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.
Markus 8:31, Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-iman kepada dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Markus 9:31, ”... sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, ’Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.
Markus 10:32-34, Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti-Nya dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terajdi atas diri-Nya, kata-Nya, ”Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-iman kepala dan ahli-ahli Taurat, mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.
Lukas 9:22, Dan Yesus berkata, ’Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yohanes 3:13-14, Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hdiup yang kekal.
Semua orang yang membaca Kitab Kisah Para Rasul dan Surat-Surat mereka akan melihat bahwa ajaran-ajaran yang mereka beritakan dan sebarluaskan di seluruh dunia didasarkan atas berita Kristus yang disalib karena dosa-dosa dunia. Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari perkataan para rasul yang setelah memberitakannya, mereka menuliskannya di bawah pimpinan Roh Kudus, untuk membimbing kita. Kisah Para rasul 2:22,23, Hai, orang-orang Israel, dengarkanlah perkataan ini; Yang aku maksudkan ialah Yesus dari Nazaret seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia ....
Paulus berkata dalam 1 Korintus 2:7-8: , Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Yohanes seorang rasul dalam I Yohanes 1:7 berkata: Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu menyucikan kita dari pada segala dosa.
Kesaksian-kesaksian yang lain dapat dibaca dalam Kisah Para Rasul 2:36, Roma 6:5, I Korintus 1:17-18, I Korintus 1:22-24; I Korintus 2:1-2, II Korintus 13:3-4; Galatia 3:13; Filipi 2:5-8 dan Ibrani 12:2.
Matius, dalam Injil yang ditulisnya, memberitahukan kepada kita bahwa ketika Yesus menyerahkan Roh-Nya, matahari menjadi gelap, dan tirai dalam bait Allah terkoyak menjadi dua dari atas ke bawah, terjadi gempa bumi dan kubur-kubur terbuka. Matius 27:50-54, Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bikit batu terbelah dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pa-sukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata, ’Sungguh Ia ini adalah Anak Allah.’
Terjadi tanda-tanda alam kelihatan secara nyata, semua terguncang dan ini mendatangkan kegentaran dalam jiwa manusia, maka kepala pasukan Roma, seorang kafir, yang bertanggung-jawab dalam menjalankan hukuman mati atas Kristus, dan pasukan yang bersama-sama dengan dia, terheran-heran dan percaya kepada Dia yang tersalib, dengan mengatakan, ”Sungguh Ia ini adalah Anak Allah
Peristiwa yang agung ini telah digenapi, sesuai dengan perkataan Kristus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, ”Rombaklah Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Sesungguhnya pada fajar hari ketiga, pada hari pertama dalam minggu itu, terjadilah mujizat yang hebat, yang agung dan luarbiasa yang pernah terjadi, di sepanjang waktu yang pernah ada. Tuhan Kemuliaan itu bangkit dari antara orang mati. Surga sendiri turut memberitakan peristiwa yang agung ini. Sebelum fajar merekah, terjadi gempa yang dahsyat, ketika malaikat Allah turun dari surga dan menggulingkan batu besar dari pintu kubur. Pemunculannya bagaikan kilat, dan para pengawal yang diperintahkan Pilatus untuk menjaga kubur, bergemetaran ketakutan. Penjagaan ini diperintahkan karena imam-imam kepala telah menyebarkan berita bahwa murid-murid Yesus berencana untuk mencuri mayat-Nya untuk disembunyikan dan berkata bahwa Dia telah bangkit.
Pada pagi yang mulia itu, sekelompok wanita datang ke kubur dengan membawa rempah-rempah untuk mengurapi tubuh Yesus sebagai penghormatan terakhir. Wanita pertama yang tiba di kubur itu adalah Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus. Ketika mereka mendapatkan bahwa batu telah digulingkan dari pintu kubur, dan kubur telah kosong, mereka sangat terheran-heran. Sedang mereka kebingungan, malaikat Allah menampakkan diri dan berkata kepada mereka agar jangan takut. Matius 28:1-7, Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Penjaga-penjaga itu gentar ketakutan, dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu; ’Jangan takut; sebab aku tahu kamu kemari mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia telah mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.’
Dan Matius 28:9-10 menyatakan, Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata, ’Salam bagimu.’ Maka kata Yesus kepada mereka; ’Jangan takut! Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.’
Inilah yang terjadi pada peristiwa kebangkitan. Dicatat dalam Kitab Injil dengan inspirasi Allah. Dan tidak seorangpun yang percaya pada Firman Allah akan menyangkalnya. Seandainya mereka berbuat demikian, itu sama saja dengan menuduh Allah , bersama dengan semua Malaikat dan Kristus telah bersekongkol untuk menipu umat manusia.
Kematian Kristus di atas kayu salib dibenarkan oleh ahli-ahli sejarah pada abad permulaan, mereka adalah orang-orang kafir dan orang-orang Yahudi. Mereka telah menuliskannya dengan sangat jelas.
Tacitus, seorang ahli sejarah, dia adalah orang kafir. Pada tahun 55 Masehi telah menuliskan dengan secara terperinci dalam beberapa jilid buku,mengenai penyaliban Kristus dan penderitaan-Nya.
Yosephus, seorang Yahudi, yang lahir beberapa tahun kemudian sesudah penyaliban, telah menulis sejarah bangsanya dalam dua puluh jilid buku, dan memberikan tempat dalam penulisannya itu, keterangan yang terperinci mengenai penyaliban Kristus, sebagaimana diperintahkan oleh Pilatus.
3) Lucius, seorang Yunani (100 Masehi) yang juga sejarawan yang terpandang menulis mengenai kematian Kristus dan tentang orang-orang Kristen. Karena dia adalah penganut paham Epikuros, dia tidak memahami iman orang Kristen yang bersedia mati bagi Kristus. Dalam tulisannya ia menyayangkan kepercayaan mereka dalam kekekalan jiwa dan kerinduan mereka akan surga. Ia memandang orang-orang Kristen sebagai orang-orang yang salah memahami sesuatu di balik kematian untuk kehidupan masa kini. Dalam tulisannya dia mengatakan:”Orang-orang Kristen menyembah orang agung yang disalibkan di Palestina, karena ia membawa sebuah agama baru ke dunia.”
Orang lalim ini mengirimkan kepad Kaisar Tiberius sebuah laporan lengkap mengenai penyaliban Kristus, penguburan-Nya, kebangkitan-Nya dari orang mati. Dan laporan ini ada di antara arsip-arsip Roma. Inilah satu-satunya dokumen yang dikutip oleh Tertulianus, seorang sarjana Kristen yang memperkokoh pembelaannya yang mashyur terhadap orang-orang Kristen.
Ini merupakan satu bukti materi atau keberadaan yang tidak dapat disangkal oleh siapapun, karena setiap agama mempunyai lambang-lambang istimewa, seperti bintang bersudut enam dari umat Yahudi dan bulan sabit bagi kaum Muslim. Lambang salib telah dikenal sejak awal masa Kekristenan. Orang Kristen mula-mula mengukirkannya di kubur-kubur orang mati dan katakom-katakom (gua-gua persembunyian) yang merupakan tempat mereka untuk berkumpul pada masa penganiayaan.
Penatapan Perjamuan Kudus, yang mengingatkan akan kematian Kristus di kayu salib, merupakan bentuk kesaksian hidup yang berlangsung selama berabad-abad bahwa Kristus telah mati melalui penyaliban. Acara peringatan ini sesungguhnya ditetapkan oleh Kristus Sendiri, pada malam waktu Dia dikhianati, dan yang diperintahkan-Nya kepada murid-murid untuk dilakukan. Ini merupakan peringatan yang berlangsung terus secara berkesinambungan sehubungan dengan kematian-Nya dan merupakan bukti yang tidak dapat disangkal lagi. Para Rasul menjalankan perintah ini dan meneruskannya kepada gereja sejak semula, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus dalam I Korintus 11:23-26, Sebab apa yang telah kuteruskan kepada kamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengu-cap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata, ’Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!’ Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, ’Cawan ini adalah perjan-jian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku, perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’ Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian sampai Ia datang.
Bahwa Talmud adalah kitab suci yang berisi pandangan-pandangan dari orang-orang Yahudi sudah sangat dikenal dengan baik. Kitab ini sudah dikumpulkan dalam sejumlah jilid yang besar, dan dapat dilihat ataupun dibaca oleh siapapun yang berminat. Pada sebuah salinan yang diterbitkan sekitar tahun 1943 di Amsterdam, dalam halaman 42, tertulis kalimat berikut ini, ”Yesus disalibkan sehari sebelum Paskah. Kami telah memperingatkan Dia selama 40 hari bahwa Ia akan dibunuh, karena dianggap oleh masyarakat Yahudi bahwa Ia adalah seorang yang sangat berpengaruh dan menarik perhatian bangsa Israel dengan ajaran-ajaran-Nya yang luar biasa. Siapapun boleh berpihak kepada-Nya dan membela Dia. Tetapi karena tidak ada yang mau melakukannya, maka Dia disalibkan pada hari Paskah. Siapakah yang mau membela Dia? Ia dianggap sebagai penjahat. Sebagaimana dikemukakan oleh para nabi dalam Ulangan 13:8-9, Ia harus dibunuh, karena dianggap menyampaikan ajaran-ajaran yang menyimpang, ”Janganlah engkau mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya, tetapi bunuhlah dia!”
Kita sering mendengar bagaimana pertanyaan ini dilontarkan, khususnya saat sekarang ini. Jawaban yang jelas tentang hal ini terdapat di dalam Pengakuan Iman Umat Kristen: ”Sesungguhnya bagi kita dan bagi keselamatan kita, Dia turun dari sorga dan lahir oleh Roh Kudus melalui seorang perawan Maria. Dia telah menjadi seorang manusia dan disalibkan bagi kita pada masa pemerintahan Pontius Pilatus. Dia telah menderita, mati dan dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga.”
Berikut ini beberapa jawaban, mengapa kematian penebusan Kristus di kayu salib sangat diperlukan:
Karena adanya dosa di dalam setiap hati manusia, maka tidak diragukan lagi bahwa setiap manusia membutuhkan keselamatan. Roma 3:23 menegaskan,Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Nabi Yesaya menyatakan di dalam Kitab Yesaya 53:6 bahwa,Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dalam suratnya yang pertama pasal 1 ayat 8-10, Yohanes berkata, Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran itu tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita akan membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Di dalam hati setiap orang ada kesadaran bahwa pertobatan saja tidak dapat menghapuskan dosa masa lalu. Pasti ada jalan yang lebih baik untuk mendapatkan pengampunan dan ini berarti harus ada ”penebusan”. Dan itu dibuktikan dengan adanya korban-korban yang sudah ada sejak semula, yang disebarluaskan oleh semua agama di seluruh dunia.
Kita semua mengakui bahwa Allah adalah suci adanya dan manusia penuh dengan dosa. Dan dosa itulah yang merusak citra manusia yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Dosa itu merupakan penghinaan terhadap Allah. Karena dosa itulah maka manusia layak mendapatkan pehukuman. Dan Allah tidak adil, kalau tidak menghukum manusia yang berdosa. Pertobatan adalah sekedar kembali kepada ketaatan, dan tidak dapat memberikan pembenaran yang diinginkan. Dalam pertobatan tidak ada unsur penebusan atas dosa masa lalu. Kehormatan, keadilan dan kesucian Allah tidak dapat dipuaskan hanya dengan pertobatan saja.
Hukum Allah tidak dapat menyangkali haknya untuk menjatuhkan hukuman, karena ditegaskan bahwa ”Sebab upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Hukum menuntut adanya hukuman bagi yang melanggar. Hukum yang membiarkan pelanggarnya bebas dengan begitu saja, bukanlah hukum. Hukum adalah ”penuntut umum” dan penuntut umum tidak akan meloloskan tuntutan hukum agar pelanggar dihukum. Tegasnya, hukum Ilahi menuntut adanya pehukuman bagi pelanggarnya, atau penebusan atas dosa-dosanya. Dalam hal inilah seharusnya hati kita dipenuhi dengan pujian dan syukur karena Kristus telah mempersembahkan penebusan ini bagi umat manusia, sehingga setiap orang yang percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat akan mendapatkan di dalam nama-Nya, pengampunan dosa. Penebusan Kristus yang mencakup semua orang ini adalah berkat bagi seluruh umat manusia, sehingga tidak ada yang bisa berkata bahwa Kristus tidak mati bagi dirinya. Sungguh indah kata-kata dalam Yesaya 53:12, yang menggambarkan tentang kenyataan ini, Sebab itu Aku akan membagi-bagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia teloah menyerahkan nyawanya ke dalam maut, dan karena itu ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. Penulis Surat Ibrani, dalam Ibrani 5:8-9 mengatakan, Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia mencapaui kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Setiap manusia memiliki sifat moral dan kesadaran yang memampukan untuk menghargai ukuran keadilan dan kekudusan. Jika manusia tidak beroleh kepuasan karena dosa-dosanya, dan tidak menemukan penebusan, maka rohnya akan gelisah dan nuraninya terganggu.
Manusia, terlepas dari kejatuhannya karena berbuat dosa, masih memiliki hati nurani yang tidak dirusakkan. Kekuatan moral ini tetap memampukannya untuk membedakan yang baik dari yang jahat, dan dapat memutuskan mana yang akan mendapatkan pehukuman dan mana yang akan mendapatkan pahala.
Kenyataan ini dapat mempengaruhi kecenderungan manusia terhadap dosa, tetapi tidak dapat membenarkannya. Manusia percaya bahwa hukum Taurat itu baik, tetapi hukum Taurat tidak dapat membenarkan manusia. Hukum Taurat, menurut rasul Paulus, menuntun kita kepada Kristus.
Demikian juga dengan suara hati nurani atau kesadaran akan dosa, menuntut adanya seorang perantara yang benar bagi kita, yang menebus dosa-dosa kita. Kesadaran akan perlunya kebenaran inilah yang menyebabkan manusia berusaha untuk mengatasi tuntutan hati nurani dengan melakukan amal baik, yang dianggap sebagai kebenaran dan yang dapat disejajarkan dengan kasih karunia Allah.
Seandainya tidak ada sebab atau alasan untuk penebusan, tentulah Allah tidak akan merencanakannya. Dalam Matius 20:28, Yesus berkata, Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Demikian juga dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggalm supaya semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Dalam Galatia 4:4, rasul Paulus menyatakan,Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan kepada kita bahwa Allah mengasihi manusia dengan kasih yang luarbiasa dan mengagumkan, penuh dengan kemurahan. Kasih yang penuh dengan kemurahan ini menyatakan diri di dalam Yesus, yang mewujudkan kesemuanya itu melalui pengorbanan-Nya yang sempurna di kayu salib. Dengan demikian, manusia diberitahu bahwa Allah tidak hanya suci dan adil, tetapi juga penuh dengan kasih dan kemurahan. Kasih Allah itulah yang menyadarkan hati nurani orang berdosa, yang menghubungkan dia dengan salib. Melalui salib itulah Allah membuktikan kasih-Nya.
Para pembaca yang terhormat, kita hidup pada masa-masa yang dipenuhi dengan berbagai suara dan ajakan. ”Lihatlah, ini adalah contoh dari suatu kehidupan yang beru, marilah ikutilah.” ”Di sini ada persaudaraan baru, marilah datang dan bergabunglah.” Tetapi semua suara yang tidak mempedulikan salib Kristus adalah suara yang hampa. Tanpa salib, semua yang dianggap sebagai suatu kehidupan baru akan gagal, persaudaraan yang digembar-gemborkan hanyalah sebuah kebohongan, dan uluran tangan akan segera berubah menjadi todongan senjata yang menakutkan.
Kesalahan generasi sekarang ini adalah sama dengan kesalahan bangsa Yunani dan Yahudi kuno, dalam pengertian mereka tentang salib. Salib dilihat sebagai kebodohan, dianggap sebagai batu sandungan. Dalam pengertian mereka yang keliru, mereka mengabaikan pernyataan yang berkumandang, ”Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Mereka melupakan seruan hikmat dalam Amsal 14:34, yang mengatakan bahwa Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
Saudara yang kekasih, sesudah membaca buku kecil ini, anda dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan seksama.
Ada dua pandangan dalam Islam sehubungan dengan kematian Kristus. Dari dua pandangan tersebut, menurut anda manakah yang paling mungkin?
Apakah yang wajib diperhatikan oleh pencari kebenaran tentang akhir dari kehidupan Kristus di muka bumi ini di samping Al Qur’an?
Jelaskan ringkasan Injil menurut rasul Paulus sebagaimana dikemukakan dalam 1 Korintus 15:1-4.
Jelaskan secara ringkas kesalahan pengajaran kaum bidat yang disevarluaskan di kalangan orang-orang Kristen di Semenanjung Arab.
Kisah salib berdasarkan kepercayaan Islam berasal dari mana?
Jelaskan dengan kata-kata anda sendiri apa yang dimaksudkan dengan ”keserupaan” dalam penyaliban Kristus.
Bagaimana pendapat anda sehubungan dengan pendapat Al-Razi tentang penyaliban?
Tuliskan satu ayat dalam Al Qur’an mengenai kematian Kristus.
Di manakah dalam Al Qur’an dituliskan bahwa orang-orang Yahudi mengaku telah membunuh Kristus?
Tuliskanlah salah satu nubuatan mengenai penyaliban Kristus dan penggenapannya.
Dari nubuatan-nubuatan dan penggenapannya itu manakah yang paling mengesankan anda?
Apakah kesimpulan anda sehubungan dengan penyataan Kristus tentang penyaliban dan kematian-Nya?
Apakah yang merupakan pokok utama dari pemberitaan para Rasul mengenai Kristus?
Apakah sesungguhnya yang terjadi pada waktu Kristus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib?
Apakah anda percaya pada kebangkitan orang mati dan apa tanggapan anda tentang kebangkitan Kristus?
Sebutkan tema utama dalam Kekristenan dan sejak kapan itu dimulai!
Tuliskanlah salah satu kesaksian sejarah tentang kematian dan kebangkitan Kristus.
Sebutkan tema utama dalam Kekristenan dan sejak kapan itu dimulai!
Apakah maksud tujuan utama dari Perjamuan Kudus?
Apakah penyaliban Kristus disebutkan dalam Kitab Talmud?
Tuliskanlah Yohanes 3:16 dan hafalkanlah secara luar kepala.
Kirimkan jawaban-jawaban anda ke alamat email berikut ini
The Good Way
P.O. BOX 66
CH-8486 Rikon
Switzerland
www.the-good-way.com/id/contact/