All Rights Reserved
Copyright © 1999-2010 The Good Way
1999
Table of Contents
Seorang anak kecil akan dapat memahami hal-hal yang sulit dicerna apabila disampaikan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahaminya. Namun seiring pertumbuhan daya pikir dan nalarnya, maka dia tidak lagi merasa puas dengan informasi yang sederhana dan singkat. Ia akan berusaha keras mencari kebenaran dari persoalannya secara detail, karena daya pikirnya telah siap dan dipersiapkan untuk menyerapnya.
Ketika manusia itu masih kanak-kanak, Tuhan memberi gambaran yang sederhana tentang diri-Nya sesuai pengertian kanak-kanak.
Itulah sebabnya rasul Paulus berkata:
"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya". (I Korintus 3:1-2).
Bila saatnya tiba dan intelektual orang percaya bertumbuh, maka Tuhan menyingkapkan bahwa Dia adalah Esa dalam ke-Tritunggalan-Nya. Ia membukakan kepada kita rahasia besar yang tersembunyi bagi manusia ketika nalar dan rohaninya masih lemah. Pada saat Tuhan mengaruniakan Roh Kudus kepada kita, Ia menyatakan hidup dan status ilahi-Nya kepada kita seperti yang dikatakan rasul Paulus,
"Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah" (I Korintus 2:10).
Pengertian ini masih menjadi hal yang sulit bagi manusia yang hidup menurut daging. Mereka menolak karena kurang paham tentang iman yang benar dan rahasia Allah yang masih tersembunyi.
Dengan anugerah Tuhan, saya menuliskan buku ini untuk menyederhanakan dan menjelaskan apa yang mustahil dan sukar untuk dimengerti itu. Buku ini ditulis agar setiap orang yang membacanya percaya pada rahasia Ilahi dan memahami bahwa kepercayaan ini tidak bertentangan dengan pikiran manusia bahkan akan menambah pengetahuan mereka. Pembaca akan melihat bahkan buku-buku yang ditulis untuk menentang hal ini bersaksi mengenai kebenaran iman ini.
Saya mempersembahkan buku ini sebagai penjelasan tentang kepercayaan kami, saya berdoa kepada Tuhan untuk menjadikannya menjadi sumber berkat bagi banyak orang kiranya dapat menyingkapkan kebenaran yang sejati. Sehingga mereka dapat menikmati kasih Allah Bapa, dan berkat dari Putra Allah dengan persekutuan Roh Kudus bagi kemuliaan-Nya yang kekal. Amin.
Archpriest Zachariah Buturs Misr-Al-Djadida
Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggunganjawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.I Petrus 3:15
Umat Kristen percaya pada satu Allah yang tidak terbatas, berkuasa di surga dan di bumi. Dia Pencipta segala yang ada, Kekal dan Abadi. Kerajaan-Nya tidak berkesudahan.
Pengakuan iman ini sangat jelas dalam Injil. Dasar pengakuan orang Kristen adalah seperti berikut:
Isa Al-Masih sendiri mengajarkan kepercayaan ini ketika seorang Yahudi datang kepada-Nya dan menanyakan tentang hukum yang paling utama. Isa Al-Masih menjawab,
"Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:29-30).
Inilah hukum yang utama. Seandainya hukum ini dituliskan dalam bahasa kitab lain, maka akan berbunyi "Allah, Allah kami, adalah Allah satu-satunya (unik), Allah yang kekal."
Rasul Paulus menegaskan pernyataan ini,
"Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah..." (Roma 3:29,30).
Dan rasul Paulus mengungkapkan kepercayaan yang sama dengan berkata,
"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!" (Yakobus 2:19).
Kepercayaan umat Kristen dilihat dari ayat-ayat dalam Alkitab. Gereja telah mengakui kepercayaan ini dari generasi ke generasi dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan." Jadi saudara-saudara yang kekasih, camkanlah bahwa kami umat Kristen percaya pada satu Allah dan bukan pada tiga allah. Kami akan lebih menjelaskan tentang arti Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam pembahasan mengenai Tritunggal dalam Kekristenan.
Pemahaman tentang Tritunggal sama sekali tidak berarti adanya tiga allah seperti yang dipikirkan sebagian orang. Arti dari doktrin ini ialah bahwa Allah itu satu adanya.
Berada dalam diriNya sendiri, sehingga Ia menyatakan diriNya sebagai Bapa
Berbicara dengan FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, sehingga Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.
Hal ini memiliki pengertian rohani sehingga tidak dapat dipandang secara hubungan jasmaniah dengan sifat kemanusiaan.
Nama ini tidak diberikan oleh manusia, melainkan dari Ilahi seperti yang terdapat dalam Kitab Suci:
1. Isa Al-Masih berkata kepada murid-muridNya,
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19).
Monoteisme jelas sekali dalam kata-kata-Nya, "baptislah mereka dalam nama". Dia tidak berkata “baptislah mereka dalam nama-nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”.
2. Rasul Yohanes mempertegas pengertian ini,
"Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu" (I Yohanes 5:7).
Jika anda membandingkan kedua ayat ini maka anda akan menemukan nama-nama Tritunggal Kudus, yakni: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Inilah Tritunggal Kudus dalam satu-satunya Allah yang kepadaNya kita percaya.
KeTritunggalan dalam Kesatuan sudah jelas perlu dari ayat-ayat dan pembahasan di atas.
Allah yang Esa, Pencipta segala makhluk hidup, tentunya memiliki eksistensi pribadi.
Allah yang Esa, yang menciptakan manusia yang bisa berbicara, namun harus Allah sendiri yang menyatakan FirmanNya.
Allah yang Esa, yang menciptakan kehidupan setiap makhluk, pasti Allah hidup dalam roh.
Karena itu, Tritunggal yang kudus adalah satu-satunya Allah seperti yang telah dijelaskan di atas. Inilah kepercayaan kita yang sesungguhnya: Allah adalah satu dalam Tritunggal dan bukan tiga allah.
Al Qur'an menyatakan bahwa umat Kristen percaya pada satu Allah (Monoteistik) dan bukan kafir. Berikut adalah beberapa dari kesaksian ini.
Surat Al "Ankabut : 46 - "Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,... dan katakanlah: ‘Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami, dan yang diturunkan kepadamu; Ilah kami dan Ilahmu adalah satu; dan kami hanya berserah kepada-Nya".
Demikianlah Al Qur'an menyaksikan bahwa umat Kristen, "ahli Kitab", menyembah satu Allah.
Surat Ali Imran : 113-114 - " Mereka itu tidak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebaikan, mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh".
Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa umat Kristen, "ahli kitab", percaya pada satu Allah: mereka membaca Kitab yang ada di tangan mereka pada masa Muhammad, dan mereka menyembah Allah yang Esa dalam ibadah dan doa-doa mereka.
Surat Al Maidah : 82 - "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya, terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya, kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, ialah orang-orang yang berkata ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani’. Yang demikian itu, disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri."
Disini jelas bahwa umat Nasrani tidak politeistik (menyembah banyak tuhan), karena politeistik dan orang Yahudi adalah musuh besar kaum Muslim, sedangkan umat Nasrani adalah sahabat dekat mereka.
4. Surat Ali Imran :55, "(Ingatlah), ketika Allah berfirman: 'Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku, serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu, di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. "
Jelaslah bagi anda bahwa para pengikut Isa Al-Masih, atau umat Kristen, bukanlah orang kafir. Sebaliknya, Allah membedakan umat Kristen dari orang kafir dan mengangkat mereka di atas orang kafir.
Kesaksian Al Qur'an tentang umat Kristen telah membuktikan dengan pasti bahwa mereka menyembah satu Allah dan mereka bukan penyembah banyak tuhan.
Sahabatku yang budiman, mungkin anda heran bahwa Al- Qur'an menyebutkan Tritunggal dari Allah sama persis seperti yang dipercayai umat Kristen. Kita telah lihat bersama bahwa Tritunggal Kekristenan itu adalah sifat Allah, FirmanNya dan RohNya. Ini adalah Ketritunggalan yang sama seperti disebutkan Al Qur'an,
"... Sesungguhnya, Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya.... " (Surat An-Nisaa’ : 171).
Dalam ayat ini jelas bahwa Allah mempunyai:
satu pribadi - " disebut utusan Allah",
satu firman - "yang adalah kalimatNya",
satu roh -"roh dari pada-Nya"
Kesaksian Al Qur'an tentang kepercayaan akan Ketritunggalan adalah kesaksian orang Kristen dan tidak kurang dari itu. Tidak menyatakan politeisme, tetapi menyatakan bahwa tidak ada Allah selain Dia.
Al Qur'an menyatakan dengan sangat jelas bahwa Isa Al-Masih adalah Firman Allah. Berikut ini adalah contoh dari ayat Al Qur'an:
Surat An-Nisaa’:171, " ... Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya...."
Surat Ali Imran : 39 "... Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah,..."
Iman Abu al-Su’ud menjelaskan kalimat “membenarkan kalimat dari Allah” adalah Isa Al-Masih, Dia diberkati dengan mengatakan, “...dikatakan bahwa Yahya (Yohanes Pembabtis) adalah orang pertama yang percaya Dia (Isa) dan membenarkan bahwa Dia adalah Firman Allah dan Roh Allah. Al Sadi berkata, ‘Ibu Yahya (Yohanes) bertemu dengan ibu Isa dan bertanya ‘Maria, apakah kamu merasakan kehamilan saya?’ Maria menjawab, ‘Saya juga hamil.’ Ibu Yohanes berkata, ’Aku merasa anak yang dirahimku menyembah anak yang dirahimmu.’ Dari sini kita dapat memahami bahwa ucapan Allah tentang ‘Firman dari Allah’ menjadi jelas.” (Abu al-Su’ud Muhammad Ibn Muhammad al-Ahmadi’s Commentary, hal. 233).
Surat Surat Ali Imran 3:45, "(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masih 'Isa putera Maryam,...."
Terjemahan bahasa Inggris menggunakan kata ganti "whose" (yakni seorang anak) menunjukkan kata ganti orang lelaki dalam bahasa aslinya Arab. Hal ini menunjukkan bahwa "kalimat" yang digunakan di sini, bukanlah kata-kata dalam percakapan tetapi menyatakan seorang pribadi. Hal ini dijelaskan dalam perkataan salah seorang sarjana Muslim (Al Shaikh Muhyi Al Din al "Arabi), yang berkata: "Kalimat adalah Allah dalam hakekatnya...dan Ia adalah tidak lain dari satu pribadi ilahi" (dalam buku "Fusus al Hukm", bagian II, hal.35). Dia juga berkata bahwa "kalimat" adalah pribadi ilahi (hal.13). Bukankah hal ini sama benar dengan apa yang dikatakan tentang Isa Al-Masih dalam Injil Yohanes?
"Pada mulanya adalah Firman (perkataan); Firman (perkataan) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (perkataan) itu adalah Allah...Firman (perkataan) itu telah menjadi manusia" (Yohanes 1:1,14).
Terjemahan ayat ini dalam bahasa Arab sesuai dengan dalam bahasa Yunani asli) menggunakan kata yang sama, dengan kata ganti orang ketiga. "Kalimat" menunjuk kepada satu pribadi. Hal ini jelas dari perkataan Yohanes: "Firman itu adalah Allah" dan Firman itu telah menjadi manusia."
Ada banyak ayat Al Qur'an yang menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah dan hal itu menyokong keterlibatan Al-Masih dalamnya. Hal tersebut nampak jelas seperti berikut ini: Surat Al Maidah 110, "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan roh suci...., Engkau bercakap-cakap dengan manusia dalam buaian (masih bayi) dan ketika dewasa."
Sarjana theologia Al Shaikh Muhammad al Hariri al Bayyuni berkata, "Roh Kudus, adalah Roh Allah" ("Kitab al Ruh wa Mahiyyatuha," hal.53).
Saudaraku, dari apa yang telah dipaparkan itu, baik dari kesaksian Al-Qur'an maupun teolog-teolog Islam tentang pengakuan iman Ketritunggalan yang kepadanya kami umat Kristen percaya, sesungguhnya telah menjadi jelas.
Kita belajar dari pembahasan sebelumnya bahwa Kristen percaya pada satu Allah, yang ada di dalam Tritunggal; pribadi Allah, Firman-Nya dan Roh Kudus. Tritunggal mempunyai nama lain: Bapa (pribadi Allah), Anak (Firman Allah), dan Roh Kudus (Roh Allah).
Beberapa orang yang tidak mengerti merasa keberatan dengan pemberian nama tersebut karena mereka beranggapan hal demikian sama dengan bapa jasmaniah. Allah melarang pengertian Kekristenan yang demikian! Oleh karena itu kita perlu meluruskan maksud nama ini.
Bagi umat Kristen arti kata Bapa, tidak mengandung arti ayah secara jasmaniah. Pertama, hal ini mengandung arti kiasan. Allah adalah sumber dan Pencipta semua makhluk. Oleh karena itu Dia disebut Bapa dari semua ciptaan, khususnya ciptaan yang memiliki akal budi. Seperti yang dikatakan oleh nabi Musa,
"...Bukanlah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau? (Ulangan 32:6)
atau seperti kata nabi Yesaya,
"...Ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami!..." (Yesaya 64:8).
Dalam Perjanjian Baru Paulus menyatakan:
"Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan untuk Dia kita hidup..." (I Korintus 8:6).
Kata Bapa dalam konteks ini dinyatakan sama dengan dalam Bahasa Arab "Bapa penuh berkat" (Abu al-Khair Abdu al-Barakat) dan "Allah Bapa" (Abu al-Fadi), dll. Kesemuanya ini tidak dapat dilihat dari sudut hubungan jasmaniah atau hubungan orang tua jasmaniah tetapi dari secara kiasan.
Kedua, ada terkandung pengertian hukum. Dalam kasus mengangkat anak, kata bapa tidak berarti bahwa bapa tersebut memperanakkan anak angkat tersebut, tetapi ia menerimanya sebagai anak dan memberikan kepadanya semua hak-hak menurut hukum. Dia bertanggung jawab dan berkewajiban seperti seorang bapa sesungguhnya.
Rasul Paulus membicarakan hal ini,
"...tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; "ya Abba; ya Bapa"!" (Roma 8:15)
Dengan demikian ke-Bapaan Allah mengangkat kita sebagai anak-Nya didasarkan atas hak-hak Ilahi yang legal.
Ketiga, ada arti esensial (penting). Arti yang hanya dapat ditujukan pada Tritunggal Allah. Allah ditinggikan! Firman yang dari Bapa, yaitu Anak sudah ada sebelum dunia dijadikan. Isa Al-Masih yang adalah Anak telah menjadi manusia melalui Maria yang diberkati karena Dia adalah roh dari Allah. Hal ini dinyatakan dalam Injil Yohanes,
"...dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yohanes 1:14).
Isa Al-Masih sebagai Anak Tunggal Bapa memandang Allah sebagai Bapa-Nya, arti yang unik dan penting yang tidak dimiliki oleh orang lain.
"...tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya" (Matius 11:27).
Keempat, ada pengertian rohani, ketika Allah memberikan Roh-Nya dalam hati semua orang percaya melalui Anak-Nya, maka mereka dilahirkan kembali yaitu suatu kelahiran rohani. Mereka diubah oleh pribadi yang sangat bersahabat, yakni Rohi Ilahi sendiri.
"Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:13).
Isa Al-Masih mengajarkan kita berdoa, "Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu." (Matius 6:9).
Seseorang tidak memiliki hak menyebut dirinya anak Allah dan menyapa Allah sebagai Bapanya, kecuali ia telah diangkat menjadi anak. Pemahaman dari Roh Kudus yang menyatakan kepada kita rahasia nama Allah sebagai Bapa. Orang Kristen tidak percaya ke-Bapaan Allah merupakan pengertian jasmani, tetapi murni kekudusan , kami percaya Isa Al-Masih lahir, turunnya Roh Kudus dalam diri orang-orang percaya.
Ketika kita mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Anak Allah, bukan berarti bahwa Isa Al-Masih lahir lewat hubungan perkawinan. Disebut Anak, bukan berarti lahir melalui hubungan suami isteri. Kami mengatakan Isa Al-Masih adalah Anak Allah untuk menunjukkan bahwa Dia datang dari Allah. Dia tidak memiliki bapa jasmani karena Dia datang dari Allah. Istilah “anak” dalam hal ini seperti yang digunakan pada bahasa umum, dalam Al Qur'an, dan dalam nubuatan tidak menunjukkan keturunan secara jasmani.
Istilah “Anak” dalam Bahasa umum: Dalam ungkapan bahasa istilah anak tidak digunakan untuk menunjukkan keturunan jasmani. Sebagai contoh, kita sering mengatakan para siswa sebagai anak-anak didik; warga negara sebagai anak bangsa; orang Mesir menyebut dirinya anak Nil dan seorang Arab sebagai anak gurun.
Istilah “Anak” dalam Al-Qur'an: Dalam banyak ayat istilah anak yang digunakan dalam Al-Qur'an maksudnya bukanlah keturunan secara jasmani. Surat Al Baqarah 2:215
'Apa saja harta yang kamu nafkahkan, hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan'.
Para penafsir berkata bahwa orang-orang yang sedang dalam perjalanan (Ibn Al Sabil) menunjukkan musafir. Al Iman Al-Nasafi dan Shaikh Hasanayn Makhluf berkata, "Dia disebut seorang pengembara (Ibn al Sabil) untuk yang tetap mengembara di jalan."
Istilah “Anak” dalam Tradisi Muslim. Dalam satu tradisi Muslim yang berasal dari Allah (Hadis Kudsi), dinyatakan, "Orang kaya adalah wakil-Ku dan orang miskin adalah anggota keluarga-Ku (putera-putera-Ku)”. Dalam hal ini apakah dapat kita artikan bahwa Allah beristeri dan memperanakkan anak-anak orang miskin? Tentu saja tidak!
Oleh karena itu, istilah anak Allah tidak berarti hasil hubungan dalam pengertian manusia, tetapi ungkapan ini dimaksudkan untuk hubungan Al-Masih dengan Allah. Karena Anak berasal hubungan rohani kebapaan Allah. Allah adalah Bapa dan Isa Al-Masih adalah Anak, istilah khusus yang unik, yang tidak dapat diterapkan pada yang lain.
Seperti yang dibahas sebelumnya, Roh Kudus adalah Roh Allah dan hal ini banyak disebutkan dalam ayat Al-Quran.
Surat Yusuf 12:87 :
Sesungguhnya tiada berputus-asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir'." (Al Quran bahasa Inggris menyebut spirit (roh) untuk kata 'rahmat')
Surat Al-Bakara 2:87 dan 253
“...Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada 'Isa putera Maryam, dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus...”
Al Imam al-Nasafi berkata "dengan Roh Kudus artinya, roh yang dikuduskan .....atau nama Allah yang akbar"
Surat Al Maidah 5:110
"...Hai ‘Isa putera Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus...."
Al Sayyid Abdul Karim al-Djabali berkata tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang kekal hanyalah Allah sendiri.
Al Shaikh Muhammad al Harira al Bayyumi juga berkata, "Roh Kudus adalah Roh Allah dan Roh Allah tidak diciptakan.
Inilah Tritunggal kudus dalam Allah yang Esa yang kami percaya, dan di sinilah rahasia nama sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Bapa adalah sebutan untuk hakikat dari Kebapaan Allah.
Anak adalah nama Firman Allah yang pernah menjelma menjadi manusia.
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.
Sebelum kemunculan Islam, pada abad ke 5 Masehi muncul satu aliran sesat (Satu paham sesat adalah satu ketidak-benaran dan ajaran yang aneh dari seorang kafir atau sesat). Penganut paham ini adalah orang-orang kafir yang telah memeluk agama Kristen. Sebagai orang kafir mereka menyembah planet Venus dan menyebutnya "ratu surga". Setelah memeluk agama Kristen mereka berusaha menyatukan apa yang mereka sembah sebelumnya dengan paham Kristen. Mereka menganggap Mariam sebagai "ratu surga" atau dewa surga sebagai ganti Venus. Dengan demikian, mereka menamakan diri penganut-penganut paham Maryam. Mereka percaya bahwa ada tiga allah: Allah, Maryam dan Isa Al-Masih.
Gereja Kristen langsung bereaksi menentang aliran sesat (bidat) ini ketika ajaran itu muncul, menentang ajarannya, dan mencabut mereka dari persekutuan doa dan mengucilkan semua pengikut-pengikutnya. Di akhir abad ke 7 Masehi, paham ini dihapus dan penganut-penganutnya hilang semua. Gereja menegaskan lagi keyakinannya bahwa Maryam yang diberkati hanyalah seorang manusia dan bukan dewi. Gereja terus menerus menegaskan bahwa Allah itu satu adanya, satu dalam hakekat, yang berfirman, dan hidup dalam Roh. Firman Allah tinggal dalam tubuh Al-Masih.
"Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia" (I Timotius 3:16).
Tatkala Islam muncul pada abad ke - 7, mereka masih menemukan sekelompok pengikut paham Mariamis sebelum akhirnya paham ini lenyap seluruhnya. Islam menentang keras paham mereka dan trinitasnya (yang bukan Trinitas Kristen). Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:
Surat Al Maida : 116
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia ‘Jadikanlah aku dan ibuku, (sebagai) dua orang Ilah selain Allah..."
Sudah jelas bahwa penolakan disini dimaksudkan untuk menentang pengikut sekte Mariam yang mengatakan bahwa Maria adalah seorang dewi, yang hal tersebut juga disangkal oleh Kekristenan.
Surat Al-An’aam 6:101
"Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu."
Demikian juga, ayat ini ditujukan pada penganut paham Mariam yang mengajarkan bahwa Maria adalah satu dewi, dan ia menjadi isteri Allah, dan melalui dia Allah memperanakkan seorang anak.
Surat Al Ikhlas 112,
“Katakan ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya, segala urusan. Dia tidak beranak, dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang (sesuatu)pun, yang setara dengan Dia”
Surat Al Maidah 5:73 –
“Katakan ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya, segala urusan. Dia tidak beranak, dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang (sesuatu)pun, yang setara dengan Dia”
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan ‘Bahwasanya Allah salah-satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa.
Hal ini menegaskan apa yang dikatakan dan menyangkal ajaran Mariamis - tentang adanya tiga allah!
Anda dapat melihat dengan jelas melalui bahasan ini Islam tidak menyerang keyakinan Kristen yang mengatakan Allah adalah Esa. Dia mempunyai satu sifat, menyampaikan Firman, hidup dalam Roh, seperti yang tertulis dalam Al Qur'an,
"Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya...dan (dengan tiupan) roh dari pada-Nya" (Surat An-Nisa 4:171).
Tetapi Islam menyerang trinitas yang lain, yakni trinitas paham Mariamis. Mereka menentang yang memandang Maria yang diberkati itu sebagai dewi yang melahirkan Isa Al-Masih dengan cara hubungan jasmaniah setelah Allah menikahinya.
Karena dasar keyakinan Kekristenan, yakni percaya pada satu Allah dalam keTritunggalan: Bapa, Firman dan Roh Kudus.
Pembaca yang budiman, sejauh ini telah disampaikan bukti-bukti yang logis dan dapat diterima akal atas kebenaran Tritunggal dan monoteisme dalam iman Kristen.
Dengan kata lain, hikmat manusia telah menjadi dasar diskusi sampai pada bagian ini. Namun, rasul Paulus menunjukkan kepada kita bahwa iman bukan hanya berdasarkan hikmat manusia, melainkan dengan bukti dan kuasa roh. Rasul Paulus berkata,
"Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah" (I Korintus 2:4,5).
Oleh sebab itu maafkanlah saya, sahabat yang budiman, karena menggunakan hikmat manusia dan perkenankanlah saya menyampaikan kepada anda tentang bukti dari roh dan kuasa. Bukti dari roh terletak dalam hati dan bukan dalam akal budi.
"Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Roma 10:10).
Iman adalah hasil dari kasih karunia yang menerangi hati manusia yang mengungkapkan kepadanya rahasia iman, kasih Allah, dan karya-Nya yang luar biasa bagi manusia. Firman Allah yang mengambil rupa manusia dan berjalan di Kalvari, memikul salib yang hina itu untuk menebus orang-orang berdosa seperti saya ini.
Saudara yang budiman, tahukah anda bahwa Tuhan ingin menyinari hati anda agar kemuliaan-Nya dinyatakan kepada anda, karena Dia mencintai anda secara pribadi tanpa memandang dosa-dosa anda, kejahatan anda, dan penghujatan anda kepadaNya. Tuhan bersedia untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan dosa-dosa anda. Datanglah kepada-Nya dengan pertobatan dan penyerahan diri. Serahkanlah hati dan hidup anda kepada-Nya. Dia tidak akan menolak anda, karena Ia berjanji :
"...Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37).
Datanglah kepada-Nya sekarang dan buanglah semua dosa anda di hadapan-Nya, dan Dia akan menyucikan anda dari segala dosa anda.
"...dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (I Yohanes 1:7).
Berdoalah pada-Nya, "Oh Tuhan Yesus, ampunilah dosaku. Aku percaya dosaku sudah ditebus oleh salibMu. Engkaulah Juruselamatku dan biarlah Roh Mu tinggal dalamku; terangilah langkahku; tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu; lindungilah aku dari yang jahat, agar tidak menggangguku."
Saudara, selanjutnya saya akan memaparkan beberapa pengalaman rohani, yang saya harapkan akan digunakan Allah untuk menyelamatkan jiwa anda dan akan menjadi satu berkat untuk hidup anda. Amin.
Bergantung hanya kepada akal budi saja untuk mengerti fakta-fakta iman adalah hal yang mustahil.
Wahyu Ilahi berkata,
"Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit – apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang kau dapat ketahui? (Ayub 11:7-8).
Bagaimana mungkin pikiran kita yang terbatas ini mengerti Allah yang tidak terbatas? Orang bijak berkata, "Engkau hendak menyelidiki Tuhan yang mengatur segala yang ada, tetapi engkau tidak akan pernah memahami rahasia hikmat-Nya, karena engkau tidak akan pernah mengetahui dalamnya hati manusia. Engkau tidak mengetahui pikiran-pikirannya, lalu bagaimana engkau menyelidiki Allah yang menciptakan segala yang ada dan bagaimana engkau mengetahui rencananya dan mengerti pikiran-pikiran-Nya?" Kata-kata rasul Paulus menegaskannya,
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? (Roma 11:33-35).
Apabila seseorang tidak menyadari hal ini, maka iman mereka akan sesat dan hilang dalam kegelapan hatinya. Berikut ini beberapa contohnya dari bidang filsafat, Kekristenan dan Islam.
Filsafat berdasarkan pikiran dan membicarakan hal-hal yang abstrak, oleh karena itu kita temui pertentangan-pertentangan dan perbedaan-perbedaan di antara pemikiran para filsuf (ahli pikir) itu sejak berabad-abad lamanya. Di antara filsuf-filsuf itu ada orang beriman dan ada yang tidak beriman. Ahli filsafat Inggris Carlyle (1795- 1881) merupakan satu contoh dari pencarian manusia dalam kegelapan pikirannya. Awalnya Carlyle adalah seorang Kristen. Kemudian ia membaca filsafat Hume dan hal-hal lain yang bersifat skeptis. Dia diyakinkan oleh pandangan-pandangan mereka dan imannya pun hilang. Namun saat ia masih berusaha mencari dan meneliti, dia membaca tulisan-tulisan Shiller, Goethe dan Fichte dan terpengaruh dengan pandangan mereka yang baik sehingga ia berubah sikap dan kembali menjadi orang percaya. Carlyle menjadi yakin akan fakta kekal ini, yang telah dibuktikannya melalui pencarian dan penelitian yang panjang. Ia menyimpulkan bahwa, "pikiran bukan lagi sumber pengetahuan sejati, melainkan hatilah yang menjadi sumbernya."
Banyak penganut aliran sesat, yakni orang-orang yang telah meninggalkan iman Kristen karena ingin melihat kebenaran iman hanya dengan akal budinya. Mereka masuk ke dalam situasi yang berbahaya. Contohnya Arius, Makedonius dan Nestorius. Arius tidak menerima penjelmaan Allah dalam bentuk manusia. Ia menyangkal akan keilahian Isa Al-Masih. Kemudian para tokoh gereja dan seluruh pimpinan gereja dari seluruh dunia mengadakan satu pertemuan dan mendiskusikan masalah ini berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci. Mereka menghukum dan mengasingkan Arius. Mereka menolak ajaran Arius karena bertentangan dengan iman Kristen.
Banyak sekte-sekte dengan kepercayaan yang berbeda-beda muncul dalam Islam. Sebagai contoh, Al Khawaridji, Al Shia dan Al Nusayriyya menganggap Ali Ibnu Talib menjadi allah.
Al Djabriyyah, Al Mutazila dan Al Kadariyya menyangkal sifat Allah. Al Ashaira al Mutridiyya, Al Zaidiyya, al Imamiyya dan al Ismailiyya, berkata bahwa dunia ini mempunyai dua pemimpin. Pemimpin pertama adalah Allah dan yang kedua adalah jiwa. Baik Allah dan jiwa manusia membiarkan hal-hal yang tidak baik terjadi begitu saja.
Al Bahaiyya memandang pemimpin mereka Baha Allah adalah seorang allah. Kaum Druz menganggap "Al Hakim bin Amir Allah al-Fatimi" sebagai allah.
Bukankah kesemuanya ini menunjukkan bahwa akal budi sangat membutuhkan cahaya karunia dan cahaya iman?
Tidak seorangpun dapat mengenal Allah dengan kekuatan, kecerdasan atau hikmatnya sendiri. Masalah ini sangat membutuhkan pernyataan Ilahi agar dalam kegelapan pikirannya, manusia dapat mengetahui rahasia Ilahi yang terselubung oleh pikiran manusia yang terbatas. Beberapa ahli filsafat (filsuf) memahami pentingnya karunia ini dan menyebutnya sebagai teori pencerahan.
Seorang filsuf pernah berkata: "Manusia bisa mengenal Allah hanya melalui terang dari Allah. Allah adalah guru yang tersembunyi. Dia adalah terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap manusia di dalam dunia ini."
Alkitab membicarakan dua hal: ketidakmampuan manusia dan kebutuhan akan wahyu. Alkitab menggambarkan ketidakmampuan akal budi memahami hal-hal ilahi dalam kitab Ayub.
"Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kau ketahui? Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera" (Ayub 11:8-9).
Ayub juga berkata, "Selidikilah Tuhan, penguasa segala yang ada, maka engkau tidak akan mengerti rahasia hikmatNya.... Bagaimana engkau menyelidiki Allah dan dan mengetahui pikiranNya dan memahami rancanganNya.
Rasul Paulus berkata:
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya!" (Roma 11:33-34).
Sudah jelas bahwa manusia tidak mampu mengetahui hal-hal mengenai Allah. Kita membutuhkan karunia wahyu atau "terang Allah" untuk mengungkapkan kepada kita rahasia hikmatNya, seperti yang dikatakan dalam Alkitab,
"dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat,..." (Ayub 11:6).
Saudaraku, Allah siap untuk menyatakan diriNya kepada anda. Anda dapat melihat hal ini dalam doa Isa Al-Masih,
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil" (Matius 11:25).
Mungkin anda melihat dari doa ini bahwa terang rahmat dinyatakan pada orang sederhana yang digambarkan sebagai "orang kecil". Mereka yang mencoba memahami rahasia-rahasia tersebut hanya dengan akal budi dan hikmat mereka tidak akan mendapat pengertian. Allah Bapa telah menyatakan rahasia iman ini kepada rasul Petrus. Petrus berkata,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus (Isa Al-Masih) kepadanya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 16:16-17).
Saudaraku, Isa Al-Masih sendiri bersedia menyatakan diri-Nya kepada anda dan menyatakan rahasia iman. Dia berkata,
"...dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu" (Lukas 10:22).
Anak menyatakan rahasia-Nya dengan murah hati kepada rasul Paulus. Paulus berkata,
"Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus (Isa Al-Masih)" (Galatia 1:12).
Roh Kudus dengan penuh rahmat saat ini sedang giat dalam dunia memperlihatkan jalan iman kepada setiap orang, agar ia dapat menikmati persekutuan rahmat dan mengenal Tuhan dengan baik. Hal inilah yang dijelaskan rasul Paulus dengan berkata,
"Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Ada yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakan oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara mereka yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus (Al-Masih)" (I Korintus 2:6-16).
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada anda satu pokok yang sangat penting dan Mendasar. Yaitu perlu mengubah manusia duniawi menjadi manusia rohani supaya dia dapat menerima dan mengetahui yang berhubungan dengan Allah. Mintalah kepada Allah untuk mengubah anda dan menyatakan diri-Nya kepada anda, dan pasti Dia akan menjawabnya karena Dia rindu agar semua manusia diselamatkan dan mengenal kebenaran.
Seorang filsuf yang terkenal berkata: "Manusia tidak mampu dengan kekuatan alamiahnya untuk mencapai sifat Allah, tetapi Allah-lah yang menarik manusia datang kepada-Nya dan meninggikannya pada satu kecerdasan yang tidak dapat dipahami oleh akal budi". Kenyataannya tidak seorangpun dapat datang kepada Allah kecuali ditarik oleh-Nya. Seperti yang dikatakan Isa Al-Masih, terpujilah nama-Nya, berkata, "Tidak seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa." Ketika puteri Salomo mengetahui rahasia ini ia berseru,
"Tariklah aku dibelakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi" (Kidung Agung 1:4).
Tuhan menarik kita pada diri-Nya dengan kasih dan sayang-Nya. Ketika jiwa manusia mengingat akan kasih Allah baginya, maka ia akan terpesona karena kasih-Nya; rasul Yohanes berkata,
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (I Yohanes 4:19).
Apakah anda belum sadar akan kasih Allah yang telah dikerjakan bagi anda? Rasul Paulus berkata,
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8).
Kasih telah menyebabkan Dia menjelma menjadi manusia dan berjalan di jalan menuju Kalvari, sambil memikul salib, untuk membayar semua hutang saya dan anda. Hukuman dosa yang selayaknya menjadi bagian kita adalah maut. Dengan satu rahasia rohani yang mulia, Al-Masih masuk kubur yang menakutkan dan memadamkan api yang menyala-nyala, dan membukakan pintu harapan kepada kita dan jalan kemuliaan. Ketika Dia mengalahkan kuasa maut dan belenggu dosa melalui kebangkitan-Nya, Dia pergi dengan kasih yang agung untuk menyiapkan tempat bagi kita dalam Kerajaan-Nya yang akan diberikan dengan senang hati kepada kita (Lukas 12:32).
Isa Almasih akan segera datang menjemput kita,
"...Supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada" (Yohanes 14:2-3).
O, kasih ilahi! Betapa istimewanya hak dan betapa mulianya martabat yang diberikan kepada kami, dan dengan kasih sayang engkau telah menyelamatkan kami.
Saudaraku, anda tidak akan mengenal Allah kecuali melalui kasih. Ibadah bukanlah sekedar ajaran-ajaran, keyakinan, teori atau tugas-tugas keagamaan, tetapi merupakan kasih yang sungguh pada tingkat yang tertinggi. Allah bukanlah satu "gambar" yang dibuat atau dikhayalkan oleh pikiran-pikiran manusia. Dia tidak dapat dijelaskan oleh orang soleh dan dianalisa akal budi dengan teori-teori para ahli pikir (filsuf) dan ahli-ahli teologia dalam batas-batas pandangan dan pengertian mereka. Tetapi seperti yang dikatakan oleh rasul,
"...Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (I Yohanes 4:16).
Sudahkah hati anda diikat dengan kasih Allah? Sahabatku, janganlah terbebani dengan teori-teori dan perdebatan-perdebatan, tetapi cukup melakukan apa yang dikatakan St. Agustinus, "Mengasihi dan lakukan apa yang anda inginkan, karena Allah itu kasih".
Ketika kasih karunia bersinar di hati manusia, maka manusia akan bersinar dengan iman yang benar. Tidak mungkin bagi manusia mencapai iman yang benar tanpa terang kasih karunia, seperti yang dijelaskan Alkitab dalam Yesaya 60:1-3,
"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaannya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu."
Rasul Paulus berkata,
"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!" Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus" (II Korintus 4:6).
Kasih karunia telah bersinar dalam banyak kehidupan manusia termasuk Saul dari Tarsis dan Shaikh Mikhail Mansur.
Saul dari Tarsis adalah seorang bangsa Yahudi yang fanatik. Dia menganiaya orang-orang Kristen dan memasukkannya dalam penjara dan berbicara tentang dirinya sendiri, berkata:
Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Isa Almasih dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing. Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. (Kisah Para Rasul 26:9-18)
Demikianlah kasih karunia bersinar kepada Saulus sehingga ia diterangi dengan cahaya iman, dan kemudian dia menjadi rasul Paulus, seorang filsuf Kekristenan.
Kasih karunia juga bersinar dalam hidup Shekh Mikhail Mansur. Adiknya, Shekh Kamil Mansur menulis tentang pengalaman abangnya tersebut. Mikhail bin Mansur, dilahirkan di kota Suhadj pada bulan Maret 1871. Ia menerima pendidikan agama dari pemimpin-pemimpin agama. Sesudah pendidikan ini dia menghabiskan setiap malam untuk menyelidiki rahasia-rahasia ilahi.
Pada tahun 1893 ia mendapatkan pemikiran untuk membahas agama Kristen, dan memohon ijin dari guru besarnya untuk bersoal jawab atau berdebat dengan umat Kristen; tetapi tidak diijinkan, karena takut mahasiswa ini akan menjadi congkak dan sombong. Meskipun demikian, ia memulai perdebatan dan bersoal jawab dengan orang-orang beragama, dan perdebatan seringkali begitu panjang dan sia-sia. Suatu hari ia bertemu dengan seseorang dan berkata kepadanya,
"Setiap orang seharusnya memohon bimbingan Allah, dan saya sarankan anda untuk memohon kepada Allah untuk membimbing anda pada kebenaran."
Tetapi dia mencemooh kata-kata ini dan menjawab orang itu,
"Maksudmu saya ragu dengan iman saya ini? Saya sangat yakin dengan yang saya percaya saat ini."
Namun setelah orang tersebut pergi, ia merenungkan apa yang disarankan orang itu, "saya sarankan anda mencari kebenaran Allah." Kasih karunia Roh Kudus mulai bekerja dalam hatinya. Dia semakin sangat bimbang sehingga ia nampak seperti orang yang kena gangguan jiwa. Ia nampak pucat dan mulai membaca Kitab Suci, mencari kebenaran ilahi....Sesudah beberapa waktu, tanda-tanda kegembiraan dan sukacita nampak diwajahnya karena terang Sang Penebus telah mengalahkannya dan matahari kebenaran telah menerangi jiwanya.
Kemuliaan Al-Masih dalam kasih-Nya yang besar, prinsip-prinsip yang agung, dan keindahan ajaran-ajaranNya menjadi nyata baginya. Dia belajar bahwa hanya Isa Al-Masihlah jalan, kebenaran dan hidup, dan manusia itu berdosa, bodoh, dan diperhamba, dan hanya dapat diselamatkan oleh Isa Al-Masih.
Banyak hal yang tidak bisa saya ingat satu persatu. Namun, saya tidak akan melupakan sukacita yang luar biasa yang memenuhi hatinya, kebahagiaan yang mulia terpancar dari wajahnya, dan air mata membasahi pakaiannya karena sukacita yang luar biasa itu, sewaktu pertama kali saya bertanya kepadanya tentang Injil. Mengingat hal itu terkadang saya jadi malu karena pada awalnya terkadang saya minta orang yang dulu seagama dengannya berdoa baginya, agar disadarkan dan kembali keajaran agamanya yang dulu. Kadang-kadang saya mencari orang pintar dan orang yang terkenal dalam pendidikan untuk dibawa kepadanya agar mereka dapat menyadarkannya. Di waktu yang lain, saya minta beberapa orang untuk mengancam dia supaya kembali ke agamanya yang dulu. Tetapi yang saya lihat bahwa dia tetap teguh bagaikan gunung tinggi dalam Isa Al-Masih, dan melihat bahwa setiap aniaya dapat ditanggung dalam kasih-Nya. Saya benar-benar memikirkan apa rahasianya. Saya tahu dengan pasti bahwa itu semua datang dari surga yang menguatkan dia. Kesetiaannya pada Kristus jelas bagi saya; sehingga, saya terdorong untuk meminta Kitab Injil darinya, dan ia memberikannya dengan sukacita. Kami bersyukur kepada Allah karena telah memakai dia membimbing banyak orang berdosa, yang pertama adalah saya, bagi kemuliaan Sang Penebus."
Ketika manusia ditarik oleh kuasa kasih karunia pada iman, maka dia tidak lagi membutuhkan bukti logis untuk menguatkan kebenaran-kebenaran iman, karena kesaksian itu sudah ada dalam hatinya, karena ia menyadari bahwa Allah hidup dalam dia, dan Dia telah mengubah hidupnya. Ia tidak lagi mencari Allah di luar dirinya.
Agustinus, seorang filsuf terkenal setelah percaya berkata, "Ya, aku telah menemukan dan memahami Mu. O, betapa beruntungnya dan diberkatinya aku! Tadinya aku mencari Engkau di luar! Tetapi semuanya sia-sia, karena aku menemuikan Engkau dalam jiwaku, dalam hatiku sendiri! Dan kini aku sedang memeluk Engkau dan melihat Engkau."
Orang percaya adalah dia yang telah melihat Tuhan dan dilingkupi Tuhan dalam hidupnya yang membuat dia sungguh bertobat. Dia mengubah manusia yang penuh hawa nafsu, hamba dosa, menjadi seorang yang rohani, kudus dan penuh kasih. Orang percaya melihat Tuhan dalam hatinya yang sudah dibersihkan dari kotoran dosa,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:8).
Sesudah pekerjaan kasih karunia, iman bukan lagi sekedar iman yang dibatasi akal budi, yang mempercayai hal-hal yang tidak kelihatan, yang kekurangan fakta dan bukti, tetapi suatu iman dari pengalaman, yang mengubah seekor serigala menjadi seekor anak domba; inilah bukti nyata yang paling besar dari kebenaran iman itu.
Santa Musa al Aswad dulunya adalah pembunuh sadis dan pemimpin dari kelompok penjahat kafir. Kasih karunia mulai menerangi hatinya. Sehingga ia menemui seorang bijaksana dan bertanya kepadanya, "Saya telah mendengar bahwa bapak adalah penyembah Allah yang benar; itulah sebabnya saya menemui bapak, agar Allah yang telah menyelamatkan bapak dapat menyelamatkan saya juga. Ceritakan dan jelaskanlah kepada saya tentang Allah itu." Orang kudus itu bertanya, "Apakah Allahmu?" Jawabnya, "Saya tidak mengenal satu Allah pun kecuali matahari, sebab apabila aku memandangnya, saya temui bahwa ia menerangi dunia dengan sinarnya; termasuk bulan dan bintang-bintang, yang memiliki rahasia-rahasia aneh; juga lautan dan kekuatannya...Tetapi kesemuanya itu tidak memuaskan jiwaku, dan saya tahu bahwa ada Allah lain yang lebih besar dari semuanya ini yang belum saya kenal. Saya berkata, "Ya, Tuhan! Yang hidup dalam surga, yang mengatur semua ciptaan, bimbinglah aku kepada-Mu sekarang, dan biarlah aku mengetahui apa yang memuaskan-Mu." Itulah sebabnya saya menemui bapak, agar bapak dapat menjelaskan kepada saya dan mendoakan saya kepada Allah agar Dia jangan menurunkan murka-Nya kepada saya karena perbuatan-perbuatan jahatku." Orang saleh yang tua itu mulai memberitakan Firman Allah kepadanya, dan mengatakan kepadanya tentang penghukuman, keselamatan dan kasih Allah pada orang-orang berdosa. Pekerjaan kasih karunia disempurnakan dalam hatinya, dan Tuhan menyinari hatinya, dan air mata pertobatan mengalir, dan wajahnya memancarkan cahaya iman. Musa al Aswad, seorang biadab, menjadi seorang saleh, salah satu dari antara tokoh-tokoh iman yang besar.
Siapakah yang mengubah seekor serigala ini menjadi seekor anak domba? Sungguh satu pekerjaan mulia yang luar biasa.
Siapakah yang membuat dia memahami iman? Allah masuk dalam hidupnya dan lewat jamahan tangan-Nya yang Maha Kuasa itu telah mengubah dia secara menyeluruh.
Jibran dibesarkan dalam satu keluarga yang fanatik dalam agama dan ayahnya mengajarkannya asal mula agama. Setelah ayahnya meninggal, pemuda ini mengabaikan semua larangan dan terjun dalam kejahatan. Untuk mengatasi masalah ini, keluarganya memasukkan dia ke asrama sekolah. Di sekolah itu ada seorang siswa bernama Mikhael, yang sungguh menderita dengan perlakuan Jibran. Ketika hari perayaan sekolah itu tiba, Jibran sangat ingin membuat Mikhael kesulitan dengan merencanakan perbuatan agar supaya Michael mengangkat semua kursi yang dibutuhkan untuk acara tersebut. Untuk itu ia membuat seolah-olah sekolah yang mengeluarkan perintah tersebut. Kemudian ia mencari Mikhael, dan ia melihat Michael sedang melompati tembok sekolah dan masuk ke dalam hutan dekat sekolah itu. Sangkanya, Mikhael ingin menghindari tugasnya. Oleh karena itu ia membuntutinya, dan melihatnya memasuki satu tempat di mana ranting-ranting dibuat menjadi satu pondok kecil.
Dengan diam-diam Jibran bersembunyi dibalik pohon agar menemukan rahasia dibalik pondok ini. Ia melihat Mikhael menyalakan lilin kecil.
Kemudian ia berlutut, dan Jibran mendengar dia berbicara dengan suara rendah. Lalu ia melihat dia mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya dan membacanya. Selesai membaca, Jibran melihat dia mengangkat wajahnya ke depan, dan dia melihat air mata mengalir dari matanya dan suaranya kedengaran seperti menangis. Sesudah itu ia mematikan lilin dan kembali ke sekolah. Jibran mengikutinya dari jauh.
Ketika Mikhael memasuki sekolah, Jibran membuntutinya dan memegang kedua pundaknya dan bertanya, "Dari mana kamu?" Mikhael menjawab, "Tadi saya menyembah Tuhan saya." Katanya lagi kepadanya, "Engkau pembohong. Aku melihatmu dan membuntutimu saat kau melompati pagar dan memasuki sebuah pondok kecil dan mulai bernyanyi dan membaca kitab kecil, dan engkau menangis. Ini tanda-tanda kegilaan." Mikhael menjawab dengan cepat, "Saya tidak gila, dan saya tidak bernyanyi, tetapi saya sedang bermazmur untuk Tuhan. Apa yang saya baca adalah Injil. Sesudah itu saya berdoa kepada Tuhan saya untuk mengampuni dosa-dosa saya dan menolong dalam kehidupan saya." Jibran berkata, "Dapatkah saya melihat Injil itu?" Dia memberikan Injil itu kepadanya, tetapi Jibran sudah belajar dari ayahnya bahwa orang yang menyentuh Injil dari umat Nasrani, maka tangan yang menyentuh akan lumpuh atau akan menjadi gila. Tetapi pemandangan yang baru saja disaksikan Jibran telah mendorong dia untuk mempelajari rahasia penyembahan yang mendorong Mikhael memasuki hutan dan menyembah. Dia menjepit Injil dengan ujung jari-jarinya, sambil berpikir seandainya ia menjadi lumpuh, dia akan membuangnya dan terhindar dari bahaya.
Tetapi dia tidak merasakan apapun pada tubuhnya, dan ia mengambil Injil itu dan mohon izin Mikhael untuk membawanya ke rumah. Jibran membaca Injil itu semalaman tetapi ia tidak dapat mengerti apa-apa.
Saat matahari terbit ia segera menjumpai Mikhael dan membangunkannya dan bertanya tentang apa yang tidak dipahaminya. Mikhael mulai menjelaskan, tetapi tetap saja Jibran tak dapat mengerti. Lalu Mikhael menutup kitab itu dan berkata kepadanya, "Saya akan ceritakan secara singkat tentang isi kitab Injil.
Kebenaran pertama - Manusia adalah berdosa. Kamu dan saya juga orang berdosa.
Kebenaran kedua - Hukuman bagi dosa-dosa kita adalah siksaan di neraka.
Kebenaran ketiga - Karena kasih-Nya, Allah mengutus Isa Al Masih untuk menebus kita dari hukuman dosa, dan Dia telah disalibkan ganti kita.
Kebenaran keempat - Jika kamu percaya ini dan bertobat dari dosa-dosamu maka Tuhan akan menerima kamu dan menyelamatkan kamu dari api neraka yang kekal.
Kata-kata ini sederhana tetapi diurapi dengan kasih karunia dan disampaikan berdasarkan pengalaman. Di sinilah tangan Allah bekerja dalam hati Jibran, dan terjadilah mujizat. Wajah pemuda itu bersinar, dan dia berkata, "Saya percaya," dan keduanya berdoa. Peristiwa dan pengalaman silih berganti dalam hidup Jibran yang berkarakter buruk dan telah mengubah dia menjadi orang yang berhati lembut, hamba yang diberkati di ladang Tuhan. Ia telah menjadi berkat bagi banyak orang percaya dan orang lain.
Inilah pekerjaan ajaib dari kasih karunia dan bukti yang besar dari kebenaran iman kita yang kudus. Kerinduan saya, agar Allah bekerja dalam hidup anda, para pembaca yang terhormat, agar anda dapat menjadi anak Tuhan Allah, dan menjadi seorang saksi setia bagi Tuhan yang telah mengasihi dan menebus kita dengan darah-Nya.
Saudara, semoga anda telah memahami arti dari Tritunggal umat Kristen dan sudah menjadi yakin bahwa kami tidak menyembah tiga allah. Tidak mungkin! Kami hanya percaya kepada satu Allah, berada dalam diri-Nya, menyampaikan Firman-Nya, dan hidup dalam Roh-Nya. Firman-Nya berdiam dalam Maryam yang diberkati dan telah menjadi manusia, yakni Isa Al-Masih (Yesus Kristus), yang telah hidup di dunia ini, dan menggenapi keselamatan kita.
Saudara, saya berdoa kepada Tuhan agar menjadikan terang-Nya bersinar dalam hati anda, untuk menyatakan kepada anda rahasia ajaib ini, karena hal-hal tentang Allah hanya bisa dipahami dengan Roh Allah. Maukah anda memohon kepada-Nya, pertama-tama untuk mengubah anda, dan melayakkan anda menerima pekerjaan kasih karunia dalam hidup anda, agar anda menjadi anak Allah, dan memiliki karakter sifat-sifat keallahan. Kemudian dengan Roh anda akan dapat memahami apa yang tidak dapat di pahami akal budi. Kiranya Allah melindungi dan menyertai anda!
Para pembaca, jika Anda telah membaca buku ini, maka Anda akan mampu mejawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Jelaskanlah bagaimana umat Kristen berhak mengatakan: Allah itu Esa.
Mengapa ke-Bapaan Allah tidak diartikan dalam hubungan jasmani tetapi ke-Bapaan dalam arti rohani?
Bagaimanakah Al-Qur'an menyaksikan Keesaan Allah dalam iman Kristen?
Jelaskanlah ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kebenaran Ketritunggalan dalam Allah yang Esa?
Apakah arti nama Bapa dalam pengertian Kristen?
Apakah arti perkataan "Allah mempunyai seorang Anak"?
Siapakah Roh Kudus dalam iman Kristen?
Trinitas manakah yang ditolak oleh Al-Qur'an dan Alkitab?
Bagaimanakah anda tahu bahwa akal budi manusia tidak mampu menerima secara spontan seluruh rahasia?
Apa yang dapat menolong kita untuk memahami sifat Allah?
Mengapa Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia?
Mengapa Allah perlu menjadi manusia?
Bagaimana caranya Allah menyatakan diri-Nya kepada Sheikh Mansur?
Bagaimana orang percaya memiliki jaminan dalam imannya kepada Allah dan pekerjaan-Nya dalam kita?
Diskusikan apa yang menurut anda pengalaman yang paling penting dari Santa Musa al Aswad.
Tuliskan empat kebenaran yang penting dalam pengalaman Jibran.
Tuliskan pendapat anda tentang seluruh kebenaran dari keesaan Allah dalam Tritunggal-Nya yang kudus itu.
ika anda menjawab dengan benar 10 pertanyaan di atas, kami akan mendaftarkan anda pada kursus tertulis kami. Tuliskanlah jawaban anda pada selembar kertas yang terpisah. Mohon tuliskan alamat anda dengan jelas dan kirim email atau hubungi kami di:
HP/WA 0816332635
www.the-good-way.com