UJILAH SEGALA SESUATU DAN PEGANGLAH YANG BENAR

Judul Asli: Test Everything, Hold on to the Good

Iskander Jadeed

All Rights Reserved

1999


UJILAH SEGALA SESUATU DAN PEGANGLAH YANG BENAR

Tetapi setelah membaca syair yang anda kutip, saya jadi kecewa. Kutipan, "Betapa ajaibnya Yesus di antara orang-orang Kristen" sesuai dengan pen­dapat sebagian besar orang-orang Islam yang kami kenal, dan juga senada dengan ayat Al Qur'an yang mengatakan, "Mereka tidak membunuhnya, dan tidak pula menyalibkannya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa" (Surat 4: 157).

Ayat tersebut di atas, yang mengajak untuk menguji, merupakan tema "Jalan AI-Rahmat". Firman Allah menyatakan: "Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar" (Yesaya 8:20).

Dalam kasih yang sabar dan mengerti, yang oleh orang Kristen yang sejati diterapkan untuk mencari kebenaran, saya ingin menyampaikan hal-hal yang berikut kepada anda.

Saudara yang budiman, Anda mengatakan dalam permulaan surat anda, "Inilah jalanku; aku dan orang-orang yang meng­ikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata" (Surat 12:108). Karena itu, saya menganggap bahwa anda adalah orang yang berprinsip, dan bahwa anda termasuk mereka. yang menerapkan apa yang tertulis di dalam Al Qur'an, "Janganlah kamu ber­debat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik " (Surat 29:46).

SALIB DI DALAM INJIL DAN DI DALAM QUR'AN

Paulus, adalah Rasul Kristen yang dinamis, menulis dalam suratnya yang pertama kepada orang­-orang Korintus : "Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitahukan Kristus yang disalibkan, untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah" (I Korintus 1:22­24). Rasul ini juga mengatakan, "Ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dertgan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-­apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan" (I Korintus 2:1-2).

Jika kita perhatikan kesaksian rasul-rasul Kristus yang menyertai Dia dan yang mengenal Dia sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran, dan yang telah menerima karunia demi karunia dari kepenuhan-Nya, kita melihat bahwa Injil yang mereka beritakan pada permulaan kekristenan, dan yang telah diterima oleh umat manusia, dan yang olehnya mereka telah diselamatkan, adalah berita kesukaan yang sama, yang dengan tepat telah disimpulkan oleh Paulus sebagai berikut: "Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci; bahwa la telah dikuburkan, dan bahwa la telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan kitab suci" (I Korintus 15:1-4).

Seorang rasul lain, Yohanes, mengatakan "Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya, dan sekarang kami bersaksi. dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama- sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami" (I Yohanes 1:2-3). Ini sesuai dengan Injil yang mengatakan, "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yohanes 1:14).

Lagi rasul lain, Petrus, berkata kepada orang­-orang Yahudi, "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan­-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan kepada Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan-tangan bangsa-bangsa durhaka (Kisah 2:22-23).

KESAKSIAN PARA NABI

Dalam nubuatan-nubuatan para nabi, banyak nubuatan mengenai peristiwa-peristiwa yang ber­hubungan dengan kematian Kristus di kayu salib. Semua nubuatan-nubuatan itu telah digenapi.

  1. Yesus dijual seharga tigapuluh uang perak, dan tanah tukang periuk telah dibeli dengan uang itu (Zakaria 11:13).

  2. Tangan dan kakiNya dipakukan ke kayu salib (Mazmur 22:17-18).

  3. Dia dilukai amat parah (Yesaya 53:5).

  4. Dia dicambuk (Mazmur 129:3).

  5. Dia dianiaya, tetapi Ia tidak membuka mulut­Nya (Yesaya 53:7).

  6. Dia dipukul dan mukaNya diludahi (Yesaya 53:3,4,8).

  7. Dia diolok-olok (Mazmur 22:7-9).

  8. Bapa meninggalkanNya (Mazmur 22:1).

  9. Mereka memberikan Dia anggur asam (Maz­mur 69:22).

  10. Prajurit-prajurit membuang undi atas jubah­Nya (Mazmur 22:19).

  11. Mereka menikam lambungNya dengan tom­bak (Zakaria 12:10).

  12. Ia mati di antara dua penjahat ( Yesaya 53:9).

PROKLAMASI YESUS

Pada beberapa kesempatan, Kristus mem­beritahukan kepada murid-murid-Nya bahwa untuk menyelamatkan umat manusia, Dia harus disalib. Nubuatan-nubuatan ini tertulis dalam Matius 17:22­23; Markus 8:31; Lukas 9:22 dan Yohanes 3:14-15.

KEBANGKITAN KRISTUS

Tiga hari sesudah disalibkan, terjadilah mujizat terbesar di antara segala mujizat. Kristus bangkit­ dari antara orang. mati. Alkitab mengatakan, "Setelah hari sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya, lalu duduk di atas­nya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan­-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sarna seperti yang telah dikatakan-Nya" (Matius 28:1-6).

KESAKSIAN SEJARAH

Dokumen-dokumen sejarah menyaksikan bahwa Yesus disalibkan. Sejarawan-sejarawan dari zaman dahulu, baik orang-orang bukan Yahudi maupun orang-orang Yahudi, menegaskan bahwa penyaliban Yesus adalah fakta sejarah.

  • Tacitus, orang Romawi (tahun 55) menguraikan penyaliban itu secara panjang lebar, termasuk penderitaan-penderitaan Yesus.

  • Yosephus, orang Yahudi, yang lahir beberapa tahun sesudah penyaliban Kristus, menuliskan sejarah bangsanya dalam dua puluh jilid. di salah satu jilid ia menulis bahwa Yesus disalibkan atas perintah Pontius Pilatus.

  • Lucian, orang Yunani (tahun 100), menulis tentang Kristus dan orang-orang Kristen sebagai berikut: "Orang-orang Kristen masih tetap menyem­bah orang yang agung ini yang telah disalibkan di Palestina karena membawa agama baru ke dalam dunia" .

KESAKSIAN SALIB SEBAGAI SIMBOL

Kitab talmud, kitab suci orang Yahudi, juga menyaksikan penyaliban Kristus. Dalam edisi tahun 1943, halaman 42, dikatakan : "Yesus disalibkan satu hari sebelum paskah, karena Dia seorang tukang sihir yang hendak menipu dan menyesatkan Israel".

KESAKSIAN UPACARA YANG TELAH TURUN- TEMURUN

Perayaan Perjamuan Kudus oleh orang-orang Kristen yang mengingatkan mereka akan penyaliban Kristus merupakan kesaksian hidup untuk selama­lamanya akan fakta kematian Yesus di kayu salib

SALIB DI DALAM ISLAM

Bila kita mempelajari Al Qur' an, kita melihat bahwa kitab ini menyangkal penyaliban Yesus. Tetapi tidak menyangkal kematian-Nya sebelum naik ke Sorga. Tiga ayat menyebut kematianNya, dan dua ayat lain menyatakan bahwa Dia dibunuh.

  1. "Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (Surat Maryam ayat 33).

  2. "Allah berfirman: Hai Isa, sesungguhnya AIm akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaku serta member­sihkan kamu dari orang-orang yang kaflr (Surat Ali Imran ayat 55).

  3. "Ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Mary am, adakah kamu mengatakan kepada manusia : Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?" Isa menjawab:"Maha Sud Engkau! Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perin­tahkan kepadaku, yaitu: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka" (Surat AI Maidah ayat 116-117).

  4. "Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan AlKitab kepada Musa dan Kami telah menyusulinya sesudah itu dengan rasuI, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Rohul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang di antara mereka kamu dustakan dan beberapa orang kamu bunuh (Surat AI Baqarah ayat 87).

  5. "Yaitu orang-orang Yahudi yang mengatakan: , Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami supaya kami jangan beriman kepada seorang rasul, sebelum dia men­datangkan kepada kami korban yang dimakan api'. Katakanlah: 'Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku, membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar' (Surat Ali 'Imran ayat 183)

PENDAPAT PARA KOMENTATOR AL QUR’AN

Al-Baidawi mengatakan: "Sekumpulan orang Yahudi menghina Yesus dan Ibu-Nya, sehingga Dia mengutuki mereka dan Allah merubah mereka men­jadi monyet dan babi. Orang-orang Yahudi sepakat untuk membunuh Dia, tetapi Allah mengatakan bahwa. Ia akan mengangkat-Nya. Yesus berkata kepada sahabat-sahabat-Nya: "Siapa di antara kamu yang bersedia untuk berubah muka menjadi seperti saya, sehingga mereka akan membunuh dan menyalibkan dia " Salah seorang bersedia dan dia dibunuh dan disalibkan"

Ada yang mengatakan bahwa sewaktu orang­-orang Yahudi menangkap Yesus, Dia dijaga oleh seorang pengawal, tetapi secara mujizat Dia diangkat ke Sorga. Bersamaan dengan itu, Allah membuat rupa pengawal itu seperti rupa Yesus. Mereka mengambil­nya karena menyangka dialah Yesus dan menyalib­kannya sambil dia terus berteriak-teriak 'Saya bukan Yesus'

"Ada pula yang mengatakan bahwa Yudas, murid Yesus, adalah seorang munaflk. Ia menunjukkan tem­pat Yesus kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi Allah membuat dia mempunyai rupa seperti Yesus, dan orang-orang Yahudi membunuhnya ganti Yesus" (Baidawi II, 127-128).

Dalam buku AI- Tabari JAMI AL-BAIAN, dia menuturkan beberapa ceritera. Menurut salah satu ceritanya, Wahab Thn Munabbeb melaporkan bahwa "Yesus datang dengan tujuh belas murid-murid-Nya ke sebuah rumah. Orang-orang Yahudi mengepung rumah itu, dan ketika mereka masuk, Allah membuat semua orang yang dalam rumah itu mempunyai rupa seperti Yesus. Orang-orang Yahudi berteriak, 'Kamu tukang-tukang sihir, jika kamu tidak katakan siapa di antara kamu yang mau membeli Firdaus ?' Seorang di antara mereka berkata, 'Sayalah Yesus', dan dia dibunuh" .

Banyak cerita-cerita yang bernada sarna tertulis dalam komentar- komentar dari Sanawi, Thn Kuthair, Galalan dan Zamakhshari. Tetapi sebelum kita menutup tema ini, baiklah kita mengakhiri diskusi ini dengan mengutip Fakhr aI-Din Ar-Razi, yang menyangkal cerita "mempunyai rupa seperti Yesus". Mengenai Surat Ali Imran ayat 55 yang berbunyi, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyarnpaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu", Razi berkomentar, "Di sini kita menghadapi problema.

Al Qur'an mengatakan bahwa ketika Allah mengangkat Yesus, Ia membuat orang lain mempunyai rupa seperti Yesus: 'Mereka tidak membunuhNya atau menyalibkan-Nya, hanya nampaknya demikian bagi mereka. Ada cerita-cerita yang saling berten­tang an mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa Allah membuat musuh-musuh yang mengan­tarkan orang-orang Yahudi kepada Yesus mem­punyai rupa seperti Yesus. Yang lain mengatakan bahwa salah seorang murid-Nya diberi rupa seperti Yesus, dan dia dibunuh ganti Yesus. Bahwa orang lain dibuat mempunyai rupa seperti Yesus menim­bulkan problema-problema tersebut di bawah ini :

  1. Jika kita menerima ide bahwa seseorang kelihatannya seperti orang lain, kita menerima cara berpikir yang menyesatkan. Jadi, misalnya, waktu saya melihat anak saya, saya sangat meragukan apakah dia sungguh anak saya; mungkin dia orang lain (impersonasi). sehingga indera-indera tidak dapat mempercayai perasaan. Hal ini dapat membuat kita berpikir bahwa sahabat-sahabat Nabi yang melihat dia waktu mengajar, tidak dapat memastikan bahwa dia itu sungguh Nabi. Mungkin dia hanya kelihatan seakan-akan dia Nabi. Hukum-hukum alarn akan runtuh. Kita harus dapat meyakini bahwa rantai dari pemberi-pemberi informasi silap karena apa yang dilihatnya hanyalah semu. Dengan ringkas, menerima ide ini membuat kita m ulai dengan cara berpikir yang salah dan berakhir dengan pembatalan semua nubuatan-­nubuatan.

  2. Allah menyuruh Gabriel untuk selalu menyertai Yesus. Inilah pendapat mayoritas di antara para komentator mengenai arti dari ayat yang ber­bunyi, "Kami memperkuatnya dengan Ruhul Kudus" (Surat Al Baqarah ayat 87).Mereka menambahkan bahwa pinggir sayap Gabriel cukup untuk menjaga seluruh umat manusia. Jadi kenapa Gabriel tidak melindungi Yesus terhadap orang-orang Yahudi? Yesus juga sanggup untuk membangkitkan orang mati. Jadi mengapa Dia tidak menyelamatkan dirinya dengan membunuh orang-orang Yahudi yang hendak menangkap Dia, atau setidak-tidaknya membuat mereka lumpuh dan penyakit-­penyakit lain yang membuat mereka tidak dapat berkonfrontasi dengan Dia.

  3. Allah sebenarnya dapat menyelamatkan Yesus dengan mengangkatNya ke sorga. Kalau begitu, apa gunanya membuat orang lain kelihatan seperti Dia. Apakah ini tidak menyebabkan orang lain mati konyol ?

  4. Jika Allah membuat orang lain mempunyai rupa seperti Yesus dan kemudian mengangkat Yesus, orang akan menyangka bahwa orang lain itulah Yesus, sedangkan sebenarnya dia bukan Yesus. Bahwa Allah akan menyesatkan manusia adalah tidak sesuai dengan tindakan-tindakan-Nya yang bijaksana.

  5. Sekalipun mereka sangat mengasihi Yesus, orang-orang Kristen di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka melihat Yesus dibunuh dan disalibkan. Jika kita menyangkalnya, kita meniadakan rantai kesaksian dari orang-orang yang berwenang. Menyangkal hal ini berarti menyangkal nubuatan-nubuatan, bahkan fakta sejarah dari Muhammad, Yesus dan nabi-nabi yang lain.

  6. Rantai informasi mengatakan bahwa orang yang disalibkan itu hidup lama. Seandainya dia bukan Yesus, tetapi orang lain, ia akan berkata, "Saya bukan Yesus, saya orang lain". Ia akan mengatakannya di depan umum, dan akan diketahui oleh orang banyak. Tetapi itu tidak terjadi; hal ini membuktikan bahwa fakta tidak seperti yang anda katakan" (AI Tafsir AI-Kabir 12:99).

PENGHASUT -PENGHASUT PEPERANGAN

Saudara, anda mengatakan dalam surat anda, “Dunia tidak menghadapi penghancuran sebelum orang-orang Kristen dari Barat mengangkat senjata".

Sejarah membantah anda dalam hal ini; peperangan dan penghancuran sudah ada ribuan tahun sebelum ada kekristenan. Tetapi sebelum mengak­hiri isu ini, kita perlu memperbandingkan alasan­-alasan untuk berperang, baik bagi orang-orang Kristen, maupun bagi orang-orang Islam.

BAGI ORANG-ORANG KRISTEN

Injil mengatakan bahwa sewaktu Kristus me­ngetahui bahwa Yohanes Pembaptis telah dibunuh, Ia meninggalkan Nazaret dan tinggal di Kapernaum. Ia mengelilingi seluruh Galilea sambil menyembuhkan beragam-ragam penyakit dan memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah. Mereka membawa semua orang-orang sakit atau kerasukan, dan Dia menyembuhkan mereka semuanya.

Sewaktu Yesus melihat masa itu, Ia naik ke sebuah bukit dan mengajar mereka sambil berkata, "Ber­bahagialah yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empun a Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah: Ber­bahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upah­mu besar di Sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu" (Matius 5:3-12).

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang, bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepada­mu, sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi" (Matius 5:17-18).

"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita, Jangan membunuh; siapa yang membunuh, harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu, setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mah­kamah Agama, dan siapa yang berkata: Jahil ! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala " (Matius 5:21-22).

"Kamu telah mendengar Firman, "Jangan ber­zinah. Tetapi Aku berkata kepadamu, setiap orang yang memandang perempuan serta mengin­ginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (Matius 5:27-28).

"Telah difirmankan juga, "Siapa menceraikan isterinya harus membuat surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu, setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah" (Matius 5:31-32).

"Kamu telah mendengarkan pula yang difir­mankan kepada nenek moyang kita, "Jangan bersum­pah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah sekali- kali bersumpah jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu, berasal dari si jahat" (Matius 5:33-37).

"Kamu telah mendengar Firman: "Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengjngini bajumu, serahkanlah juga jubah­mu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil" (Matius 5:38-41).

"Kamu telah mendengar Firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu, kasihanilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak­anak Bapamu yang di sorga yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik" (Matius 5:43-45; 6:1-7:29).

BAGI ORANG-ORANG ISLAM

Sejarah mencatat bahwa Omar bin el-Khattab merupakan arsitek negara Islam. Ia menganut prin­sip-prinsip berikut:

  1. Agama negara ialah Islam. "Sebelum meninggal, Nabi mengatakan bahwa di semenanjung Arabia tidak dibolehkan adanya dua agama" (Life of the Prophet, oleh Thn Hisham III, 813).

  2. Orang-orang Arab di luar semenanjung Arabia harus menjadi orang-orang jihad, yakni golcing an yang militan.

  3. Beberapa ayat di dalam Al Qur'an membe narkan perang dan menganjurkan perkelahian :

    1. "Hai Nabi ! Kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. Jika ada duapuluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat men­galahkan dua ratus orang musuh. Dan. jika ada seratus orang di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir" (Surat AI Anfaal ayat 65).

    1. "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan itu mati; bahkan mereka itu hidup (Surat A1i Imran ayat 169).

    2. "Sesungguhnya Aku tidak menyia-yiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-­laki atau perempuan, karena sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halaman­nya, yang disakiti pada jalanKu, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Kuhapuskan kesalahan­-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisiNya pahala yang baik (Surat Ali Imran ayat 195).

    3. "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar, yang diberikan Alkitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk" (Surat At Taubah ayat 29).

    4. "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; karena fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan" (Surat AI Baqarah ayat 191).

    5. "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah belaka" (Surat AI Baqarah ayat 193).

    6. "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: 'Berperang pada bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi masuk Masjidilharam dan mengusir pen­duduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinyamemerangi kamu sampai mereka dapat mengem­balikan kamu dari agamamu kepada kekaftran, sean­dainya mereka sanggup"(Surat AI Baqarah ayat 217).

    7. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hen­daklah mereka menemui kekerasan dari padamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa" (Surat At Taubah ayat 123). "Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu men­jadi sama dengan mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelin­dung, dan jangan pula menjadi penolong" (Surat An Nisa ayat 89).

KEKRISTENAN DAN PERANG

Barangkali Tuan Alawi telah menerima ajaran Kristen yang sejati, yaitu yang diajarkan oleh Yesus dan rasul-rasulNya yang diilhami oleh Roh Kudus dan yang diikuti oleh banyak gereja dewasa ini. Kami tahu bahwa tidak semua orang yang disebut orang Kristen merupakan orang Kristen yang sungguh-­sungguh. Yesus telah mengemukakan hal ini dengan perkataan-Nya: "Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: 'Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga' (Matius 7:21). Sayang sekali mayoritas orang orang Kristen hanya di dalam nama.

Untuk mengenal orang Kristen yang sejati, Yesus berkata, "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri ?" (Matius 7:16). Kita harus menguji setiap pengajaran dengan prinsip ini yang diberikan oleh Yesus. Kita tidak dapat menyimpulkan apakah sebatang pobon itu baik daunnya atau bunganya, tetapi dari buahnya.

Dengan hikmatnya yang luar biasa, Yesus telah menyampaikan hukum yang terutama untuk hidup rukun dalam damai dan untuk saling pengertian bagi umat manusia. Ia berkata, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuat­lah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 7:12). Ayat ini disebut "Pedoman Emas". Jika seluruh umat manusia mematuhi dan menerapkan hukum ini, segenap bumi akan dalam damai, dan nubuatan Yesaya akan digenapi, yang berbunyi, "Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas" (Yesaya 2:4).

Diceritakan bahwa seseorang meminta kepada Rabbi Yahudi Shamai untuk mengajarkan Taurat kepadanya, sambi berdiri di atas satu kaki. Shamai mengusirnya. Kemudian orang ini pergi kepada Rabbi Hillel dan mengajukan permintaan yang sama. Hillel menjawab, "Hukum Taurat ialah: Jangan per­buat pada orang lain apa yang engkau tidak kehendaki diperbuat kepadamu". Yesus telah merubah per­nyataan yang negatip ini menjadi pemyataan yang positip.

Saya lihat bahwa anda gusar tentang orang-orang yang ikut Perang Salib, dan anda mengatakan bahwa Kekristenanlah dalangnya. Saya tidak dapat mengikuti jalan pikiran anda. Mereka yang ikut Perang Salib bukanlah orang-orang Kristen yang sesungguh­nya. Bukti yang paling meyakinkan untuk itu ialah fakta bahwa mereka menjarah Gereja-gereja Or­todoks Timur. Tujuan mereka hanyalah memperluas daerah teritorial.

ISLAM DAN PERANG

Ahli-ahli sejarah mengatakan bahwa beberapa bulan setelah orang-orang Islam menetap di Medina, mereka rindu kepada Mekkah. Di bawah pimpinan Muhammad, mereka berencana untuk balas dendam terhadap bani Qurais. Yang menunda pembalasan mereka adalah kesibukan mereka untuk membangun rumah-rumah dan mengadakan persediaan makanan.

Mereka segera membentuk detasemen-detasemen. Detasemen pertama disusun oleh Muhammad, dipim­pin oleh pamannya Hamza bin Abdul-Muttalib, serta terdiri dari 30 penunggang Unta, semuanya Muhajirin mereka yang lari dari Mekkah ke Medina. Mereka dikirim ke daerah pantai ke arah 'Ais, dan di situ mereka bertemu dengan Abu Jahl bin Hisham, yang memimpin 300 penunggang Unta dari Qurais. Nagdi bin Amro-Gahni memisahkan kedua pasukan itu dan membujuk mereka untuk menghentikan pertem­puran.

Dari Ibn Hisham kita mengetahui bahwa Muhamad memimpin lebih dari duapuluh tujuh serangan. Ini beberapa di antaranya :

  1. Serangan terhadap Wadan. Serangan yang pertama.

  2. Serangan terhadap Buwat, dari arah Radwi.

  3. Serangan terhadap Ashira, dari dalam Yanboa.

  4. Serangan terhadap Badr, ketika mereka membunuh pemimpin-pemimpin Qurais.

  5. Serangan terhadap Beni Salim, sampai mereka mencapai Kadar.

  6. Serangan terhadap Suwiq, untuk mem­bunuh Abu Sufian bin Harb.

  7. Serangan terhadap Ghatfan.

  8. Serangan terhadap Beni al Nadeir. Serangan terhadap Paraa dari Bahran.

  9. Serangan terhadap Uhud, ketika jago-jago Islam terbunuh.

  10. Serangan terhadap Zat Al-Ruqaa, dari Nakhl.

  11. Serangan terhadap Badr terakhir. Serangan terhadap Domat al-Gandal. Serangan terhadap Parit

  12. Serangan terhadap Beni-Quraiza Serangan terhadap Beni Lehian. Serangan terhadap Zi-Qird

  13. Serangan terhadap Beni al- Mustalaq. Serangan terhadap Hudaibia

  14. Serangan terhadap Khaiber.

  15. Serangan terhadap Amrat al-Qadaa Serangan terhadap AI-Fath.

  16. Serangan terhadap Hunein. Serangan terhadap AI-Taif. Serangan terhadap Tabbuk.

Ibn Hisham menceritakan bahwa Muhammad ber­tempur di dalam sembilan dari serangan-serangan ini: Badr, Uhud, Parit, Quraiza, Mustalaq, Khaiber, Fath, Hunein dan Taif. (Buku Al Sira karangan Ibn Hashim, jilid III dan IV, cetakan Kairo,1 ,36).

PEPERANGAN MELAWAN ORANG-­ORANG MURTAD

Setelah Muhammad wafat, beberapa suku di bagian Selatan dan Timur dari semenanjung Arabia meninggalkan agama Islam. Sahabat-sahabat Nabi mengusulkan kepada Abu Bakar supaya mereka mengirim tentara untuk melawan orang-orang mur­tad itu. Akan tetapi Khalif bersikeras agar pasukan Usman bin Zaid dikirim untuk merebut Siria. Ia berkata," Saya tidak akan menurunkan panji-panji yang telah dinaikkan oleh Nabi". Sahabat-sahabat Nabi membentuk suatu tentara baru di bawah pim­pinan Khalid ibn Al-Waleed. Ia berhasil untuk meng­Islamkan kembali suku-suku dari bagian Timur, Selatan dan Tengah dari Arabia, dan juga orang­orang murtad dari Yemen, Najd dan Yamama. Itulah sebabnya Khalid ibn AI- W aleed diberi gelar "Pedang Islam".

Semangat menyerang yang tadinya telah ada pada suku-suku yang masuk Islam harus mencari jalan untuk mengekspresikan dirinya. Itulah sebabnya tim­bul peperangan-peperangan baru. Satu tahun sebelum Abu Bakar meninggal, tentara-tentara Islam mulai berperang untuk memperluas daerahnya.

Saya persilahkan anda untuk melihat dari sejarah bahwa peperangan selalu menyertai Islam dan alat untuk memperluas wilayahnya.

MENGANIAYA MINORITAS - MINORITAS ISLAM

Anda menyebut dalam surat anda bahwa setiap minoritas Islam di Negaara-negara Kristen dianiaya, sedangkan Minoritas-minoritas Kristen di negara­-negara Islam mempunyai hak-hak mereka.

Saya tidak sependapat dengan anda. Di Amerika Serikat, minoritas-minoritas Islam bebas sepenuhnya untuk menganut agama mereka. Voice of America menyiarkan seri kuliah-kuliah Islam. Teolog Islam, Maher Hathout, menyebut tentang kegiatan-kegiatan Islam untuk menyebarkan agama Islam di tengah­-tengah kalangan-kalangan Kristen. Satu-satunya kebiasaan Islam yang dilarang Amerika ialah poligami.

Sheik Tah Ramouli mengatakan dalam satu kuliah­nya di Libanon bahwa orang-orang Islam di Jerman tidak menemukan tempat untuk merayakan Idul Adha; jadi orang-orang Kristen menawarkan suatu gereja. kepada mereka, di mana mereka dapat merayakannya. Orang- orang Islam tidak akan pernah berbuat begitu. Buktinya suatu negara Islam Arab tidak membolehkan umat Kristen mendirikan gereja di daerahnya.

Anda mengatakan bahwa walaupun orang-orang Islam di Inggris lebih banyak daripada orang-orang Yahudi, mereka tidak mempunyai wakil di Parlemen. Sebabnya ialah, orang-orang Yahudi bersatu dan mempunyai satu pendirian, sedangkan orang-orang Arab Islam memboyong perselisihan-perselisihan mereka di tanah Arab ke Inggris.

Lebih parah lagi, beberapa negara Islam mengirim petugas-petugasnya untuk membunuh lawan-Iawan mereka, bukan untuk mengusahakan rekonsiliasi. Mengenai orang-orang Islam di Filipina: revolusi Islam di negara itu lebih bersifat politik daripada agama.

Anda menyebut cuci otak. Tidak ada cuci otak di agama Kristen. Kami hanya mengandalkan darah Yesus untuk menyucikan kami dari dosa-dosa kami.

Anda katakan bahwa Tuan Alawi berasal dari keluarga sederhana. Izinkanlah saya untuk mengutip rasul Paulus: "Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil; menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakanapa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah" (I Korintus 1:26-29).

Saya ingin menambahkan tentang mereka yang anda sebut "teolog- teolog" dan yang anda begitu banggakan karena mereka telah masuk Islam: kami tidak rugi karena hal itu. Rasul Yohanes telah berbi­cara ten tang mereka ketika dia berkata, "Mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-­sungguh termasuk kita, niscaya mereka tetap ber­sama-sama dengan kita (I Yohanes 2:19).

DOSA

Anda mencoba mengaburkan soal dosa dan tidak disebutkan dosa dalam Islam; namun Qur'an menganggapnya sangat penting.

Berikut adalah beberapa istilah AI Qur'an yang menyatakan pengertian tentang dosa.

Pelanggaran (dosa) seperti dalam "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang (Surat Al Fat-h ayat 1,2).

Beban (dosa) seperti dalam "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu, dan kami telah meng hilangkan dari padamu bebanmu?" (Surat Alam Nasyrah ayat 1,2).

Khilaf (menyimpang dari jalan kebenaran), seperti dalam "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu, dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?" (Sur at Adh Dhuhaa ayat 6-8).

Orang-orang Zalim, seperti dalam "Ketika Tuhan­mu menyeru Musa: " Datanglah kaum yang zalim itu" (Surat Asy Syu'araa' ayat 10).

Perbuatan jahat (dosa), seperti dalam "Tinggalkan­lah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan, disebabkan apa yang mereka telah kerjakan (Surat Ai An'aam ayat 120)

Dosa, seperti dalam "Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduh­kannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata" (Surat An Nisaa ayat 112).

Kini, izinkanlah saya menanggapi pernyataan anda: Hal yang pertama timbul di dalam pemikiran mengenai dosa dan keyakinan teguh akan perlunya penebusan, ialah kemalasan dari si penyembah berhala untuk berbuat sesuatu untuk keselamatannya".

Jika kita amati penyataan ini di bawah terang Fir­man Allah, jelaslah bahwa pernyataan itu dilontarkan oleh seseorang untuk mengelabui manusia, supaya jangan melihat kebenaran. Kita baca di Roma 5:12 "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa".

Beberapa filsuf telah mengatakan bahwa manusia lahir dalam keadaan murni. Jika dia tinggal di dalam lingkungan yang bejat, dia akan dipengaruhi oleh lingkungan itu, karena di dalam manusia ada naluri­-naluri yang walaupun dimaksud untuk menjadi mulia, mengandung bibit-bibit untuk berbuat kejahatan.

DOSA WARISAN

Kita belajar dari pengalaman bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat melahirkan makhluk yang lain. Sapi tidak dapat melahirkan domba, dan seperti dikatakan oleh Kristus, "Kita tidak memetik buah anggur dari semak duri". Hukum ini berlaku juga terhadap semua umat manusia karena Adam, Bapa leluhur Semua umat manusia, memberontak terhadap Allah. Allah mengusir Adam dari Firdaus, dan Adam harus tinggal di tanah yang telah dikutuk karena dosa. Di bumi ini Adam memperanakkan keturunan­-keturunan yang juga secara alamiah ikut diusir karena tidak lagi mewarisi Ftrdaus. Alkitab menegas­kan ini ketika Nabi Daud berkata, "Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mazmur 51:7).

Selain dari itu, Rasul Paulus, pendekar iman itu, telah berkata dengan ilham dari Roh Kudus, "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorapgpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak" (Roma 3:10-12).

Seorang sarjana Inggris, Huxley, menuIis, "Dari semua penyelidikan, tidak ada yang sampai pada kesimpulan yang begitu menyedihkan daripada penyelidikan evolusi manusia, karena dari lembaran­-lembaran hitam sejarah kita melihat bahwa manusia dikuasai oleh kuasa-kuasa di dalam dirinya yang mengendalikan dia dengan kekuatan yang luar biasa ..., dia adalah mangsa yang lemah dan buta terhadap kuasa-kuasa itu yang mendorong dia kepada kehancuran; dan dia selalu dalam ketakutan yang membuat eksistensinya menjadi beban yang berat dan yang merusak tubuhnya dengan kekhawatiran dan penderitaan-penderitaannya. Setelah beribu-ribu tahun ia tetap oknum yang sama, bertempur dan menganiaya, dan hanya kembali untuk meratapi kaumnya yang telah mati dan menggali kuburan­kuburan mereka ...".

Apakah kita memerlukan kesaksian-kesaksian sejarah ini untuk memahami fakta ini? Apakah tidak cukup bagi manusia melalui pengamatan kepribadian­nya yang paling dalam. untuk mengetahui kecenderun­gan-kecenderungan hatinya dan untuk menginsafi bahwa dosa memang menguasai dirinya?

Sesungguhnya adanya dosa di dalam kehidupan setiap manusia sudah diketahui oleh semua orang, karena kebobrokan sifat manusia sudah jelas dari fakta bahwa manusia tidak sanggup mematuhi hukum moral dari dirinya sendiri. Sekalipun seseorang ber­tobat secara pribadi, tetap ada bahaya ia jatuh kem­hali, kecuali dia ditolong oleh Roh Kudus.

Lihatlah sejarah dosa pada abad-abad yang telah lampau secara selayang pandang. Anda akan melihat dengan jelas bahwa di dalam diri manusia ada kecenderungan untuk berbuat jahat. Manifestasi yang pertama dari keadaan ini ialah pembunuhan Habel oleh kakaknya Kain. Keduanya adalah anak Adam.

Saya sangat sedih ketika membaca surat anda yang penuh sindiran tajam tentang dosa dan penebusan, dua hal yang diajarkan oleh Injil. Anda mengatakan, "Apa yang dipercaya oleh orang Kristen dapat disim­pulkan di dalam mitos dosa dan penebusan oleh salib". Lebih baik tadinya jika anda bertanya pada orang-orang Kristen untuk menjelaskan hal-hal ter­sebut, sesuai dengan perintah Al Qur'an kepada nabi Muhammad: "Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak men­getahui" (Surat An Nahl ayat 43). Jalalan menaf­sirkan ayat ini sebagai berikut: "Orang-orang yang empunya pengetahuan adalah ahli-ahli Taurat dan Injil. Selanjutnya ia mengatakan, "Mereka itulah orang-orang yang telah KAMI berikan kepada mereka kitab, hikmat dan kenabian. Jika orang-orang itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka" (Sur at AI An'aam ayat 89-90).

Soal dosa dan penghapusan dosa melalui penebusan sungguh serius. Sebelum menelusurinya lebih dalam, hanya ada satu cara untuk memulainya yakni dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa penting yang tercantum di dalam Alkitab sejak dari penciptaan manusia-peristiwa-peristiwa yang mendorong kasih Allah untuk menyelamatkan manusia.

PERTAMA- TAMA, KEJA TUHAN

Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, dan men­janjikan kehidupan kepadanya, dengan syarat ia mut­lak patuh kepada perintah-perintahNya. Di Kitab Suci kita membaca: “Maka Allah menciptakan mailusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki- laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, 'Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: ' Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada han engkau memakanny,a, pastilah engkau mati" (Kejadian 1: 27-28; 2:15-17).

Selama suatu masa Adam tinggal di taman Eden dalam keadaan murni, menikmati persekutuan rohani dengan Allah. Dan persekutuan ini menggembirakan Adam. Adam bersih dari dosa dan dalam keadaan demikian menyenangkan hati Allah. Ia juga sempur­na dan diurapi oleh Allah. Ia orang yang sungguh percaya dan imannya menjadi tangan yang diulurkan untuk menerima berkat-berkat Allah. Ia orang yang benar, karena dalam keadaan benarlah seseorang memantulkan cahaya Allah.

Tetapi sekalipun Adam mendapat segala hak-hak rohani tersebut, Allah mengizinkan bapak leluhur umat manusia itu untuk diuji. Maksud ujian ini ialah: Apakah Adam tetap taat dan setia kepada Allah yang telah mengaruniakan segala berkat itu kepadanya ? Dengan kata lain, maksud Allah dengan menguji bapak leluhur nmat manusia adalah untuk mengajarkan kepadanya bahwa ada pemisah antara benar dan salah, dan bahwa melewati pemisah ini merupakan pelanggaran.Allah melakukan ini secara simbolis dengan menaruh pohon buah yang terlarang itu di dalam taman bersama-sama Adam.

Betapa sederhananya ujian itu menjadi nyata ketika setan muncul dengan godaannya. Penyesat itu datang kepada Hawa berkedok penasehat yang hanya memikirkan apa yang baik bagi bapak/ibu yang per­tama. Pertanyaannya yang pertama kepada Hawa nampaknya cukup sederhana: "Tentulah Allah berfir­man, Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan ?" (Kejadian 3:1). Pertanyaan itu mengungkapkan rasa heran dan tidak setuju sekaligus. Seolah-olah si jahat itu berkata, "Saya heran - sangat heran bahwa Allah dapat berkata demikian '"

Ketika Hawa mendengar kata-kata setan yang halus dan cerdik ini, iapun jadi bimbang, meragukan perintah Allah. "Karena Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan ter­buka dan kamu akan seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat" (Kejadian 3:5). Kata-kata dari musuh kebaikan itu kedengaran logis dan meyakinkan, yakni bahwa Allah membuat larangan-­larangan yang tidak wajar untuk mencegah dia dan suaminya memiliki pengetahuan yang sama seperti Dia. Wanita itu mulai ragu- ragu, dan iapun me­nanggapi godaan setan itu. Untuk pertama kalinya, Hawa melihat buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya dan menarik hati. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-­sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya (Kejadian 3:6-8). Demikianlah peristiwa kejatuhan orang tua kita yang Rertama. Wanita itu jatuh saat dia meragukan kesetia dan kebaikan Allah. la mau lebih tinggi. daripada rang pantas bagi dia. la beram­bisi untuk sama dengan Allah di dalam pengetahuan dan melibatkan suaminya. Dengan mengikuti istrinya, Adam membatalkan perjanjiannya dengan Allah dan melampaui batas-batas yang diperbolehkan Allah kepadanya. "Dosa ialah pelanggaran hukum" (I Yohanes 3:4).

Alkitab mengatakan, "Upah dosa ialah maut" (Roma 6:23). Jadi Adam dan Hawa menerima hukumannya, sesuai perintah Allah, "Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian seperti itu bukanlah peng­hancuran tubuh di dalam kuburan, tetapi kematian rohani yang berarti siksaan selama-lamanya.

Ketika Adam melanggar perintah Allah, ia meng alami penghakiman Allah, "Terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu, semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makanannmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:17-19).

Setelah menjatuhkan hukuman ini, Tuhan Allah mengusir Adam dan istrinya, Hawa, dari taman Eden. Mereka menjelajahi bumi dan bercocok tanam. Mereka mempunyai keturunan, tetapi dengan sen­dirinya anak-anak mereka juga tak dapat memasuki Firdaus.

Kitab Roma 5:12 berkata: "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa" . .

Beberapa filsuf mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan murni, tetapi apabila dia hidup di lingkungan yang cemar, dia dipengaruhi lingkungan itn, dan dia jatuh ke dalam dosa. Memang benar bahwa lingkungan yang cemar mendorong menjalaniya dosa, akan tetapi manusia dilahirkan dengan pelbagai naluri,di antaranya naluri-naluri untuk berbuat jahat.

Kita belajar dari ajaran ilahi itu bahwa Allah meng­adakan perjanjian kehidupan dengan Adam, bukan untuk kepentingannya, tetapi untuk kepentingan keturunannya. Dengan demikian, Adam menjadi wakil dari seluruh umat manusia, sesuai dengan Fir­man Allah, "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam per­sekutuan dengan Kristus" (I Korintus 15:22).

"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikianlah pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup" (Roma 5:18-19).

Anda telah bertanya, "Apa yang telah terjadi dengan mereka yang sebelum Kristus, yang di antaranya ada rasul-rasul dan nabi-nabi yang mengasihi Allah? Mereka tidak menerima Anak Allah, sekalipun hal itu penting dan mereka juga tidak mengakui salib itu".

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harns kem­bali kepada zaman sebelum kejatuhan dan pengusiran Adam. Di Kejadian 3:7-8 tertulis, "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tabu babwa mereka telanjang, lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah mannsia dan istrinya itu terhadap Tuhan di antara pohon-pohonan dalam taman".

Di sini kita melihat akibat pertama dari dosa ialah rasa malu, kedua rasa takut, dan ketiga penghakiman. Alkitab mengatakan, "Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21). Ini menunjukkan bahwa hewan-­hewan dibunuh di Firdaus. Kita tidak mempunyai bukti babwa manusia memakan daging ketika itu, atau bahwa ia makan daging di Firdaus, tetapi bahwa ia hanya makan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan dan sayur-sayuran lainnya. Kita mengetahui dari Fir­man Allah yang diilhamkan di Kejadian 1:29 yang berkata, "Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku mem­berikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makanan­mu". Dengan demikian, menurut tafsiran Alkitab yang dapat dipercaya, kulit-kulit binatang itu berasal dari hewan-hewan yang dikorbankan oleh Adam. Lagipula, Alkitab mengatakan bahwa Allah mengusir Adam dan istrinya dari Taman Eden untuk menger­jakan tanah, dari mana ia diambil, dan menempatkan seorang Kerub (Malaikat) dengan pedang yang ber­nyala-nyala sebelah Timur Eden untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Sebagai kesimpulan, Alkitab,mengajarkan bahwa Adam sebagai bapak leluhur umat manusia mewaris­kan kepada keturunannya masalah-masalah yang telah menimpa dia.

Dan lagi, Adam adalah wakil dari bangsanya, dan janji-janji Allah kepadanya berlaku juga bagi keturunannya. Ketika Allah mengusir Adam dari Taman Eden, hukuman itu berlaku juga terhadap keturunannya. Mereka dilahirkan di dalam dunia yang telah dikutuk karena dia, dan harus mati sebagaimana Adam harus mati. Juga hukuman yang diterima oleh Hawa, yakni kesakitan waktu melahirkan, diwariskan juga kepada anak-anaknya perempuan. Ahli Filsafat Abu El Alaa meyakini kebenaran-kebenaran ini ketika dia berkata, "Per­buatan ini, bapak saya yang membuatnya kepadaku, dan saya juga harus menderita, walaupun saya tidak berbuat terhadap siapapun".

Kira-kira dua ribu tahun yang lampau, Rasul Paulus mengumandangkan jeritan ini, "Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitudi dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuat­nya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam, anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku" (Roma 7:14-23).

UPAH DOSA

Alkitab mengatakan, "Upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan Kita" (Roma 6:23). Dan, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Memang Adam dan Hawa mati secara rohani dan kehilangan persekutuan rohani yang hangat dengan Pencipta mereka yang mengasihi mereka, dan tidak lagi ingin berada dalam hadirat-Nya. Betapa dahsyatnya kalimat itu, "Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati". Ketika Adam mendengar vonis itu, dia dan istrinya bersem­bunyi dari hadapan Allah karena dosa mereka. Maka Allah berfirman melalui nabi Yesaya, "Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" (Yesaya 59:2)

Alkitab mengajarkan bahwa karakter Allah sem­puma, dan di antara sifat-sifat-Nya adalah keadilan dan kebenaran; dan karena keadilan-Nya dan kebenaran-Nya tidak terbatas, Ia menjatuhkan hukuman mati bagi pemberontakan Adam. Tetapi sebagaimana keadilan dan kebenaran-Nya tidak berubah, begitu juga kasih-Nya tidak berubah. Kasih­nya sungguh ajaib yang mengampuni tanpa batas. lni diungkapkan-Nya dengan Firman-Nya, "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setiaKu kepadamu" (Yeremia 31:3). Jadi kasih yang berlimpah ruah ini terhalang untuk pihak manusia, karena Allah berfirman (Kemuliaan dan kehormatan bagi Dia), "Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup" (Yehez­kiel 33:11). Prentice, seorang pengacara yang terke­nal, mengakhiri pembelaannya dari seorang tertuduh, "Saya membaca dalam suatu buku bahwa Allah ber­tanya kepada Keadilan, Kebenaran dan Kasih, "apakah saya akan menciptakan manusia?" Keadilan menjawab, "Jangan, karena dia akan menginjak-injak seluruh hukum-Mu dan meremehkannya". Kemudian Kebenaran berkata, "Jangan ! Jangan ciptakan dia karena dia akan jahat dan sombong, mengucapkan kata-kata dusta", Maka berkatalah Kasih, "Saya tahu bahwa dia akan menjadi seperti yang engkau katakan, tetapi, dengan segala kesalahan dan kejahatannya, saya bersedia untuk memelihara dia melalui jalan­-jalan yang gelap, sampai saya bawa dia kembali kepada-Mu ".

Saya telah katakan sebelumnya bahwa korban-kor­ban sembelihan sudah ada sejak manusia ada, dan semuanya menunjuk kepada"Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Y ohanes 1:29). Kita belajar dari Alkitab bahwa korban darah yang diper­sembahkan Habil hanyalah bayangan dari penebusan yang akan datang. Perbuatan Habil adalah sesuai dengan kehendak Allah, bahkan diilhamkan dan didorong oleh Dia.

Kita membaca di dalam Alkitab, bahwa segera setelah air bah itu surut dan tanah menjadi kering, Nuh dan rombongannya meninggalkan bahtera itu; pekerjaannya yang pertama ialah mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran dari segala binatang dan burung yang tidak haram, dan "Tuhan mencium persembahan yang harum itu" (Kejadian 8:20-21).

Begitu juga domba jantan yang diberikan oleh Allah kepada Abraham untuk dikorbankan ganti anaknya (Kejadian 22:13) sungguh merupakan sim­bol dari penebusan agung yang diatur oleh Allah di dalam pengorbanan Kristus di masa yang akan datang.

Demikian juga anak domba Paskah yang Allah perintahkan kepada umat Israel untuk disembelih dan menyapukan darahnya pada ambang at as dan tiang pintu rumah mereka, merupakan tipe dari Anak Domba Paskah dari Perjanjian Baru. Domba yang disembelih itu adalah Anak Domba Allah sebagaimana dilukiskan oleh Rasul Paulus, "Sebab Anak Domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu, marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran" (I Korintus 5:7-8).

PENGALAMAN-PENGALAMAN SUATU UMAT

Hamba-hamba Tuhan di dalam Perjanjian Lama mengetahui kelemahan manusia dan ketidaksanggupan hukum Taurat untuk menyucikan orang berdosa dan menenangkan hati nuraninya. Kita mem­baca dalam Kitab Ibrani "Bahwa korban dan persem­bahan tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka" (Ibrani 9:9). Dengan perkataan lain, sistim Imamat dalam hubungannya dengan korban-korban persem­bahan hanyalah bayangan yang menunjuk kepada berkat-berkat di dalam Perjanjian Baru.

Sebelumnya, Nabi Daud menyembah Allah dengan kata-kata berikut, "Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembah kan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya" (Mazmur 51:18).

Juga di Yesaya Firman Allah berkata, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak "? Firman Tuhan. "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan, darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak injak pelataran Bait SuciKu ? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan Sabat, atau mengadakan pertemuan­pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanrnu itu penuh kejahatan" (Yesaya 1:11-13).

Nabi Amos mengatakan demikian, "Aku mem­bend, Aku menghinakan perayaanmu, dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban­korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari padaKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir!" (Amos 5:21-24).

Tujuan utama dari keterangan-keterangan kami ialah, bahwa jika kita meneliti sejarah umat Israel, kita melihat bahwa mereka mau kembali kepada Allah di bawah pimpinan Musa dan Yosua atas dasar korban-korban. Pada masa raja-raja kita melihat kem­bali bahwa korban-korban sangat diutamakan, karena di situ kita melihat korban-korban bakaran yang terus menerus dipersembahkan, sehingga apinya tidak per­nah padam; khususnya selama pemerintahan Salomo. Pada waktu itu puluhan ribu korban dipersembahkan, sehingga orang berkata bahwa sejarah Israel, selama mereka taat, terdiri dari persembahan-persembahan dan korban-karban. Namun demikian, kitab Ibrani berbicara tentang Juruselamat itu secara tegas. "Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku; kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan". Lalu Aku berkata, "Sungguh, Aku datang; dalam guIungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu" (Ibrani 10:5-7).

Roh Kudus mengkonfirmasikan secara khusus bahwa Allah tidak mungkin mengampuni orang ber­dosa hanya dengan korban seekor hewan, kecuali jika hal itu merupakan simbol dari korban yang lain.

"sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu," begitulah pernyataan Firman yang telah menjadi manusia, yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak berkenan lagi pada korban-korban hewani - kekudusanNya menuntut korban yang lebih tinggi yang layak untuk mengampuni dosa dan di saat itulah Kristus mengorbankan diri-Nya sendiri untuk menghapus dosa dari segenap umat manusia. Itulah sebabnya dikatakan, "Yang pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibrani 10:9-10).

Sekarang, izinkanlah saya mengomentari beberapa di antara pernyataan-pernyataan anda yang mengklaim bahwa di dalam doktrin kristen banyak ajaran-ajaran yang bersumber dan penyembah­penyembah berhala:

  1. Agama Parsi dari Mitras. Menurut anda, agama ini sampai di Roma tahun 70 s.M. dan bahwa ajaran utama dari agama ini ialah bahwa Mitras adalah pengantara antara Allah dan manusia. Apakah anda tidak memperhatikan bahwa tujuan dari penyembahan mereka adalah untuk mendekatkan mereka kepada Allah? Jika demikian halnya, saya persilahkan anda mem­baca Sural Az Zumar ayat 3 yang berbunyi," Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di an­tara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya" .

  2. Mitos Baal. Di beberapa kamus yang saya buka, saya menemukan bahwa Baal adalah dewa orang Kanaan, suami Baala atau Asyera atau Asyterof. Dia adalah dewa ladang-ladang dan dewa kesuburan, baik pada tanam-tanaman maupun pada hewan-hewan. Dan masyarakat Timur adalah penyembah-penyembah Baal yang sungguh-sungguh, bahkan mempersem­bahkan korban manusia kepadanya. Mereka memakai tempat - tempat yang tinggi seperti di atas bukit atau puncak gunung dengan peman­dangan yang indah-indah. Di sini mereka men­dirikan gedung-gedung indah yang dihiasi amat permai dan mempersembahkannya kepada dewa mereka.

Alkitab mengatakan bahwa Baal menjadi batu sandungan bagi umat Israel karena mereka melanggar. perintah-perintah Allah ketika mereka memperkenalkan penyembahan kepada Baal melalui Izebel, per­maisuri Ahab (I Raja-raja 18:17-40).

Secara ringkas, penyembahan Baal sudah umum di antara masyarakat Timur pada waktu itu. Oleh sebab itulah dia disebut dengan pelbagai nama, karena setiap bangsa mempunyai nama sendiri untuk dewa itu. Dan nama-nama itu biasanya mulai dengan kata Baal, dan berakhir dengan nama negara atau kota lokasi tempat dewa itu; atau juga dia disebut menurut salah satu simbolnya, misalnya:

  1. Baalzebub, yakni dewa lalat dan dialah dewa Aktron;

  2. Baalfaghur. Di Libanon dia dikenal sebagai dewa matahari clan ada beberapa kuil baginya di Baalbek, yang paling terkenal ialah 'Kuil Matahari' yang dibangun oleh orang-orang Yunani, dan termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia;

  3. Baaltamar, yakni dewa pohon-pohon palem atau kurma. Mungkin dewa ini yang dlbuat dari pohon-pohon kurma disembah oleh suku Arab yang disebut Huthayfa. Pada suatu tahun pohon-pohon itu tidak berbuah. Mereka begitu lapar sehingga mereka memakan dewa mereka, yang menggerakkan seorang penyair untuk meftulis, "Hut'hayfa telah memakan tuannya pada masa kelaparan. Mereka tidak takut pada masa tuannya dan tidak peduli apakah dewa mereka akan menghukum atau memberkati".

  4. Baaljad - ialah kemah Baal;

  5. Baalhazur - Baal dari waktu;

  6. Baalharmon - Baal dari gunung Harmon;

  7. Baalzabul - nama di antara bangsa Kanaan yang artinya Baal dari sampah;

  8. Baalsyalisya - artinya Baal yang ketiga; Baalsafoon - artinya Baal dari utara;

  9. Baalmarahim - artinya Baal dari ledakan-­ledakan;

  10. Baalfaghur - dewa bani Amon;

  11. Baalhanum - artinya dewa masyarakat.

Dan sekarang kami ingin minta nasehat anda, Imam Abu Zahra dan Ahmad Syalabi, siapa di antara Baal-Baal tersebut yang anda rekomendasikan ke pada pengikut-pengikut anda yang dapat diper­bandingkan dengan ajaran-ajaran Kristen atau kehidupan Kristus ?

Mengenai kami, kami berpegang kepada Yesus Kristus dari sejarah yang disaksikan oleh AI Qur'an.

BUDDHA DAN KRISTUS

Di antara hal-hal yang anda kemukakan anda menyebut, "Kemudian ada titik persamaan antara Buddha dan Kristus dalam duapuluh dua pokok dua.. mengenai kelahiran mereka dan berbagai peristiwa, tetapi supaya jangan berlebihan, kami sebenarnya dapat mencatat lebih banyak lagi.

Saya tidak dapat membiarkan pernyataan ini lewat begitu saja tanpa mengemukakan perbandingan an­tara kedua orang itu di masa muda mereka.

  • Buddha Dan Wartanya

    Berita yang dibawa Buddha diceritakan dalam karya Buddha yang terutama, dan sarinya adalah sebagai berikut:

    "Permaisuri Mayana gemetar ketika ia men­ceritakan mimpinya yang aneh kepada suaminya Raja Doshudana. Ia bermimpi pada suatu Malam di musim panas tahun 568 s.M. Ketika dia berbaring di tempat tidurnya, empat malaikat berpakaian putih mendekat kepadanya dan mengangkat dia dengan semua perabot dalam kamar tidurnya ke puncak ter­tinggi dari pegunungan Himalaya, dan menaruh dia bawah naungan sebuah pohon raksasa. Ketika ia melihat sekelilingnya, ia melihat empat ratu-ratu mendekat; mereka menyucikan dia, mengenakan pakaian yang indah-indah padanya, dan meng urapinya dengan minyak wangi. Kemudian mereka mengangkatnya ke tempat lain yang seluruhnya dibuat dari perak dan menaruhnya di atas dipan kudus yang lain. Tiba-tiba seekor gajah putih turun dari gunung emas, dan di belalainya ada setangkai bunga padma. Gajah itu mengitari tempat tidurnya tiga kali, menyentuh sisi kanan Permaisuri itu, dan masuk ke dalam rahimnya.

    "Belum lagi selesai Permaisuri menceritakan mim­pinya, Raja terus menyuruh menjemput 64 orang­-orang bijak. Mereka datang ke istana dan mendengar mimpi Permaisuri itu. Mereka mengatakan kepada Raja, 'Tidak usah khawatir, Biginda. Bersukacitalah, karena Permaisuri sedang mengandung seorang bayi laki-Iaki. Ia akan menjadi Raja atas seluruh negeri, jika ia tinggal di dalam istana; tetapi jika ia keluar dari istana dan mengembara, ia akan menjadi Buddha, yang mengangkat tudung kebodohan dari muka dunia' .

    "Setelah beberapa hari, apa yang dikatakan orang­-orang bijak itu menjadi kenyataan. Permaisuri memang hamil dan ada sesuatu yang indah; janin itu kelihatan dengan jelas, berjongkok dalam rahim ibunya. Ia tetap begitu sampai tiba waktu kelahiran. Ratu Mayana memohon pada Raja untuk mengizinkannya pergi ke bangsanya sendiri untuk melahirkan. Selagi dalam perjalanan, ia merasa-rasa sakit bersalin waktu sedang di bawah pohon sal di taman Tobini.

    "Ia jongkok di bawah pohon yang rindang itu, dan dayang-dayangnya menutupi dia dari pandangan orang dengan tirai khusus. Ketika ia hendak berdiri, ia menggapai suatu dahan, yang membengkok untuk menemui tangannya.

    "Begitu dia berdiri, tangan-tangan dari empat Brahmin menerima bayi yang baru lahir itu di dalam satu jala yang di tenun dengan benang-benang perak. Tiba-tiba bayi itu berdiri, maju tujuh langkah ke muka dan berseru dengan suara yang merdu, , Akulah tuan dunia ini dan hidup ini ialah hidupku yang terakhir'.

    "Berita kelahiran pangeran. yang agung itu tersebar ke seluruh kerajaan Sakya, dan orang-orang dari seluruh penjuru datang untuk mengucapkan selamat kepada Raja".

    Hidup Dalam Kemewahan

    Pangeran itu hidup dalam kemewahan di istana ayahnya. Ia sendiri menceritakannya di dalam salah satu bukunya, "Hidup saya sangat luar biasa. Di istana ayah saya banyak kolam yang ditutupi oleh bunga bakung. Kolam pertama mempunyai bakung berwar­na biru, kolam kedua dengan bakung merah, yang ketiga dengan bakung putih; semuanya disediakan untuk kenikmatan dan kebahagiaan saya.

    "Saya mempunyai tiga istana, satu untuk musim dingin, satu untuk musim panas, dan yang ketiga untuk musim hujan. Saya melewatkan empat bulan di istana musim hujan. Di sini saya dikelilingi oleh gadis-gadis penyanyi dan budak-budak wanita. Saya baru meninggalkan istana ini jika musim panas telah tiba".

    Ayahnyasang Raja memutuskan untuk menyibuk­kan anaknya dengan kehidupan berkeluarga yang menyenangkan, dan mengelilingi dia dengan ratusan gadis-gadis cantik. Sebagai pengantin untuk sang pangeran dia memilih Puteri Yosodhar, anak perem­puan dan pamannya Raja Koli. Puteri itu sangat menarik dan cantik. Selama beberapa waktu, sang pangeran hidup bahagia dengan isterinya.

  • Kristus Dan Wartanya

    "Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang ber­tunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluar­ga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau". Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-Iaki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, Bapa leluhurnya, dan Ia akan menjadi Raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan". Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami ?"

    Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-Iaki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mus­tahil".

    Jawab Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Jadilah padaku menurut perkataanmu itu" . Lalu malaikat itu meninggalkan dia (Lukas 1:26-38).

    "Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibunya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dan Roh kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

    Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daml, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan 'anak laki-Iaki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka".

    Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuban oleb nabi: "Sesungguhnyil, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-Iaki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" - yang berarti: "Allah menyertai kita " (Matius 1:18-23).

    "Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyurub mendaftarkan semua orang di seluruh dunia Maka pergilah semua orang men­daftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

    Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Ga1i1ea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Bet­lehem, karena ia berasal dan keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki­-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

    "Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan temak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan". Dan tiba-tiba tam­paklah bersama-sama dengan malaikat iu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya".

    "Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilab kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita".

    "Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjum­pai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang ber­baring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihatnya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telab dikatakan kepada mereka.

    "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harns disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikan­dung ibu-Nya".

    "Dan ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki- laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati " (Lukas 2:1-24).

Dari komentar anda tersebut di atas nyata bahwa anda mengemukakan adanya persamaan antara apa yang dipercayai oleh orang-orang Buddha dan orang-­orang Kristen mengenai kelahiran pemimpin mereka. Pendapat ini sebenarnya tidak mempunyai dasar, dan istilah Orang Kristen mengatakan yang anda suka pakai mengaburkan kekudusan Kristus, berten­tangan dengan pernyataan-pernyataan Al Qur'an ten­tang kemuliaan-Nya dalam membangkitkan orang-orang mati, mentahirkan orang-orang tuli dan orang-orang sakit kusta, keutamaanNya dan dekat­Nya kepada Allah.

  1. Pemberitahuan. Jika Ibu Buddha adalah seorang ratu yang dibawa oleh empat malaikat ke pegunungan Himalaya, seekor gajah putih bergabung dengannya dan ia mengandung Bud­dha, ibu Yesus adalah seorang perawan yang miskin yang dikunjungi oleh malaikat Tuhan, yang memberitahukan kepadanya bahwa ia akan mengandung oleh kuasa Roh Kudus, melahirkan seorang anak laki-Iaki dan memberi Dia nama Yesus.

  2. Sang Ratu ibu Buddha, pada waktu melahirkan dilayani oleh puluhan dayang-dayang yang mendirikan tirai sekeliling dia, dan waktu dia berdiri, bayi itu lahir pada tangan empat orang Brahmin melalui sebuah jaring yang ditenun dari benang perak.

    Akan tetapi ibu Yesus perawan itu, karena tidak mendapat tempat di penginapan di betlehem, melahirkan anaknya dalam sebuah gua yang digunakan untuk hewan-hewan, tanpa pertolon­gan bidan, kemudian membungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan.

  3. Ketika Buddha dilahirkan, banyak pembesar-­pembesar datang untuk menyampaikan ucapan selamat, tetapi ketika Yesus lahir, seluruh dunia tertidur, kecuali sekumpulan gembala-gembala yang setelah mendengar berita kelahiranNya dari malaikat Tuhan, pergi dan melihatNya di dalam palungan.

  4. Ayah Buddha, sang- Raja, memerintahkan untuk memperbanyak korban korban bagi para dewa. Tetapi Yesus waktu diserahkan di bait Allah, oleh ibuNya dipersembahkan hanya dua ekor anak burung merpati yang ditentukan di dalam Taurat Musa sebagai persembahan orang-orang miskin.

  5. Buddha hidup dalam istana-istana mewah dikelilingi oleh ratusan hamba-hamba perem­puan yang cantik-cantik.

Tetapi Yesus hidup dalam kemiskinan sebagai tukang kayu. Waktu Ia muIai pelayananNya, seorang ahli Taurat berkata kepadaNya, "Guru, aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi", dan Yesus menjawab, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mem­punyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya".

Sekarang saya akan menjawab tuduhan anda bahwa "Pemyataan orang Kristen bahwa Yesus adalah Anak Allah adalah hujat ...!

PANDANGAN ORANG-ORANG ISLAM TENTANG HAL INI

Dalam Al Qur'an tertulis, "Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal' Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu" (Surat AI an'aam ayat 101).

Komentar Al-baidawi tentang ayat ini adalah sebagai berikut: "Logis jika seorang anak dilahirkan dari laki-Iaki dan perempuan (jenis yang sama) tetapi Allah tidak beristeri".

Inilah pandangan Islam, bahwa tidak mungkin Allah mempunyai anak karena Dia tidak mempunyai pasangan, dan juga tidak - mungkin Dia mempunyai pasangan. Itulah sebabnya orang Islam mengatakan bahwa Yesus bukanlah Anak Allah. Tidak ada kemungkinan mempunyai keturunan menurut jalan pikiran Al Qur' an selain dari melalui hubungan kelamin.

Cara berpikir begini disokong dalam buku Jams EI Bayan" karangan Imam Tabari. Dalam kitab ini ia mengatakan, (menurut Ibn Wahab, menurut Abi Zaid) "Seorang anak hanya dapat melalui hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan jauhlah dari Allah untuk mempunyai pasangan sehingga memperoleh anak laki-Iaki. Sebabnya ialah, Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan jika tidak ada yang tidak diciptakannya, bagaimana kita dapat me ngatakan Dia mempunyai seorang anak laki-laki"

Beberapa ahli yang berwenang menyarankan bahwa Surat tersebut di atas ditulis kemudian, yang ditujukan kepada bidat-bidat yang bergabung dengan gereja.

Mereka berusaha untuk memasukkan suatu ajaran sesat, yakni bahwa perawan Maria adalah seorang dewi. Maksud mereka ialah untuk membuat Maria niengambil tempat venu yang mereka sembah. Dalam bukunya "AI Qawl Al Ibrizi", sarjana terkenal Ahmad Makrizi menyebut hal ini (Hal.26).

Lagipula, Ibn Hazm menyebut ajaran sesat ini dalam bukunya "AI Malal Wal Ahwaa Nahl" (hal.48). Dapat dimengerti bahwa Al Our'an patut mengutuk ajaran sesat demikian, karena sama sekali menyim­pang dari ajaran Kristen.

Pembaca Al Our'an tentu memperhatikan bahwa Kitab itu membuat pemyataan-pemyataan yang penting dan jelas tentang keagungan Kristus dan kelebihan-Nya di atas nabi-nabi yang lain. Akan tetapi penyataan-pemyataan tersebut tidak membuka tabir sepenuhnya untuk memperlihatkan kesempurnaan­Nya yang agung dan kemuliaan-Nya yang di atas segalanya. Seakan-akan Al Our'an membawa orang yang hendak mengetahui tentang kebenaran Kristus ke halaman gedung tetapi tidak membuka pintunya. "Ilah zaman ini telah membutakan pikiran orang­-orang yang tidak percaya, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" (II Korintus 4:4).

Sesungguhnya Kristus yang abadi sebagai Anak Allah, dari kerendahan hatiNya serta kesediaanNya. untuk menjadi Anak Manusia demi penebusan kita adalah dasar dari sukacita yang dinikmati oleh semua pengikut -pengikutNya.

Al Our'an menyangkal bahwa Kristus adalah Anak Allah yang abadi, dan mengatakan bahwa Dia, sama seperti Adam, diciptakan Allah dari tanah (Surat Ali Imran ayat 59). Kami melihat bahwa yang paling diprotes oleh orang-orang Islam ialah pemyataan orang-orang Kristen bahwa Kristus adalah anak Allah.

Beberapa orang Islam yang fanatik mengatakan bahwa orang-orang Kristen mempercayai lebih dari satu Allah, dan mereka berpikir bahwa kita adalah politheisme. Pemikiran ini yang disebabkan oleh ke­tidaktahuan dan kesombongan yang digerakkan oleh roh lain agar orang-orang Islam jangan membaca kitab-kitab yang suci itu.

Jika kita bertanya kepada orang Kristen yang paling sederhana, "Siapakah Allah?" dia akan segera menjawab, "Allah adalah Roh, tanpa batas, abadi, tidak berubah keberadaan-Nya, hikmatNya, kuasa­Nya, kekudusan-Nya, keadilan-Nya, kasih-Nya dan kebenaran-Nya. Allah tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah atau diperbanyak. Ia tidak dapat dibatasi oleh ciptaan-ciptaan. Tidak ada makhluk atau manusia yang diciptakan sanggup memahami keberadaanNya atau sifat-sifatNya.

Karena muka mereka yang menunjukkan pan­dangan kepadaNya (Yesus) berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu", saya ingin menghimbau anda untuk tidak menafsirkan secara tidak benar kata-kata 'Bapa' dan 'Anak' , seakan-akan terjadi kelahiran alami, yang akan berarti bahwa Bapa ada lebih dulu dari Anak. Demi kebenaran, tidak ada orang Kristen yang pernah berkata demikian tentang Tuhannya yang Esa itu, yang tidak pernah mem­punyai partner atau anak melalui perkembangbiakan hewani. Akan tetapi sang Anak, yang adalah Firman yang abadi, menjelma sebagai manusia sempurna, mula-mula didalam rahim Maria, tanpa dipisah dari keilahianNya pribadi. Jadi Kristus, sebagai anak Maria, mempunyai tubuh yang sementara. Akan tetap sebagai Firman Allah Ia ada dari sejak purbakala, abadi, membuat mujizat-mujizat dengan sifat ilahi-Nya.

Yang aneh bahwa sekalipun Al Qur'an dan Hadists menyaksikan tentang kebesaran Kristus, sifat-Nya yang tidak dapat berbuat salah dan kuasa membuat mujizat-mijizat, orang-orang Islam sendiri tidak membedakan antara Kristus dan nabi-nabi lain mengenai sifat-Nya. Sebaliknya, kita melihat bahwa mereka sangat menyangkal keberadaan-Nya yang kekal selama-Iamanya. Hadist-hadist mereka adalah cerita-cerita berupa referensi pada "sinar" Muham­mad sebelum penciptaan (lihat kitab "Insan AI Iyun karangan Burhan Ed Din El Halaby). Namun dengan alasan-alasan yang tidak dapat dipahami, Islam mengklaim bahwa Muhammad memiliki sifat yang beliau sendiri tidak mengklaimnya, yakni kekekalan; kemudian menyangkal bahwa sifat itu ada pada Kristus, yang disaksikan oleh banyak bukti.

Dr. Zwemer menulis dalam bukunya "Isa or Jesus", jika anda membaca terbitan-terbitan orang Islam di Mesir, India dan dunia Islam lainnya, anda akan melihat bahwa hal yang paling dikritik atau diserang ialah keilahian Kristus dan karya penebusan-Nya bagi umat manusia. Jika orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Allah dan manusia pada waktu yang bersamaan, di samping Dia adalah nabi, imam dan raja, orang-orang Islam mengatakan bahwa Dia hanya manusia, sekalipun nabi; tetapi tidak lebih dari itu. Mengenai fungsi raja dan Imam, kedua hal ini adalah konsep yang tidak dimengerti atau diterima, karena Islam adalah agama tanpa Imam dan tidak begitu menghargai penebusan. Itulah sebabnya kon­sep karya Kristus yang mendasar ini luput dari pemikiran orang-orang Islam".

Menurut Dr.Sayuss, Muhammad sendiri tidak menghayati konsep-konsep tersebut, di mana ia menulis "Inti persoalan ialah bahwa Muhammad tidak merasa bahwa dia orang berdosa, dan oleh karena itu tidak memerlukan penebusan. Konsekwensinya ialah bahwa semua pengikutnya selama berabad-abad menentang pemikiran ini. Itulah sebabnya mengapa begitu sedikit orang-orang Islam yang menerima Yesus, dibandingkan dengan agama-agama lain, secara keseluruhan. Keyakinan Kristiani tentang dosa merupakan pemisah yang tegar antara orang Kristen dan orang Islam yang mau masuk Kristen".

Seorang pekerja di antara orang-orang Islam yang telah menerima Yesus berkata, "Penyebab yang terutama mengapa begitu sedikit orang Islam yang menerima Yesus adalah kepercayaan mereka bahwa belas kasihan Allah terhadap orang berdosa, atau kesediaan-Nya untuk mengampuni tanpa penebusan, tidaklah melanggar keadilan-Nya. Itulah sebabnya mereka tidak merasa perIu seorang Juruselamat".

Mengenai ayat yang anda kutip "batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan", kami terangkan bahwa Alkitab tidak dapat ditafsirkan tanpa pertolon­gan Roh Kudus, yang menolong orang percaya untuk memahami isi kita,b itu. Pahlawan iman yang agung, Rasul Paulus, menyinggung hal ini sebagai berikut, "Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain dari Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Rob" (I Korintus 2:11-13).

Jadi "Batu yang dibuang itu" ialah Yesus Kristus, sesuai dengan Injil, "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. la datang kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya. Tetapi semua orang yang menerima­-Nya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya" (Yohanes 1:10-12).

Paulus menyaksikan kebenaran ini dengan me­ngatakan, "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang­orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus sebagai batu penjuru" (Efesus 2:19-20).

Dalam Injil Lukas fasal 20:9-19 kita menibaca, "Lalu Y esus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: 'Seorang membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap­penggarap lalu berangkat ke negeri yang lain untuk waktu yang agak lama. Dan ketika sudah tiba musim­nya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap­penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu. Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba. itu juga dipukuli dan dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Se1anjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilem­parkan ke luar kebun itu.

Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya.

Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? Ia akan datang dan mem­binasakan penggarap-penggarap itu dan memper­cayakan kebun anggur itu kepada orang- orang lain.

Mendengar itu mereka berkata: ' sekali-kali jangan' Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata: 'Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.

Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, s bab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak".

Yesus menerangkan seeara jelas sekali bahwa "batu" itu ialah diriNya sendiri dan bukan Muham­mad, karena akibatnya ialah para imam kepala dan ahli-ahli Taurat berusaha menangkap Yesus.

Mengenai pernyataan anda, "Kerajaan Allah akan diambil dari padamu", Injil Matius mengisahkan bahwa Yesus datang ke Bait Allah untuk mengajar, seperti kebiasaan-Nya,dan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi bertanya kepadaNya, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu ? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu?" (Matius 21:23). Ia memberikan perumpamaan pemilik kebun anggur seperti diceritakan dalam Lukas pasal 20, dan Ia mengakhiri perumpamaan itu dengan mengatakan, " ... hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu" (Matius 21:33-43).

Sebelum anda bersusah payah untuk meneabut suatu ayat dari konteksnya dalam Alkitab agar coeok dengan tujuan anda, anda harns tahu bahwa ada paralel-paralel dari perumpamaan ini di 1:Jagian lain dari Alkitab. Nabi Yesaya menulis,. "Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia men­dirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur: lalu dinan­tinya supaya kebun itu anggur itu menghasilkan buah yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. 'Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggurKu itu. Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggurKu itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggurKu itu; Aku akan menebang pagar durinya sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya" (Yesaya 5:1-7; lihat juga Mazmur 80:5-10). Dalam perumpamaan ini Yesus hendak menunjukkan kepada pendengar-pendengar-Nya, khusus kepada para imam kepala dan tua-tua bangsa, bukti-bukti dari kitab- kitab mereka sendiri yang telah diwahyukan oleh Allah kepada nabi besar Yesaya.

Kristus mengomentari perumpamaan ini dengan mengatakan, "Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita" (Mazmur 118:23). lni berarti bahwa hal itu telah membingungkan semua pengamat, karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sebagian besar umat Yahudi. Sean­dainya tidak ada penebusan dalam rencana Allah, hal itu tak akan terjadi. Memang semua peristiwa yang berhubungan dengan penebusan sangat ajaib. Apakah ada yang lebih ajaib dari hal Allah mengutus Anak­Nya yang tunggal sebagai Juruselamat, dan Firman yang kekal itu menjelma sebagai manusia, dan Dia ditolak oleh bangsa pilihannya itu dan disalibkan? Apakah ada yang lebih ajaib dari kebangkitan-Nya dari antara orang mati pada hari yang ketiga dan kemudian menjadi Batu yang di atasnya Gereja didirikan? Kemudian Yesus mengakhiri perumpa­maan itu dengan vonis ini, "Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu".

Kristus memakai ayat ini untuk menjelaskan maksud-Nya dengan memberikan perumpamaan itu, dengan menafsirkan kebun anggur itu sebagai Kerajaan Allah. Ia katakan kepada orang-orang Yahudi bahwa jalan anugerah dan berkat kepada umat pilihan Allah akan diambil dari mereka dan diberikan kepada mereka yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Penebus "dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa" (Wahyu 5:9).

Sebelumnya, Yesus telah memperingatkan orang­orang Yahudi, "Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam kerajaan Sorga, sedangkan anak­-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi" (Matius 8:11-12).

SIAPAKAH PARAKLETOS ?

Kata Parakletos telah lama merupakan per­debatan. Ada yang mengatakan bahwa kata "Parakletos" dalam bahasa Yunani sama dengan "Manhamana" dalam bahasa Siria, yang berarti Muhammad. Inilah tafsiran Ibn Hisham yang men­gutip dari buku "Riwayat Nabi" karangan Ibn Isaac, dan kemudian tafsiran ini tersebar di antara kebanyakan orang-orang Islam. Saya tidak ingin memulai perdebatan soal agama tentang pokok ini; tetapi dalam hubungan dengan jawaban kepada Tuan Abdel Rahman Swad dari Mesir, saya merasa perlu untuk mengutip kata-kata Tuhan Yesus yang dicatat oleh Yohanes dalam Injilnya yang agung.

Pertama, dalam Yohanes 14:16-17, Yesus berkata, "Aku akan minta kepada Bapa, dan la akan mem­berikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu".

Kedua, dalam Yohanes 14:26 tertulis, "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu".

Ketiga, Yohanes 15 :26- 27 mencatat, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, la akan ber­saksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku".

Keempat, dalam Yohanes 16:7 tertulis, "Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan meng utus Dia kepadamu".

Barangsiapa merenungkan ayat-ayat ini dan mem­bandingkannya dengan ayC!.t-ayat lain di dalam Per­janjian Baru mengenai Prlbadi dan pekerjaan Roh Kud.us, yakni "Parakletos", pasti akan melihat bahwa ayat-ayat tersebut tidak menyokong mereka yang mengatakan bahwa "Parakletos" ialah Muhammad. Alasan-alasannya adalah sebagai berikut:

  1. Karena Kristus sendiri memberi pengertian kepada kata "Parakletos" dengan beberapa ciri­ciri khas, seperti Roh Kebenaran, Roh Kudus, Roh yang diutus dari Bapa. Ciri-ciri khas ini tidak ada pada Muhammad karena Parakletos adalah Roh Ilahi, sedangkan Muhammad hanyalah manusia biasa.

  2. Yesus mengatakan bahwa Parakletos akan menyertai murid-muridNya selama-Iamanya dan diam di dalam mereka. Muhammad tidak dapat menyertai mereka dan diam di dalam mereka karena dia datang ke dunia ini lebih dari enam abad sete1ah Kristus.

  3. Di antara atribut-atribut (Ciri-ciri khas) Penghibur (nama lain untuk Parakletos) adalah bahwa dunia tidak dapat melihat Dia dan me­ngenal Dia. Akan tetapi nabi Muhammad telah dilihat oleh anak-anak manusia, dan ia duduk bersama mereka, dan mereka mendengarkan dia dan berbicara kepadanya.

  4. Penghibur itu adalah utusan Kristus, dan fakta ini tidak diterima oleh orang-orang Islam dalam hubungannya dengan Muhammad, karena mereka mengatakan bahwa Muhammad lebih besar dari Kristus.

  5. Penghibur itu bersaksi tentang Kristus di dalam hati orang- orang percaya, dan mengungkapkan kepada mereka bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius 16:16-17), tetapi Muhammad tidak mengakui fakta ini; bahkan ia menganggapnya hujat (Surat AI Maaidah ayat 17).

  6. Penghibur mengajar para murid dan menuntun mereka pada segala kebenaran. Tidak mungkin bagi Muhammad untuk mengajar atau berko­munikasi dengan mereka karena dia baru datang beberapa ratus tahun kemudian.

  7. Ciri-ciri khas dan karya Parakletos tidak moogkin dimiliki!dilakukan oleh makhluk yang berdarah daging, tak mungkin dilihat dengan mata atau diraba dengan tangan, karena Dia adalah Roh. Dan sesungguhnya kedatangan Roh ini, Sang Penghibur, terjadi hampir enam ratus tahun sebelum era Islam.

  8. Dalam Injil ada banyak gelar ootuk Parakletos yang mengukuhkan bahwa Dia adalah Roh Ilahi dan bukan manusia. Dia disebut Penghibur, Roh Kekuasaan, Kuasa dari atas, yang menginsaf­kan, Roh Allah yang kudus, Roh yang mengajar orang percaya bagaimana berdoa, dan Roh Kudus.

  9. Sesaat sebelum Kristus naik ke Sorga, Ia mem­beri perintah kepada murid-muridNya supaya jangan meninggalkan Yerusalem sebelum mereka dibabtis dengan Roh Kudus; dan Roh itu memang dicurahkan ke atas mereka pada hari Pentakosta (Kisah 2:4-5). Pencurahan ini menggenapi nubuatan dalam kitab Y oel 2:28 dan disertai dengan mujizat berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Semua ini membuktikan bahwa peristiwa tersebut tidak mempunyai hubungan dengan berita yang dibawa oleh Muhammad.

KRISTUS ANAK ALLAH

Terakhir, saya akan menjawab klaim anda: bahwa Kristus bukan Anak Allah dan juga tidak mengklaim bahwa Dia ilahi.

Para sarjana sependapat dalam pandangan mereka bahwa metode yang dipakai Yesus untuk mem­beritahukan keilahian-Nya kepada bangsa Yahudi adalah otentik. Dan sebenarnya, jika kita mau memperhatikan isi Perjanjian Baru, kita harus mengakui kebenarannya; hal mana akan menjelaskan tim­bulnya iman di dalam lingkungan Yahudi yang fanatik monoteis. Metode. ini Ia pakai untuk mengungkapkan misteri yang dalam ini secara langkah demi langkah, dengan cara yang cocok bagi men­talitas pendengar-pendengar-Nya, yakni secara hati­hati dan dengan hikmat ilahi.

Kita dapat mengerti mentalitas masyarakat Yahudi dan kefanatikannya pada paham monoteis bila kita perhatikan peristiwa-peristiwa yang menjurus ke pembunuhan Stefanus yang mati martil itu, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul. Di situ kita membaca bagaimana anggota-anggota Mahkamah Agama dengan sabar mendengar Stefanus berbicara, sampai akhirnya Stefanus mengucapkan, "Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu mem­beritakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh .... Ketika mereka mendengar semuanya itu, sangat ter­tusuk hati mereka dan menyambutnya dengan ger­takan gigi". (begitu hebat amarah mereka). Tetapi waktu Stefanus mengatakan, "Sungguh aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" , mereka menyerbu dia, menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya" (Kisah 7:52-58).

Mereka menghukum mati Stefanus karena mereka menganggap kata-katanya tentang Yesus berdiri di sebelah kanan Allah sebagai hujat, karena ini berarti dia menyamakan Yesus dengan Bapa di dalam kemuliaan-Nya.

Seandainya Yesus tidak mengemukakan sifat ilahi-Nya secara perlahan-lahan, dan langsung me­ngatakan dari sejak permulaan bahwa Dia Anak Allah yang tunggal yang menjelma menjadi manusia, sama dengan Bapa dan memiliki atribut yang sama, Ia tidak akan dapat melayani selama tiga tahun. Akan tetapi metode progresip, Ia dapat menyampaikan, Injil-Nya dan mengungkapkan misteri dan penjelmaanNya sebagai mesias, Anak. Allah, Juruselamat dunia. Dan memang Dia berbicara dan bertindak sedemikian rupa untuk menjelaskan esensi Dirinya dan mem­bimbing pendengar-pendengarNya untuk mengakui keilahianNya. Beberapa di antara ayat-ayat ter­penting di dalam Injil mengenai hal ini dicatat di bawah: '

  1. Jika kita merenungkan Khotbah di Bukit, kita melihat bahwa Yesus mengajar dengan otoritas yang hanya ada pada Pemberi Hukum yang ilahi, Allah Israel. Dengarlah apa yang Ia katakan, "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita, Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserah­kan ke dalam neraka yang menyala-nyala" (Matius 5:21-22).

    Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, telah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (Matius 5:27). "Kamu telah mendengarkan pula yang difir­mankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersum­pah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah" (Matius 5:33-34). "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kanan­mu, beriah juga kepadanya pipi kirimu" (Matius 5:38-39). "Kamu telah mendengar ftrman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan ber­doalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:43-44).

    Siapakah Dia yang berwenang untuk mengatakan, "Tetapi Aku", dan menambahkan kepada Hukum Ilahi yang Musa terima dari Allah di Gunung Sinai?

    Yesus mengatakan dalam Lukas 6:22, "Ber­bahagialah kamu jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat". Bernada sarna dengan ini ialah perkataan-Nya di Matius 5 ayat 10, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga". Kata "kebenaran" dimengerti oleh pendengar-pendengar-­Nya ialah Taurat Tuhan, atau Tuhan sendiri. Jadi dengan ungkapan itu Yesus menyamakan Dirinya dengan Tuhan Allah.

    Bukan hanya itu, Yesus juga menuntut dari pengikut-pengikutNya untuk mengasihi Dia secara mut­lak, dengan perkataanNya, "Barangsiapa mengasihi Bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-Iaki atau perempuan lebih daripadaKu, ia tidak layak bagiKu. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu"

    (Matius 10:37-38).

    Gaya bahasa ini mengingatkan orang-orang Yahudi akan perintah di dalarn Taurat, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu". Jadi Yesus, dengan menuntut kasih dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kepada Dirinya sendiri, menyamakan Dirinya dengan Tuhan Allah orang Is­rael, karena hanya Dia yang layak dikasihi sedemikian rupa. la menegaskan kebenaran ini dengan mengatakan, "Supaya semua orang menghor­mati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, la juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia" (Y ohanes 5 :23). Ini berarti bahwa Allah menuntut dari manusia untuk memberikan penghormatan kepada Anak sarna dengan penghormatan yang diberikan kepada Bapa. Konsekwensinya ialah bahwa Anak sarna dengan Bapa, dan kita wajib untuk memberikan kepada Anak apa yang kita berikan kepada Bapa dalam hal kasih, hormat dan ketaatan, hal yang dilakukan oleh warga Kerajaan Sorga (Wahyu 5:12).

    Yesus juga mengajarkan bahwa Dia yang menjadi Hakim, baik bagi yang hidup, maupun bagi yang mati di hari terakhir, dengan mengatakan, "Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya, dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan­Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain" (Matius 24:31). Siapa yang dapat berkata begitu, kalau bukan Tuhan sendiri ?

  2. Bila kita memikirkan mujizat-mujizat yang diperbuat Yesus, kita melihat bahwa Ia melakukannya dalam nama-Nya dan kuasa-Nya sendiri. Benar, bahwa nabi-nabi Allah membuat mujizat-mujizat yang serupa, tetapi mereka melakukannya di dalam nama Allah, sedangkan Yesus bertindak atas kemauan-Nya sendiri dan kuasa-Nya sendiri. Kita membaca tentang orang yang sakit kusta yang datang kepada Yesus meminta supaya disembuhkan dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat men­tahirkan aku". Yesus mengulurkan tangan-Nya, men­jamah orang itu dan berkata: 'Aku mau, jadilah engkau tahir'! Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya" (Matius 8:2-3).

    LagipuIa Ia menenangkan laut yang bergelora. Ia tidak berkata, .. Aku perintahkan engkau di dalam nama Tuhan", tetapi memberi perintah atas kuasa-Nya sendiri dengan mengatakan: "Diam! Tenanglah" (Markus 4:39). Juga, ketika Yesus membangkitkan anak janda, di Nain, dari antara orang mati, "sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: 'Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah'! Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya" (Lukas 7:14-15).

    Yesus tidak hanya menyembuhkan orang-orang sakit kusta dan membangkitkan orang-orang mati, tetapi Ia menunjukkan bahwa Ia juga berkuasa untuk mengampuni dosa. Penginjil Markus menceritakan bahwa "waktu Yesus datang lagi ke Kapemaum, ter­siarlah kabar bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tem­pat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang­-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anakku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat; mereka berpikir dalam hatinya: 'Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri?' Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hatiNya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: , Mengapa kamu berpikir bagitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau me­ngatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu 'Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!' Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi Ke luar di hadapan orang-orang itu'" (Markus 2:1-12).

    Jika merenungkan cerita perempuan berdosa itu, yang dosanya diampuni Yesus dalam rumah Simon orang Farisi, kita melihat maksud Yes us dengan memperlihatkan kuasaNya untuk mengampuni dosa. Ia berbicara kepada sang tuan rumah:

    "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu" ... 'ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang linJa ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu.

    Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon:' ku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya'. Kata Yesus kepadanya: 'Betul pendapatmu itu'. Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon, 'Engkau lihat perem­puan ini? Aku masuk ke rumahmu. namun engkau tidak memberikan Aku air untuk mem­basuh kaki-Ku, tetapi dia membasuh kaki-Ku dengan airmata dan menyekanya dengan ram­butnya:. !lgka.u tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk . a tiada henti-hentinya mencium kakiKu. Engkau tidak meminyaki kepalaKu dengan minyak. tetapi dia meminyaki kakiKu dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni. sebab ia telah banyak berbuat kasih ... Lalu Ia berkata kepada peremjJUan itu: 'Dosamu telah diampuni'. Dan mereka yang duduk makan bersama Dia. berpikir dalam hati J1lereka: 'Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?' Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: 'Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat'" (Lukas 7:40-50).

    Kita lihat dalam peristiwa ini bahwa Yesus tidak mengatakan kepada perempuan itu bahwa dosanya diampuni karena dia telah bertobat, tetapi Yesus berkata, "Ia telah banyak berbuat kasih". Itu berarti, ia mengasihi Yesus, yang bermakna bahwa kasih Yesus sama dengan kasih Allah sendiri.

    Kemudian kita membaca bahwa Yesus waktu mengutus murid-muridNya untuk pertama kalinya, Ia mengutus mereka di dalam namaNya sendiri, memberikan mereka kuasa untuk menyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir setan-setan. Silah­kan membaca Matius 10:1-7; Markus 3:15-19 dan Lukas 9:1-3.

  3. Ia berbicara mengenai diriNya sendiri dengan kata-kata yang menunjukkan hubunganNya yang is­timewa dengan Bapa Sorgawi, misalnya dengan menyebut Allah sebagai Bapa dari umatNya, dan mengatakan bahwa Allah adalah Bapa bagi seluruh umat manusia. Hal itu bukanlah hal baru, karena para nabi dalam Perjanjian Lama sebelum Dia telah menerangkan bahwa Allah adalah Bapa bagi umat­Nya. Dalam Yesaya kita membaca, "Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya Tuhan, Engkau sendiri Bapa kami" (Yesaya 63:16). Banyak bukti kita temukan dalam Kitab Musa, Kitab Hosea, Yesaya dan lain-lain. Akan tetapi Yesus Kristus melukiskan hubunganNya dengan Allah sebagai Bapa-Nya berbeda dari hubungan Allah sebagai Bapa dari seluruh umat manusia. Sering Ia menyapa Allah sebagai "Bapa" (Ku), walaupun perkataan "Bapa kami" dipakai satu kali dalam Doa Bapa Kami. .

    Lagipula, deklarasi yang paling jelas tentang hubungan Yesus dengan Bapa dapat kita baca dalam Matius 11:25-28, dimana Yesus dengan sukacita ber­seru, "Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semua itu Engkau nyatakan kepada orang kecil. Y a Bapa, itulah yang berkenan kepada­Mu ... tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya ADak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Matius 11:25-29).

    Dalam pernyataan-pernyataan agung ini kita men­dengar gaung kekekalan, dan kita menginsafi betapa dalamnya rahasia yang ajaib ini jika kita melihat bahwa hanya Yesus yang mengenal Bapa, dan bahwa Bapa yang mengenal Anak, dan hubungan yang tim­bal-balik ini membuktikan kesamaan Bapa dan Anak.

    Masih ada satu kejadian di mana Yesus hendak menarik perhatian orang-orang Yahudi kepada hubungannya yang unik dengan Bapa. Ia bertanya kepada orang-orang Farisi, "Apakah pendapatmu ten­tang Mesias? Anak siapakah Dia?" Mereka men­jawab: 'Anak Daud'. Yesus berkata kepada mereka: 'Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata, 'Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu'. Jika Daud menyebut Dia Tuan­nya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:41-45).

    Akhirnya kita melihat Yesus berdiri di hadapan Kayafas, Imam Besar, sebelum dijatuhi hukuman. Imam Besar itu berkata kepadaNya, "Demi Allah yang hidup: katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak. ' Engkau telah mengatakannya', jawab Yesus. ' Akan tetapi Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit'" (Matius 26:63-64).

    Dengan jawaban ini Yes us menunjuk kepada nubuatan Daniel mengenai Mesias, ketika nabi itu berkata, "Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia: datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan. dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya" (Daniel 7:13-14).

RINGKASAN

Jika kita renungkan kebenaran-kebenaran ini, kita dihadapkan dengan seorang Pribadi, yang dalam sejarah manusia belum pernah ada seorang seperti Dia. Pribadi ini yang dilukiskan kepada kita menawan hati dan mendorong kita untuk menyembah Dia. Karena kita melihat bahwa keilahianNya selalu menyertai seluruh fase kehidupanNya, dan nyata dalam perkataanNya, mujizat-mujizatNya, kehidu­panNya, kematianNya di kayu salib, kebangkitanNya dan kenaikanNya. lnilah fakta-fakta yang mendorong para penulis Perjanjian Baru, orang-orang yang telah menghayati monoteisme sejak masa kecil mereka ­untuk mempercayai keilahianNya... Jika kita terima kebenaran-kebenaran ini, kita dapat mengerti paradoks ini. Dan kita terpaksa menganggap bahwa gereja yang permulaan mengarang sejarah ini, dan bahwa peristiwa-peristiwa ini adalah hasil imajinasi sekelompok orang-orang Galilea. Tetapi siapa yang dapat percaya orang-orang sederhana yang buta huruf dapat merekayasa Pribadi yang ajaib ini dengan imajinasi mereka. Mereka dapat memikirkan bahwa Dia tanpa dosa. Untuk menciptakan konsep bahwa dia ilahi walaupun mereka penganut monoteisme; untuk mengarang beragam-ragam cara dan metode dan situasi yang beraneka ragam tatkala Dia mengemukakan bahwa Dia ilahi; untuk memikirkan konsep kelemahan namun berkekuatan serta kemuliaan yang mahatinggi namun rendah hati; bahwa orang-orang sederhana dan tak terpelajar dapat mengarang ini semua dari benak mereka, adalah hal yang tidak mungkin.

Inilah paradoks Kekristenan, dan inilah pemecahannya yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Kita menerima solusi ini, karena tidak ada solusi lain. Oleh karena itu, kami juga percaya dan "oleh sebab itu kami berbicara".

Dalam bukunya "Balance of Truth", C.G. Pfander mengatakan dengan tepat, "Sesuatu perkataan menunjuk pada suatu ungkapan dalam pemikiran si pembicara, dan dalam hal ini pembicara itu adalah Allah sendiri. oleh karena itu, jika Kristus adalah Firman yang dari Allah, tentulah Dia ungkapkan dari kehendak Allah yang sempurna, atau dengan perkataan lain, Allah menyatakan diri-Nya melalui Dia. Kemudian Dia berbicara kepada mereka melalui Roh Kudus-Nya. Jadi Firman Allah menunjukkan bahwa Kristuslah satu-satunya Pribadi yang menyatakan kehendak Allah kepada manusia; karena Ia mengenal Allah dan menyatakan kehendak Allah secara sempurna. Yesus juga mengatakan kebenaran ini waktu Ia berkata, 'Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi ke1egaan kepadamu'" (Matius 11:27-28).

Mengakhiri diskusi ini saya minta perhatian: anda pada ayat 91 dari Surat AI Anbiyaa' yang berbunyi sebagai berikut: "Dan Maryam yang telah memelihara kehormatannya, laIu kami tiupkan ke dalamnya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda besar bagi semesta alam". Pemakaian kata "tanda" yang dalam bentuk tunggal sedangkan pokoknya jamak, mengingatkan kita akan nubuatan Yesaya tentang Juruselamat kita, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang KekaI, Raja Damai" (Yesaya 9:5).

Baidawi telah mencoba untuk meremehkan makna yang besar dari kata-kata ini dengan keahliannya membuat tafsiran, dimana ia berkata, "Tanda bagi semua makhluk, karena barangsiapa memikirkan nasib mereka, diyakinkan akan kemahakuasaan Sang Pencipta (semoga namaNya diagungkan)!"

Catatan kaki

Istilah "Firman Allah" berarti Kristus, dan menun­jukkan bahwa Muhammad mengantikan istilah ini dari orang-orang Kristen yang dikenalnya. Istilah ini murni Kristiani.

Kehidupan Kristus, KernatianNya Dan KebangkitanNya

Ada tiga kesulitan jika mendiskusikan referensi-­referensi dalam Al Our' an mengenai kehidupan Yesas Kristus.

Pertama, ayat-ayat tersebut terpencar-­pencar. Antara peristiwa-peristiwa dan lanjutannya karang jelas hubungannya. Misalnya, tidak adanya urutan kronologis atau progesi yang logis, karena ayat-ayat tersebut diturunkan (menurut orang-orang Muslim) pada waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ditambah lagi kesulitan dalam mengikuti sesuatu topik dari permulaan sampai akhimya. Misalnya, adanya hukum-hukum yang bercampur dengan cerita-cerita dan peristiwa-peristiwa, dan janji-janji yang bercampur dengan ancaman-ancaman.

Kedua, hal yang lebih komit lagi, ialah referensi-­referensi di dalam Al Qur'an mengenai Tuhan Yesus Kristus mengandung kontradiksi-kontradiksi. Jika beberapa ayat menyebut Dia hanya sebagai manusia dan nabi, ayat-ayat yang lain memberikan kepadaNya gelar- gelar yang tidak dapat diberikan kepada orang lain manapun. Kontradiksi yang paling serius ialah mengenai kematian-Nya, karena tidak mungkin untuk menyesuaikan ayat-ayat ini tanpa merubah maknanya.

Ketiga, adalah kesulitan oleh urutan kronologis dari surat-surat itu. jika kita menelusuri pemikiran Muhammad tentang Kristus dari permulaannya dan perkembangannya, kita harus mulai dengan ayat yang menyebutnya untuk pertama kali, kemudian melan­jutkan tahap demi tahap dan secara kronologis, sam­pai tiba pada Surat terakhir. Akan tetapi, sayang sekali karena para sarjana Islam sendiri tidak sepen­dapat mengenai urutan historis dari Surat-surat dalam Al Qur'an. Mereka mengakui bahwa urutannya yang sekarang tidak menurut kronologis.

APA KATA PAULUS ?

Mengenai perkataan anda tentang dosa dalam agama Kristen, "bahwa itu hanyalah suara dari kekafiran yang mewarnai Kekristenan. Paulus menyatakan agar semua orang dapat belajar sesuatu daripadanya; menjadi Yahudi bagi orang-orang Yahudi dan orang kafir bagi orang-orang kafir dst".

Sebelum bertobat, Paulus adalah Yahudi yang fanatik dan bernama Saulus. Ia terkenal karena ketaatannya pada Taurat Musa. Paulus sendiri menggambarkan dirinya sebagai berikut: "Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, clari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, 'tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yes us, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggap­nya sampah, supaya aku memperoleh Kristus" (Filipi 3:4-8).

Ahli-ahli sejarah menerangkan bahwa ayahnya seorang Farisi dan bahwa dia dibesarkan menurut hukum yang paling ketal. Ketika Paulus menye­lesaikan pendidikannya di Tarsus, dia dikirim, dalam masa mudanya ke Yerusalem untuk mempelajari hukum Yahudi dan pengetahuan agama. Di sini guru teologianya adalah Gamaliel yang terkenal itu, dan Paulus duduk belajar di kakinya. Sebelum Yesus Kristus mengungkapkan diriNya kepada Paulus, ia giat memburu dan menganiaya orang-orang Kristen. Hal yang menambah amarahnya ialah perkataan­-perkataan Stefanus yang mati martir .itu sebelum ia dirajam, "Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwaris­kan oleh Musa kepada kita". Karena kegiatannya itu, dia diberi kuasa oleh pemimpin-pemimpin Yahudi untuk menangkap orang-orang Kristen yang di Dam­syik. Tetapi dalam perjalanannya ke kota itu, Yesus Kristus menampakkan Dirinya dan berbicara kepadanya, dan ia percaya pada Yesus. di hadapan Raja Agripa, ia dikemudian hari menceritakan per­tobatannya sebagai berikut, "Ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang daripada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah gan aku mendengar suatu suara yang men­gatakan kepadaku dalam bahasa Aram: 'Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang'. Tetapi aku menjawab: 'Siapa engkau, Tuhan?'. Kata Tuhan: 'AkuJ:ah Yesus, yang kau aniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala apa yang akan Kuperl:ilhatkan kepadamu nanti. Aku akan meng asmgKan engkau dari bangsa ini dari dari bangsa­bangsa lain. Dan Aku akan mengutus' engkau kepada mereka untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan men­dapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang­orang yang dikuduskan'" (Kisah 26:12-18).

Mengenai ucapan rasul yang mulia ini, "Bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi ..." dst; nampaknya anda tidak membaca dengan teliti sehingga anda salah mengerti maksudnya, atau barangkali anda sengaja hendak mengacaukan mak­sudnya dengan mencabut ayat itu dari konteksnya.

Kami sudah menjelaskan bahwa rasul Paulus dididik dalam bidang agama pada kaki Rabbi Gamaliel; di sekolah Gamaliel yang tersohor itu ia mendapat pelajaran mengenai Taurat dan ritus orang Yahudi, dalam segala hal yang menolak untuk mem­batalkannya agar dapat menjelaskan kepada mereka bahwa Yesuslah Mesias yang ditunggu-tunggu itu. Di antara sekian banyak pertimbangan, yang terpenting ialah untuk menunjukkan bahwa Kekristenan datang bukan untuk meniadakan Taurat tetapi untuk menggenapinya.

Dia adalah orang Ibrani menurut kelahiran, sepertl telah kita lihat, dan tanpa kelahirannya sebagai orang Ibrani ia tidak akan dapat mempengaruhi orang-orang Yahudi, atau memasuki rumah-rumah ibadah mereka untuk memberitakan Injil.

Mengenai orang-orang bukan Yahudi, Kisah Para Rasul memberitakan kepada kita, bahwa Gereja­gereja Kristen yang pertama, khususnya yang di Yudea, biasanya melaksanakan ibadah mereka sesuai dengan perintah-perintah, di antaranya yang diberikan oleh Musa; tetapi perintah-perintah yang Ilain ditambahkan oleh guru-guru dan rabbi- rabbi dari generasi yang kemudian, dalam bentuk tradisi-tradisi, yang terpenting di antaranya ialah sunat, yang selalu menjadi tembok pemisah yang kuat. Seorang rabbi mengatakan, "Tanpa peraturan ini (sunat), langit dan bumi Itidak akan diciptakan". Akan tetapi Gereja di Antiokhia, di mana Paulus dan Barnabas melayani selama dua tahun, membuka pintu mereka bagi orang-orang bukan Yahudi di Gereja Yerusalem terasa tidak senang waktu mendengar kabarini. Hal ini menjurus kepada argumentasi-argumentasi yang tajam.

Gereja di Yerusalem mengadakan sidang untuk membicarakan soal ini, Paulus dan Barnabas men­ceritakan kepada mereka mujizat-mujizat yang Allah buat dalam pelayanan penginjilan mereka, mulai dari Siprus sampaike Asia Kecil. Setelah mendengarkan berita yang menggembirakan itu, bagaimana beribu-­ribu orang bukan Yahudi telah menerima Yesus, maka Petrus berdiri dan mengingatkan para haairin bahwa Allah telah memilih dia untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain agar mereka juga percaya pada Kristus.

Terakhir, Yakobus, sebagai ketua sidang berdiri dan meringkaskan diskusi itu dengan empat hal yakni: orang-orang Kristen dari bangsa lain hendaklah men­jauhkan diri dan makanan yang telah dicemarkan ber hala-berhala; dan darah; dan daging babi Pan binatang yang mati lemas; dan dan percabulan.

Penulis sejarah Gereja menerangkan bahwa Paulus berlaku dengan rendah hati jika berhadapan dengan orang-orang bukan Yahudi, berbeda dengan sikap orang-orang Yahudi yang congkak, dan mende­monstrasikan kasih Kristus kepada orang-orang per­caya di antara mereka. Paulus juga mengundang beberapa orang di antara mereka untuk mengambil bahagian dalam tugas misinya, dan mengangkat orang-orang lain sebagai gembala sidang di Gereja. Itulah pengertian kita tentang perkataan Paulus,

"Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, (sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus). Hal ini berarti bahwa Paulus tidak melakukan hukum-hukum seremonial orang Yahudi jika dia berada di tengah-tengah orang-orang bukan Yahudi, tetapi dia tunduk kepada hukum Kristus" (I Korintus 9:21-22)

Epilog

Pada halaman kedua dari surat anda, anda mengata kan: "Surat ini adalah bagi mereka yang menghendaki jalan yang benar", tetapi di halaman-halaman yang lain anda menyerang secara kasar yang mirip kutuk dan bukan "panggilan untuk pengertian". Kami sebenarnya dapat menjawab dengan cara yang sama, atau yang lebih buruk lagi karena banyak kekurangan di dalam Islam, tetapi kami tidak berbuat demikian, karena Roh Kristus telah memumikan pikiran­-pikiran kami, dan sebagai konsekwensinya juga pena kami. Ia memberikan perintah ini kepada kami, "'Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44)

Sesungguhnya kami mendoakan anda, agar Allah yang kami sembah di dalam Roh dan Kebenaran memberikan pengertian kepada anda untuk me­ngetahui kebenaran yang akan membebaskan anda dari ruh fanatik.

BAHAN KAJIAN

UJilah Segala Sesuatu Dan Peganglah Yang Baik.

Saudara yang budiman, kalau Anda sudah membaca buku ini, pasti Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

  1. Apakah alat yang tepat untuk menyelidiki dan meneliti ?

  2. Apakah pokok utama dalam I Korintus 1:22-24 ?

  3. Untuk tujuan apa dan untuk siapakah Kristus mati ?

  4. Apakah inti dari kesaksian para Nabi yang men­dahului. Kristus tentang Dia ?

  5. Apakah Kristus menyatakan bahwa Dia akan disalibkan dan mati? Berikan satu contoh !

  6. Sebutkan beberapa peristiwa yang menyertai kebangkitan Kristus ?

  7. Apakah motto Kekristenan sejak muncul di dunia ?

  8. Sebutkan satu ayat AI-Ouran yang berbicara ten­tang kematian atau pembunuhan Kristus.

  9. Ringkaskan tafsir AI-Razi dari ayat 55 surat Ali Imran (Hai Isa sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dst.)

  10. Menurut anda, ayat mana yang terpenting dari khotbah Kristus yang disebut Khotbah di Bukit ?

  11. Di antara sekian banyak agama, agama mana yang mendorong untuk berperang, dan agama mana yang memanggil umat manusia untuk ber­damai dan saling mengasihi ?

  12. Apakah adil untuk menghakimi sesuatu agama berdasarkan perilaku penganut-penganutnya, atau berdasarkan perintah-perintah dan hukum­hukumnya ?

  13. Menurut anda, apakah penyerangan-penyerang an Islam yang pertama dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan, atau memang itulah tujuan­nya ?

  14. Apakah definisi anda mengenai dosa ?

  15. Jelaskan makna Roma 5 ayat 18, 19 dan 20. 16.

  16. Apakah upah dosa ?

  17. Cara bagaimana kita luput dari maut yang men­jadi bagian kita karena dosa ?

  18. Apakah agama Kristen menghimbau kita untuk berbuat benar, baik, jujur dan kudus? Ataukah untuk berlaku kafiran dan menyembah berhala ?

  19. Ringkaskan kehidupan Kristus dengan dua kalimat yang berbobot ?

  20. Tunjukkan perbedaan antara ajaran Al-Quran dan ajaran Injil mengenai pribadi Roh Kudus ?

  21. Berikan eontoh-eontoh bahwa Yesus adalah Anak Allah. ?

  22. Apakah yang telah anda pelajari tentang kehidupan Paulus, (pertobatannya dan peng­ajarannya?)

Tekan di sini untuk kirim jawaban Anda lewat email atau kirim surat Anda ke alamat berikut:


The Good Way
P.O. BOX 66
CH-8486 Rikon
Switzerland

www.the-good-way.com/id/contact/