Mengenal Kebenaran Injil

Mengenal Kebenaran Injil

Iskander Jadeed


BEBERAPA PERTANYAAN:

  • Dapatkah anda buktikan keBapaan Allah atas Al-Masih?

  • Dikatakan bahwa kitab Taurat dan Perjanjian Baru telah diubah. Bagaimana pendapat anda?

  • Adakah anda mempunyai bukti bahwa Al-Masih mati dikayu salib?

  • Bukankah dengan adanya "keempat Injil" telah membuktikan bahwa Perjanjian Baru itu telah diubah?

M.Z.S.TRIPOLI - LIBANON

KATA PENGANTAR

Injil memang selalu menarik untuk dibaca, direnungkan dan diteliti kebenarannya. Karena Injil yang berpusatkan Al-Masih itu terbuka bagi setiap orang tanpa membedakan-bedakan ras dan warna kulit.

Kali ini dengan senang hati kami mengetengahkan tanya jawab dari salah seorang yang mencari kebenaran Injil dengan bapak Iskander Jadeed melalui surat-menyurat yang tentunya menurut hemat kami akan sangat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Seperti biasanya, kutipan ayat-ayat Alkitab diambil dari Alkitab terjemahan baru yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta tahun 1988. Sedangkan ayat-ayat Al Qur'an dikutip dan "Tarjamah Al Qur'an Al Karim", oleh Prof. H. Mahmud Yunus dan diterbitkan oleh PT Al-Ma'arif, Bandung, Tahun 1982.

Adalah doa dan harapan kami, kiranya melalui buku ini pengetahuan anda akan Injil semakin diperkaya.

Jakarta, Oktober 1990

PENERBIT

Sahabatku yang budiman,

Saya sungguh senang mengetahui bahwa anda mempunyai keingintahuan untuk menyelidiki kebenaran-kebenaran Injil. Sungguh baik anda memiliki keinginan ini, karena kita temui Paulus, seorang rasul dan seorang pahlawan iman berkata: "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (I Tesalonika 5:21).

Dari kata-kata pembukaan dalam surat, nampaknya anda ingin membicarakan beberapa pokok iman Kristen. Namun, semangat anda telah membawa anda kepada dunia perdebatan dengan "Ahli kitab", yang bertentangan dengan perintah Al Qur'an yang berbunyi "Janganlah berdebat dengan Ahli Alkitab melainkan dengan (jalan) yang terbaik" (S.29 Al-'Ankabut 46).

Anda juga telah melupakan nasihat Al Qur'an yang mengatakan, "Bagaimana mereka itu meminta hukum kepada engkau, sedang di sisi mereka ada Taurat, di dalamnya ada hukuman Allah?" (S.5 Al-Maidah 43). Dalam upaya anda menyinggung pokok-pokok keyakinan Kristen yang paling peka, anda banyak menggunakan ayat-ayat Al Qur'an dari pada Alkitab yang ditetapkan Al Qur'an sebagai wasit atas setiap masalah antara orang-orang Kristen dan Islam. Satu bukti nyata dari hal ini adalah bahwa Muhammad sendiri telah menunjuk pada "Ahli kitab" untuk menegaskan kebenaran setiap kepercayaan. Al Qur'an berkata: "Jika engkau syak wasangka, tentang apa yang Kami turunkan kepada engkau (ya Muhammad), hendaklah engkau tanyakan kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau" (S.10 Yunus 94).

Perintah ini menuntut setiap orang Muslim, dalam menghadapi setiap persoalan yang mendasar dengan Ahli-ahli kitab untuk menerima apa yang digariskan dalam kitab itu sendiri. Berkaitan dengan itu, satu ayat dalam Al Qur'an berkata: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan nur (cahaya), sedang nabi-nabi yang tunduk (kepada Allah) menghukum dengan Taurat itu, terhadap orang-orang Yahudi dan (begitu pula) ulama dan ketua-ketua agama, sebab mereka menghafal kitab Allah dan mereka itu menjadi saksi atas demikian itu.... Barang siapa yang tiada menghukum menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang kafir" (S.5 Al-Maidah 44).

Kemudian dikatakan bahwa orang Kristen tidak terikat pada kata-kata Al Qur'an. Sebaliknya, Al Qur'an menghimbau orang Kristen untuk berpegang teguh pada kitabnya, dengan berkata: "Hendaklah Ahli Injil menghukum menurut yang diturunkan Allah dalam Injil itu" (S.5 Al-Maidah 47).

Selanjutnya saya akan menjawab sanggahan anda atas beberapa pengajaran Kristen:

KEANAKAN Al-Masih

Dalam upaya anda menentang Keanakan Al-Masih, anda menggunakan dua ayat Al Qur'an, yakni Surat Al-Ikhlash dan Maryam, tetapi anda lalai mengkaitkannya dengan satu ayat dalam Surat Al-An'am yang mana berkata, "Yang menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan ada bagiNya anak, sedang Dia tidak mempunyai isteri? Dia menciptakan tiap-tiap sesuatu dan Dia Maha mengetahui tiap-tiap sesuatu" (S.6 Al-Anaam 101).

Maksud saya dengan menunjuk pada ayat ini, ialah untuk menarik perhatian anda pada kelemahan dari sanggahan-sanggahan Islam yang dikemukakan apabila menghadapi masalah Keanakan Al-Masih. Sebelum kebangkitan Islam beberapa penganut agama Kristen, kebanyakan berlatar belakang kafir, menyebar-luaskan suatu pengajaran sesat yang mengatakan bahwa Perawan Maryam adalah Dewi. Barangkali mereka mengenalinya sama dengan dewa mereka "Al-Zhara". Aliran sesat ini menamakan diri "Maryamisme" atau "Pengikut-pengikut Maryam". Sarjana Ahmad Al-Makreezy menyebutkan mereka dalam bukunya, "Al-Kawl-Al-Ibreezy" (hal 26). Demikian juga dengan penulis lain, Ibn-Hazm, mencantumkan aliran sesat ini dalam bukunya, "Al-Milal Wal-Ahwaa Wal-Nihal"(hal 47). Sekarang ini tidak ada seorang Kristen pun yang mempercayai ajaran ini. Sebaliknya orang-orang Kristen memandangnya sebagai satu penghinaan yang ditujukan pada kemuliaan kesucian Allah yang melampaui seluruh sifat jasmaniah. Para teolog Kristen telah menyerang kesalahan ini dengan penuh semangat dan menggunakan setiap ayat-ayat Alkitab dan alasan-alasan yang dapat diterima akal sehat sampai hal tersebut menghilang pada akhir abad ketujuh.

Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa Al Qur'an tidak mengkritik ajaran Kristen, tetapi mengkritik Pengikut-pengikut Maryam yang sesat ini yang sesungguhnya berakar pada kekafiran. Karena ketika itu kekafiran merupakan hal yang lazim di seluruh Mesir, Arab dan Yunani, di mana semua penganutnya percaya bahwa dewa-dewa mereka kawin dan mempunyai anak.

Umat Kristen bagaimanapun tidak mempercayai keanakan Al-Masih dari hubungan secara jasmaniah yakni hasil hubungan suami- isteri. Mereka meyakini dia sebagai Anak Allah dalam arti keluar dari diriNya sendiri dalam keadaan Illahi. "Dia adalah Firman Allah dan berasal dari RohNya."

Rasul Paulus menunjuk pada kebenaran ini ketika ia menyatakan: "Dari Paulus, hamba Al-Masih, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikanNya dengan perantaraan nabi-nabiNya dalam kitab-kitab suci, tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita" (Roma 1:1-4).

Dalam mengkaji ulang semua ucapan Al-Masih, kita menemukan pernyataan-pernyataan yang jelas mengukuhkan keanakanNya secara illahi itu, misalnya:

"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga" (Matius 16:17).

"Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat juga demikian terhadap kamu,.."(Matius 18:35).

"Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?" (Lukas 2:49).

Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga" (Yohanes 5:17).

Kita juga baca dalam kitab Injil, "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" (Yohanes 10:32).

Tulisan kitab Injil tentang baptisan Al-Masih di sungai Yordan, menunjukkan bahwa suatu suara yang berasal dari langit yang terdengar pada peristiwa itu berbunyi:"...inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNya Aku berkenan" (Matius 3:17).

Sekarang kita kembali pada ayat Al Qur'an: "Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan". Imam Al-Baidawi menafsirkan hal ini sebagai berikut: "tidak beranak", dalam arti bahwa dia tidak mempunyai hubungan seksual dan tidak membutuhkan penolong (atau kerjasama), juga seorang penerus.... "tidak diperanakkan" berarti, dia tidak kekurangan apa-apa dan ada kehampaan yang mendahuluinya. Maka "lahir" (atau memperanakkan) seperti yang dipakai dalam Surat Al-Ikhlash tidak diartikan lain kecuali kelahiran dalam hubungan seksual, secara jasmaniah. Dan ini secara pasti bukanlah keyakinan orang-orang Kristen!

KEUNGGULAN AL-MASIH

Umat Muslim biasanya menganggap Muhammad melebihi nabi-nabi lainnya. Seandainya Al-Masih seorang nabi, tentunya saya telah berdebat dengan anda untuk mencari siapa yang terbesar. Namun tidak perlu lagi dipersoalkan bahwa Al-Masih adalah yang terbesar dari semua nabi dan semua malaikat termasuk para penghulu malaikat. Dia di atas semua ciptaan baik di surga maupun di bumi; di atas segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Sebab itu perlu sekali untuk membicarakan pokok ini lebih lanjut. Dalam Yohanes 1:1-5 kita dapat membaca tentang Al-Masih: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Ibrani 3:1-6 berkata, "Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Al-Masih, yang setia kepada Dia yang telah menetapkanNya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumahNya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Al-Masih setia sebagai Anak yang mengepalai rumahNya: dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan."

Kita juga dapat membaca dalam Ibrani 1:1-6, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah menjadikan alam semesta, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepadaNya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan, "AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini"? dan "Aku akan menjadi BapaNya, dan Ia akan menjadi AnakKu"? Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Mazmur 2:7 berkata, "AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini." Selanjutnya kita baca dalam Kolose 1:15, "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan."

PENGUBAHAN KITAB INJIL

Setiap kitab yang bersifat agamawi tentunya akan dikutuk dari pengubahan. Tetapi ada satu perbedaan antara membuat satu tuduhan dan menyiapkan bukti bagi tuduhan anda. Bukti pertama yang anda ajukan ialah bahwa Perjanjian Baru melarang perceraian sedangkan Al Qur'an mengijinkannya; dan Injil mengijinkan anggur sedangkan Al Qur'an melarangnya. Hal ini hanyalah merupakan sanggahan yang lemah yang tidak didasarkan atas pemahaman yang benar karena dua hal:

  1. Kitab-kitab Injil tidak melarang perceraian, tetapi berupaya membatasi alasan-alasan para ahli Taurat dan orang Farisi dalam menafsirkan hukum Taurat mengenai perceraian (Ulangan 24:1). Al-Masih menghimbau seluruh umat untuk kembali pada apa yang telah ditetapkan Allah dari mulanya (Kejadian 2:24), yakni agar pria dan wanita harus tetap tinggal bersama selama hidup. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara masalah keluarga, menjaga sendi-sendi kehidupan pada umumnya dan memelihara penghargaan kepada isteri sebagai ibu dan pasangan dalam kerohanian dengan suami. Al-Masih hanya mengijinkan perceraian apabila terjadi perzinahan dari masing-masing pihak, suatu tindakan yang akan memutuskan tali pernikahan (Matius 5:31). Pada tahun-tahun terakhir ini kami telah menyaksikan bahwa beberapa cendekiawan dan pemimpin Islam telah menetapkan hukum-hukum dalam melarang perceraian yang tak terduga untuk menjaga integritas keluarga dan bangsa. Mungkin ini merupakan tanggapan terhadap tradisi yang bersifat nubuat yang mana berbunyi: "Perceraian adalah satu kelonggaran yang paling dibenci Allah" (Sunan Abi Davood Buku 13 ayat 3).

  2. Injil tidak mendorong untuk minum anggur, sebaliknya Injil melarangnya dengan berkata, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Efesus 5:18). Juga dikatakan, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah tersesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (I Korintus 6:9-10).

Selanjutnya, perbedaan yang ada antara Injil dan Al Qur'an dalam hal-hal yang legal tidak memberikan anda hak untuk menghakimi bahwa Injil telah diubah. Seandainya kita mulai dengan soal ini, maka apakah yang dapat menyangga perkataan umat Kristen bahwa Al Qur'an telah diubah karena mengijinkan perceraian yang sebab-sebabnya tidak dikenal dalam Injil?

PENYALIBAN AL-MASIH

INJIL BERKATA BAHWA AL-MASIH DISALIB, SEDANGKAN AL QUR'AN MENGATAKAN BAHWA AL-MASIH TIDAK DISALIB

Nampaknya anda dapat disamakan dengan banyak orang yang berusaha bertahan pada huruf dari isi Al Qur'an dengan melupakan bahwa Al Qur'an sendiri menceritakan kepada kita kesaksian bangsa Yahudi bahwa mereka telah menyalibkan Al-Masih. Karena dikatakan, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa anak Maryam, seorang rasul Allah" (S.4 An-Nisaa' 157).

Bangsa Yahudi telah menurunkan tradisi ini dari ayah kepada puteranya sejak abad pertama sampai sekarang. Kesaksian mereka ini bukanlah satu-satunya kesaksian yang berhubungan dengan penyaliban Al-Masih. Berikut ini adalah laporan lain dari mereka yang juga telah menyaksikan peristiwa akbar ini:

  1. Nubuatan-nubuatan: Inilah bukti yang tidak dapat disangkali. Berabad-abad sebelumnya para nabi telah diilhami untuk menuliskan banyak hal secara rinci tentang kematian Al-Masih di kayu salib: seperti contoh ini:

    • Menjual Al-Masih dengan harga 30 keping perak. "Lalu aku berkata kepada mereka, 'jika itu kami anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!' Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak" (Zakharia 11:12).

    • Membeli ladang penuang logam dengan uang tersebut "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku, 'Serahkanlah itu kepada penuang logam!' - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN" (Zakharia 11:13).

    • Ejekan dan cemo'ohan kepada Al-Masih sebelum Dia disalibkan - "Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepungi aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku" (Mazmur 22:17-18)

    • Luka-luka parah yang dideritanya "Tetapi dia tertikam karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita di timpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:5).

    • Dia tidak membuka mulut dalam penderitaan. - "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan dirinya ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulut" (Yesaya 53:7).

    • Dia dicambuk dan diludahi. -"Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi" (Yesaya 50:6).

    • Mereka mentertawakan Dia. - "Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum" (Mazmur 22:13-14).

    • Mereka membagi-bagikan pakaianNya di antara mereka dan membuang undi atas jubahNya. -"Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku" (Mazmur 22:19).

    • Dia bertanya mengapa Bapa telah meninggalkan Dia. - "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Mazmur 22:2).

    • Sebuah tombak akan menembusi lambungNya - "..dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung" (Zakharia 12:10).

    • Dia akan disalibkan di antara pencuri dan dikuburkan dengan orang kaya - "Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya" (Yesaya 53:9).

    • Tidak ada satupun tulangNya yang remuk. - "Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah" (Mazmur 34:21).

    Jika kita membaca laporan Perjanjian Baru maka kita akan melihat bahwa semua nubuatan ini telah digenapi secara hurufiah.

  2. Tanda Salib: Orang Kristen mula-mula menggunakan tanda salib sebagai tanda kenal diri ketika mereka dianiaya. Mereka mengukir tanda salib itu di kubur-kubur dan di katakombe-katakombe tempat mereka berkumpul, dalam menyembunyikan diri dari kelaliman Nero, Raja Romawi. Setiap orang yang mengunjungi kota Roma dapat menyaksikan tanda-tanda ini.

  3. Pemberitaan Al-Masih yang tersalib oleh murid-muridNya: Petrus berkata kepada umat Yahudi, "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Al-Masih dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu" (Kisah Rasul 2:22-24).

  4. Pernyataan Al-Masih sendiri. Para penulis kitab Injil melaporkan bahwa Al-Masih menyebutkan penyaliban dan kematian berulang kali karena keselamatan mereka dari dosa menuntut kematianNya di atas kayu salib. Berikut ini sebuah contoh dalam satu kesempatan: "Ketika Al-Masih akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas muridNya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan, 'Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius 20:17-19).

  5. Kesaksian yang teguh dari tradisi-tradisi umat Kristen: Sejak munculnya Kekristenan pengikut-pengikut Al-Masih telah merayakan 'Perjamuan Kudus', yang juga disebut sebagai 'persekutuan dengan tubuh dan darah Al-Masih'. Perintah ini telah ditetapkan oleh Al-Masih sendiri pada malam ketika Dia dikhianati. Dia mengatakan ini kepada murid-muridNya untuk dilakukan sebagai peringatan akan Dia. Al-Masih berkata, "'Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu; Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah'. Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata, 'Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu; mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang'. Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kataNya, 'Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku'" (Lukas 22:15-19).

    Al-Masih telah memberikan satu penegasan bahwa Dia telah mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dikorbankan untuk umat manusia. Murid-murid telah melaksanakan sakramen ini dan melanjutkannya kepada anda: "Bahwa Al-Masih, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkan dan berkata, 'Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!' Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan lalu berkata, 'Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku'" (I Korintus11: 23-25).

  6. Kesaksian Sejarah: Sejarah juga menuliskan tentang kematian Al-Masih. Para sejarahwan menuliskan peristiwa ini, memberikan ruang yang cukup banyak untuknya dalam tulisan-tulisan mereka. Di antara sejarahwan-sejarahwan itu adalah; Tacitus, seorang sejarahwan bangsa kafir, pada tahun 55 Sesudah Al-Masih; Lucianus, seorang Yunani, yang menulis pada tahun 100 Sesudah Al-Masih; Yosephus, seorang bangsa Yahudi yang hidup beberapa tahun sesudah penyaliban itu. Semua tulisan-tulisan ini sejalan dengan tulisan Injil berhubungan dengan kelahiran, ajaran-ajaran, penyaliban, dan kebangkitan Al-Masih.

  7. Kesaksian dari kutipan-kutipan Romawi: Satu laporan yang sangat penting adalah laporan yang dikirimkan Pilatus kepada Kaisar Tiberias. Di dalamnya ia menjelaskan secara rinci semua kegiatan Al-Masih, tuduhan-tuduhan bangsa Yahudi yang menentang Dia, dan bagaimana dipandang perlu baginya untuk menjatuhkan hukuman mati padaNya dengan penyaliban guna menghindari kericuhan. Dokumen ini adalah salah satu dari banyak dokumen yang digunakan oleh sarjana Kristen, Tertulianus dalam pembelaannya terhadap umat Kristen yang terkenal.

  8. Kesaksian kitab Yahudi Talmud: Sudah dikenal dengan baik oleh semua orang bahwa umat Yahudi adalah bangsa yang mengikuti Taurat yang ditulis oleh Musa. Tetapi hanya sedikit yang mengetahui kitab penting lainnya dari tradisi bangsa Yahudi yang dikenal sebagai 'Talmud'. kitab ini berisikan kumpulan dari tradisi-tradisi leluhur mereka, yang dalam banyak hal, merupakan pengganti Hukum Allah. Al-Masih pernah menegur mereka sehubungan dengan masalah ini dengan berkata, "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?" (Matius 15: 3).

    Dalam kitab Talmud halaman 42 kita baca bahwa, "Al-Masih disalibkan sehari sebelum hari Paskah, dan bahwa hal itu telah dikemukakan 40 hari lebih awal bahwa dia akan dibunuh karena dia adalah seorang petenung dan bermaksud menipu bangsa Israel dan menyesatkan mereka."

  9. Kesaksian Al Qur'an: Paling sedikit ada 5 ayat dalam Al Qur'an yang membenarkan kematian Al-Masih. Tiga di antaranya yang menggunakan kata mati atau wafat, adalah:

    • S.19 Maryam 30

    • S.3 Al-Imran 55

    • S.5 Al-Maidah 116-117

    Dan yang menggunakan kata "bunuh" adalah:

    • S.2 Al-Baqarah 87

    • S.3 Al-Imran 183

  10. Kebangkitan Al-Masih: Barangkali kebangkitan Al-Masih merupakan bukti yang paling kuat dari kematianNya di atas kayu salib, karena Injil yang Kudus mengatakan kepada kita bahwa "Sesudah itu Yusuf dari Arimatea - ia murid Al-Masih, dengan sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi - meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Al-Masih. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Al-Masih, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Al-Masih disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Al-Masih ke situ" (Yohanes 19:38-42). Tetapi pada hari yang ketiga sebelum fajar menyingsing, terjadilah gempa bumi yang besar, karena seorang malaikat Tuhan turun dari surga dan menggulingkan batu besar dari pintu kubur itu. Hal ini menakutkan para penjaga yang menunggui mayat itu sesudah kubur dimeteraikan sesuai dengan perintah Pilatus. Barangkali bentuk malaikat yang sangat mempesona itu telah menghalangi para penjaga melihat bahwa Al-Masih telah bangkit, ketika hal itu terjadi. Namun, malaikat itu sendiri memberitahukan kepada Maria Magdalena dan mereka yang bersama dengan dia bahwa Al-Masih telah bangkit, sewaktu mereka tiba di kuburan pada waktu hari masih gelap untuk menjenguk mayat tersebut.

Demikianlah, kebangkitan merupakan satu bukti yang tak dapat diganggu gugat bahwa seseorang yang disalibkan adalah Al-Masih, karena Al-Masih sendiri telah memberitahukan kepada bangsa Yahudi, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yohanes 2:19). Setiap orang yang menyangkali hal ini sesungguhnya dia telah menuduh Allah, Al-Masih dan para malaikat telah bersekongkol menipu umat manusia.

Adapun maksud orang Yahudi untuk tidak terlalu menghiraukan Al-Masih adalah untuk menghambat berkembangnya agama Kristen karena mereka merasakan dalam pemberitaanNya sebagai akhir dari kefanatikan rasialisme yang dangkal. Sebab itu ketika mereka berhasil meyakinkan penguasa Romawi untuk menghukum mati Dia, dan Dia diletakkan dalam kubur, maka mereka menganggap telah mencapai tujuan mereka. Tetapi Injil Allah tidak dapat dikekang oleh kuasa-kuasa jahat. Sebentar saja Injil telah tersebar sampai ke ujung-ujung bumi. Ribuan orang tertarik pada salib Al-Masih.

Demikianlah kaum Yahudi sebenarnya tidak mencapai tujuan akhir mereka, hanya berkhayal seolah-olah mereka telah mencapainya...Itulah sebabnya kata-kata dalam Al Qur'an muncul enam ratus tahun kemudian. Mereka yang mempersoalkan Dia sebenarnya tidak begitu yakin dengan fakta-fakta mereka dan beranggapan bahwa pendapat mereka sendiri itulah yang benar. Mereka sesungguhnya tidak membunuh dia, karena "Dia bangkit sesudah tiga hari!" Kata-kata dalam Al Qur'an, kemudian, muncul sebagai penegasan atas peristiwa yang luar biasa ini: "Selamat sejahtera bagiku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali"(Surat Maryam 33). Dan, 'Ya, 'Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepadaKu dan menyucikan engkau dari orang-orang kafir..." (S.3 Ali Imran 55).

Selanjutnya ijinkanlah saya membahas cerita aneh yang anda sebutkan dalam suratnya yang sebenarnya tidak lebih dari satu dongeng yang berkembang di antara kaum Muslim. Secara singkat dikatakan bahwa seorang pengganti yang disalibkan menggantikan Al-Masih. Ijinkan saya berkata bahwa ucapan-ucapan nubuatan sebelum Inkarnasi (penjelmaan), sama halnya dengan pernyataan Al-Masih sendiri menjadikan cerita bohong "orang pengganti" ini bukan saja merupakan satu khayalan yang tidak berhasil tetapi juga sebagai satu mitos (dongeng) yang hampa. Kekeliruannya yang jahat adalah bahwa hal itu menjadikan Allah - Yang dimuliakan, diagungkan, muncul sebagai tidak adil dan penipu. Bukankah tidak ada lagi suatu ketidakadilan yang lebih besar dari pada ia harus melemparkan rupa Al-Masih kepada yang orang lain, yang akan mati menggantikanNya, sedangkan korban itu sendiri tidak diberikan kesempatan mengatakan sesuatu tentang masalah itu. Dan tidak ada lagi penipuan yang lebih buruk dari pada Allah mengilhami para nabi bahwa Al-Masih akan datang menebus dunia dengan korban kematianNya, untuk mengangkat dosa mereka. Dan ketika saatnya tiba maka Dia harus mengubah rencanaNya, dengan mengijinkan orang lain dihukum mati tanpa dijelaskan penyebabnya, dan meninggalkan masyarakat dalam keraguan atas kejujuranNya? Bukankah jelas bagi anda bahwa seseorang yang salah dikorbankan sudah memenuhi dunia ini dengan jeritan ketidakbersalahnya sebelum ia di bunuh?

Ya, cerita seperti itu terlalu dangkal dan harus ditolak oleh mereka yang berpikiran sehat. Akibatnya, sarjana-sarjana Muslim yang dihormati sudah menolak cerita tersebut, dan yang paling berwibawa di antara mereka adalah Fakhr-Ed-Deen Al Razi. Dialah yang menyelidikinya secara mendalam, dan berkesimpulan bahwa itu adalah satu pemalsuan atau penyimpangan yang disengaja dari tradisi-tradisi yang sudah diterima. Bacalah komentarnya pada pokok ini yang merupakan tafsiran dari S.3 Al Imran 55.

PENGUBAHAN ALKITAB

Anda berkata dalam surat: "Saya yakin bahwa 'Isa (selamat sejahtera atasnya), ketika Ia mengetahui persekongkolan mereka untuk menyalibkanNya, Ia 'meninggalkan kitabNya di bumi.' Pada waktu seseorang yang mirip dengannya disalibkan, tentunya semua buku-buku itu telah dibakar. Sehingga orang-orang tertentu menuliskan kembali apa yang mereka ketahui, dengan menambah banyak hal lain yang dari khayalan mereka. Inilah yang menjelaskan kepada kita tentang adanya Injil yang banyak itu, yang berbeda satu dengan lainnya. Sebaliknya Al Qur'an tidak terpisah-pisah dan tidak diubah. Demikianlah kitab Taurat telah diubah karena bukan lagi seperti yang diturunkan pada Musa."

Saya tidak akan mendebat anda dengan mempersoalkan bahwa Al Qur'an juga terpisah-pisah dan sudah diubah; hal mana bukanlah urusan saya. Tetapi, pertama sekali saya mempunyai hak mendasar untuk bertanya kepada anda tentang buku-buku mana yang telah dibakar secara keseluruhan? Kalau anda menunjuk pada kitab-kitab Injil, maka ini adalah suatu ketidakmungkinan karena kitab-kitab itu sendiri pada saat itu belum ditulis. Tetapi jika yang dimaksud adalah kitab Taurat, jawabannya juga tidak mungkin, karena kitab-kitab ini disimpan dengan penjagaan ketat ditempat-tempat sembahyang dan sinagoge. Saya tidak tahu apakah yang anda maksudkan secara hurufiah bahwa Al-Masih memiliki sebuah kitab yang ditinggalkanNya di bumi, jatuh ke tangan pembakar-pembakar kitab; atau mereka mengubah seluruh isi ataupun sebagian dari kitab itu.

Saya tidak berpendapat bahwa seorang Muslimpun di dunia ini akan sepaham dengan anda dalam masalah ini yang pada hakekatnya tidak dapat diterima akal sehat. Khususnya sejak Al Qur'an, umat Muslim menyaksikan kejujuran kitab Injil, dengan berkata, "Katakanlah; Hai ahli kitab, kamu bukan atas suatu (kebenaran), kecuali jika kamu turut Taurat dan Injil dan apa-apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhan-Mu" (S.5 Al-Maidah 68). Dan, "Hendaklah ahli Injil menghukum menurut yang diturunkan Allah dalam Injil itu. Barangsiapa yang tidak menghukum menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang fasik" (S.5 Al-Maidah 47).

Jika kita menambahkan pada ayat-ayat ini perintah kepada Muhammad untuk percaya pada apa yang telah dituliskan dalam Alkitab (S.42 Asy-Syura 15) maka anda diperhadapkan dengan satu pertanyaan yang memalukan, katakanlah: Bukankah bahwa, setelah ratusan tahun setelah kenaikan Al-Masih ke surga, Allah harus memerintahkan Muhammad untuk mempercayai sebuah kitab yang cacad?

Saya berpendapat anda tidaklah terlalu dungu dengan kenyataan bahwa kaum Muslim pada setiap generasi dan umur didorong oleh Al Qur'an untuk mempercayai Alkitab. Karena dikatakan, "Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya (Muhammad) dan kitab yang diturunkan sebelum itu" (S.4 An-Nisaa 136). Dan, "Dia telah mengaturkan agama bagimu, sebagaimana telah diwasiatkannya kepada Nuh, dan yang kami wahyukan kepadamu, dan yang kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa, yaitu; Hendaklah kamu dirikan agama dan janganlah kamu berpecah-pecah dalam agama" (S.26 Asy-Syu'araa 13).

Jika kita teliti Al Qur'an secara mendalam maka kita akan temukan di dalam halaman-halamannya tidak hanya sepuluh kesaksian-kesaksian tentang pada kebenaran Taurat dan Injil tetapi juga beberapa janji dari Allah untuk memelihara FirmanNya, bebas dari pengrusakan dan pengubahan. Di antaranya adalah:

  • "Sesungguhnya telah Kami turunkan peringatan dan sesungguhnya Kami memeliharanya" (S.15 Al-Hijr 9).

  • "...Dan tiada engkau peroleh sunatullah itu berubah-ubah (bertukar-tukar)" (S.33 Al-Ahzab 62).

  • "Tidak adalah yang menukar kalimat Allah" (S.6 Al-An'am 34)

Dengan mengatakan bahwa Firman Allah telah diubah sudah merupakan satu pengakuan bahwa janji-janjiNya yang dituliskan dalam Al Qur'an untuk memelihara Firman tersebut telah gagal. Suatu hal yang tidak mungkin karena Allah yang setia dan adil itu mampu memelihara FirmanNya. Hal ini sungguh benar karena kesucian dan kebenaranNya menuntut demikian. Akhirnya, apa lagi yang dapat anda kemukakan dari Al Qur'an sedangkan Al Qur'an sendiri berkata, "Katakanlah: Maka kamu tunjukkanlah sebuah kitab dari sisi Allah, yang terlebih baik dari pada keduanya (Taurat dan Injil) = seperti dalam terjemahan Inggeris "Say, Bring a Book from God that gives better guidance than these (Torah and Gospel). (Jikalau ada) niscaya aku ikut akan dia, jika kamu orang yang benar" (S.28 Al-Qashash 49).

Sekarang dengan bersikap jujur kepada kebenaran, saya tidak dapat berbuat lain selain bertanya kepada mereka yang berpaham keras terhadap pengubahan dalam Alkitab untuk mengajukan bilamana pengubahan-pengubahan ini terjadi.

Jika pengubahan ini terjadi sebelum munculnya Islam, mengapa Al Qur'an sudah bersaksi tentang Alkitab, dengan membenarkan isi Alkitab itu dan menguji kebenarannya? Jika dugaan keras ini berubah dengan mengatakan bahwa hal itu muncul sesudah berkembangnya Islam maka pandangan ini juga tidak berlaku karena ada banyak sekali naskah Alkitab tersimpan dalam museum-museum mendahului datangnya Islam, yaitu tiga abad sebelumnya. Isi dari naskah-naskah itu tidak berbeda satu katapun dengan isi dari salinan-salinan yang sedang beredar sekarang ini.

Dalam kaitan inilah saya tidak dapat menahan diri lagi untuk bertanya seandainya memang baik bagi Al Qur'an untuk bersaksi tentang Alkitab mulia itu sebagai Kebenaran yang diturunkan oleh Allah untuk bimbingan manusia dan kasih karuniaNya dan sesudah itu berubah sikap terhadapnya? Dalam prakteknya, jika benar hal tersebut memang terjadi maka ini dapat diartikan bahwa Al Qur'an telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga Alkitab. Karena dikatakan: "Kami telah menurunkan kitab kepada engkau (ya Muhammad) dengan (membawa) kebenaran yang membenarkan kitab yang dihadapannya serta mengawasinya" (S.5 Al-Maidah 48).

Masih ada satu pertanyaan akhir tentang pokok ini: Apakah kedudukan mereka yang berpaham pengubahan dari kacamata faktor-faktor yang kokoh (diterima akal) yang telah mengakhiri perdebatan tentang Taurat yang sudah diubah itu? Tidaklah dapat diterima akal sehat untuk mengatakan, bahwa orang-orang Yahudi telah mengubahnya sebelum Al-Masih. Karena kalau memang demikian, Al-Masih tidak akan menguji ataupun mengutip darinya. Demikian juga tidak dapat diterima akal sehat pandangan yang mengatakan bahwa mereka telah mengubah ini sesudah Al-Masih. Karena tentunya akan ditentang oleh orang-orang Kristen. Sesungguhnya tidak mungkin kaum Yahudi dan Kristen bersepakat mengubah isi Alkitab. Pertama, karena kedua kaum ini saling berselisih, dan kedua karena Alkitab telah tersebar ke seluruh dunia dalam banyak bahasa. Berarti tidak ada kemungkinan untuk mengumpulkan semua salinan kitab yang tak terhitung jumlahnya itu untuk dipalsukan.

BANYAK KITAB INJIL

Pendapat Anda bahwa dengan adanya lebih dari satu Injil dan Surat membuktikan bahwa isinya telah diubah, sangatlah disesalkan. Nampaknya anda tidak menyadari bahwa keempat Injil, Surat-surat, kitab Wahyu dan kitab Kisah Para Rasul bersama-sama membentuk "Perjanjian Baru". Sebab itu dengan adanya sejumlah kitab dalam Perjanjian Baru tidak berarti bahwa Injil telah dipalsukan 114 SURAT DALAM Al Qur'an yang menyatakan bahwa Al Qur'an dipalsukan.

Appendix A. Bahan Kajian: MENGENAL KEBENARAN INJIL

Saudara yang budiman, kalau Anda sudah membaca buku ini, pasti Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

  1. Apakah pengertian anda atas S.10 Yunus 94?

  2. Apakah Al Qur'an menentang aliran Maryamisme yang sesat itu dan mengapa?

  3. Apakah Orang Kristen menerima atau menyangkal kepercayaan dan kesesatan pengikut Maryamisme ini?

  4. Apakah kritikan-kritikan tajam dari Al Qur'an atas kekafiran dan pemujaan kepada banyak allah (politeisme) diarahkan kepada umat Kristen atau penganut paham Maryam?

  5. Jelaskanlah perbedaan antara kepercayaan umat Kristen dan pengikut paham Maryam tentang Al-Masih.

  6. Jelaskan dalam arti apakah umat Kristen memandang Al-Masih sebagai "Anak Allah".

  7. Berikanlah beberapa pernyataan Al-Masih yang menegaskan keAnakkan-Nya secara illahi.

  8. Bentuk kelahiran apakah yang diartikan dalam S.112 Al-Ikhlash?

  9. Adakah Al-Masih sekedar seorang Nabi? Benarkah kita apabila menyejajarkan Dia dengan nabi-nabi lain?

  10. Tuliskanlah secara singkat pengertian anda tentang Ibrani 1:1-6 dan Mazmur 2:7

  11. Bagaimanakah penjelasan Al-Masih tentang perintah sehubungan dengan perceraian dalam Injil?

  12. Dalam kasus apakah Al-Masih mengijinkan perceraian?

  13. Apakah pengajaran Injil tentang minuman keras dan para pemabuk?

  14. Apakah perbedaan-perbedaan yang ada antara Al Qur'an dan Injil memberikan kita hak untuk mengklaim bahwa satu atau kedua-duanya telah diubah?

  15. Apakah kesaksian bangsa Yahudi yang diutarakan Al Qur'an sehubungan dengan penyaliban Al-Masih?

  16. Apakah kesaksian umat Yahudi sebagai satu-satunya bukti bagi penyaliban Al-Masih?

  17. Sebutkanlah beberapa nubuatan yang dihubungkan dengan kematian Al-Masih.

  18. Tanda apakah yang digunakan orang-orang Kristen mula-mula sebagai tanda pengenal?

  19. Apakah isi dari Kisah Para Rasul 2:22-24?

  20. Adakah Al-Masih menyatakan bahwa Dia akan disalib pada waktu Ia masih hidup? Dimana?

  21. Upacara keagamaan apakah yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Al-Masih untuk menyatakan kematian, kebangkitan dan kedatanganNya kembali?

  22. Adakah sesuatu dalam sejarah yang menyokong pernyataan Injil tentang penyaliban Al-Masih?

  23. Apakah nama kitab umat Yahudi yang kedua?

  24. Berapa banyakkah ayat dalam Al Qur'an yang menunjang kematian Al-Masih?

  25. Apakah yang merupakan bukti terkuat bagi kematian Al-Masih disalib?

  26. Siapakah yang meminta mayat Al-Masih pada Pilatus ketika Dia tergantung disalib?

  27. Apakah yang terjadi tiga hari setelah kematian Al-Masih?

  28. Apakah pengertian anda dengan ungkapan, "hanyalah seorang yang menyerupai dia yang diperlihatkan kepada mereka"?

  29. Siapakah sarjana Muslim yang menolak cerita "keserupaan" atau seorang pengganti yang telah disalibkan ganti Al-Masih?

  30. Adakah Al Qur'an menyaksikan kejujuran Injil?

  31. Adakah Al Qur'an meminta ahli kitab untuk melakukan apa yang terdapat dalam kitab-kitab hukumnya atau yang lain.

  32. Adakah Muhammad dan bangsanya diperintahkan untuk mempercayai Alkitab?

  33. Apakah pengertian anda tentang S.28 Al Qashash 49?

  34. Dapatkah Al Qur'an itu ada jika pernyataannya mengenai Alkitab itu berubah?

  35. Apakah mungkin untuk mengumpulkan semua salinan Alkitab dari seluruh penjuru bumi ini untuk diubah?

  36. Terdiri dari apakah isi Perjanjian Baru itu?

Tekan di sini untuk kirim jawaban Anda lewat email atau alamatkan surat Anda kepada:


The Good Way
P.O. BOX 66
CH-8486 Rikon
Switzerland

www.the-good-way.com/id/contact/